NovelToon NovelToon
Bucin Tolol

Bucin Tolol

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Konflik etika / Selingkuh / Cerai / Keluarga / Suami Tak Berguna
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: LaQuin

Adaptasi dari kisah nyata sorang wanita yang begitu mencintai pasangannya. Menutupi segala keburukan pasangan dengan kebohongan. Dan tidak mau mendengar nasehat untuk kebaikan dirinya. Hingga cinta itu membuatnya buta. Menjerumuskan diri dan ketiga anak-anaknya dalam kehidupan yang menyengsarakan mereka.

Bersumber, dari salah satu sahabat yang memberi ijin dan menceritakan masalah kehidupannya sehingga novel ini tercipta untuk pembelajaran hidup bagi kaum wanita.

Simak kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaQuin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12. Merajuk Lagi

Bab 12. Merajuk Lagi

POV Lola

Nggak di sangka aku hamil. Bagaimana ini?

Ada rasa bahagia juga takut yang datang bersamaan. Bahagia karena ini bukti cinta aku dan Jemin. Dan artinya, nggak lama lagi kami akan terikat erat dalam hubungan pernikahan. Tetapi aku juga takut. Takut Jemin nggak mau menerima kehadiran buah cinta kami.

Aku mencoba menghubungi Jemin selama dua hari ini. Sejak pulang dari kerja waktu itu, sampai di rawat di klinik dan di bawa pulang ke rumah Airin kemarin malam, aku nggak mengabarinya sama sekali. Keesokan paginya pun,, masih belum bisa mengabari karena handphone ku di simpan Umi.

Setelah pulang dari klinik. Aku benar-benar di suruh istirahat sama Umi Baru lah pagi ini aku bisa mengabari Jemin. Tapi dia nggak mengangkat teleponku. Pesan ku pun belum di baca sama dia. Kemana ya dia? Apa masuk shift pagi?

"La sarapan dulu." Ujar Umi.

"Ya Mi."

Lekas ku sembunyikan handphone ku dan beranjak bangun. Selagi Umi nggak membahas apapun, aku pun diam saja. Cari aman.

"Bos mu sudah di kasih tahu kamu sakit La? Surat keterangan dari klinik ada itu di atas meja di kamar Umi kalau mau di kasihkan ke tempat kerja mu."

"Iya Umi. Rencananya siang nanti Lola mau anter ke tempat kerja."

"Ngapain kamu yang anter. Kan kamu yang kurang sehat. Suruh Jemin aja. Sekalian Umi mau bicara sama dia."

"Emm, Jemin mungkin kerja Mi. Dari tadi Lola coba hubungi juga nggak bisa."

"Hmm, ck! Nanti biar Airin saja yang antar. Tunggu Selvia pulang sekolah dulu. Jam 10 biasanya sudah pulang. Kamu makan dulu. Terus jangan lupa minum vitamin yang dari klinik tadi malam. Umi mau lihat Ragil dulu."

"Iya Mi."

Kangen Jemin. Baru 2 hari disini rasa seminggu. Aku nggak betah. Walau disini makan ku terjaga, tapi lebih enak di rumah sendiri. Mau apa aja bebas rasanya.

Apalagi aku malu kalau ketemu Bang Herlan. Meskipun suami sepupu ku itu nggak banyak bicara, tapi sikap dinginnya membuat aku nggak nyaman.

Tenaga ku mulai terisi. Mungkin karena istirahat yang cukup juga makan ku di jaga oleh Umi.

Selesai makan, aku mencoba menghubungi Jemin kembali. Tapi kali ini nggak tersambung sama sekali. Terus memanggil tanpa berubah ke dering.

Ada apa ini? Padahal tadi masih tersambung walaupun nggak di angkat.

Ku coba mengirimkan pesan lagi. Dan hasilnya membuat jantungku berdebar nggak tenang. Hanya centang satu, yang sebelumnya pun nggak di baca.

Rasa cemas ku mulai menghantui. Ku yakin Jemin marah lagi padaku karena nggak ada kabar sama sekali sejak kemarin. Kalau begini, bagaimana aku bisa membujuknya lagi? Sedangkan Umi masih menahan ku untuk nggak keluar rumah dulu.

Aku bingung. Aku takut Jemin memutuskan hubungan kami. Lalu bagaimana nasib bayiku ini? Bahkan Jemin belum tahu keberadaannya dalam perut ku ini.

"Assalamualaikum..."

Airin pulang. Suara salam Selvia keponakan ku terdengar sampai ke dapur sini. Muncul ideku untuk minta tolong kepada Airin. Aku pun bergegas menghampiri sepupu ku itu.

"Rin, sini sebentar."

"Apa La?"

"Minta tolong anterin surat ijin ku ke tempat kerja ya, tapi aku ikut juga."

"Lah, bukannya nanti malah di kira kamu nggak sakit?"

"Aku nunggu di tempat lain. Soalnya aku... emm, bosan di rumah. Mau lihat-lihat suasana luar."

Nanti saja kalau sudah di luar, akan ku bujuk Airin untuk mencari Jemin. Kalau disini, ada Umi. Aku nggak enak.

"Mana suratnya?"

"Mau di antar sekarang?"

"Sekarang saja. Kalau agak siang lagi takut nggak sempat kalau Abang istirahat dan pulang ke sini."

"Sebentar aku ambilkan sekalian bersiap."

Aku segera masuk ke kamar Umi. Merapikan sedikit penampilan ku dan mengambil dompet serta handphone ku. Lalu memasukannya ke dalam tas kerja yang biasa aku pakai.

Nggak sempat dandan, hanya bedak tipis dan sedikit lipstik. Jauh dari penampilan aku yang biasanya. Nggak cantik, tapi apa boleh buat. Sedang buru-buru sebelum Airin berubah pikiran.

"Yuk Rin!"

"Loh, mau kemana?"

Umi muncul dari arah dapur.

"Titip Ragil sama Selvia ya Umi. Mau antar surat Lola dulu ke tempat kerjanya." Jawab Airin.

"Kamu ikut La? Nanti malah sakit lagi?"

"Nggak apa-apa Umi, sekalian cari angin."

Kilah ku, yang ingin mencari Jemin sebenarnya.

"Hmm, ya sudah."

Berhasil! Tinggal membujuk Airin saat di jalan nanti.

Aku dan Airin pun pamit. Kemudian sepeda motor yang kami kendarai mulai meninggalkan halaman rumah dan menuju ke jalan besar.

"Airin, aku mau minta tolong." Kataku saat di jalan ini.

"Kenapa lagi La?"

"Jemin nggak bisa di hubungi dari kemarin. Telepon nggak di angkat, pesan pun nggak di baca apalagi di balas. Aku mau minta tolong bantu cariin dia. Dia belum tahu aku hamil anaknya. Aku takut kalau..."

"Kita cari sampai ketemu! Dia harus tanggung jawab karena sudah merusak kamu! Katamu selama ini kalian berpacaran sehat? Sehat ya La kamu dan janin mu. Jangan sampai kalian sakit si Jemin itu malah senang-senang di luar sana."

Sindiran Airin pedas. Tapi ya, aku juga yang salah sudah berbohong padanya. Namanya juga cinta. Semua ngalir begitu saja.

Aku turun sebentar nggak jauh dari tempat kerja ku. Airin mengantarkan surat keterangan dokterku kesana dan menitipkannya kepada Yuni. Setelah itu, ia kembali datang menjemput ku.

"Sekarang kita kemana?" Tanya Airin.

"Coba ke jalan Merdeka. Ke rumah temennya."

Aku lalu mengarahkan Airin menuju rumah Bayu. Kami hanya lewat depan rumahnya. Karena ku lihat nggak ada motor Jemin di depan rumah Bayu. Kemudian, kami ke rumah Jemin. Hasilnya pun sama, nggak ada motor Jemin di halaman rumah itu.

"Kenapa hanya melihat motornya aja nggak cari orangnya sih?!"

"Kalau ada motornya, pasti ada orangnya. Kita nggak usah repot bertanya." Jawab ku.

Kami melanjutkan pencarian, kali ini di tempat kerjanya. Kalau disini aku nggak bisa mengandalkan mencari motornya saja. Karena basement hotel banyak kendaraan motor yang harus ku periksa. Akhirnya aku bertanya kepada satpam yang berjaga.

"Permisi Bang. Kenal Jemin?"

"Ya, kenal. Anak bagian PA kan?"

"Iya Bang. Kira-kira dia hari ini kerja nggak Bang?"

"Selama saya jaga dari pagi, belum ada lewat sih. Mungkin masuk sore atau malam. Coba di telepon aja Mbak."

"Iya Bang, makasih."

Kalau bisa di telepon, aku nggak mungkin repot-repot mencarinya sampai kesini kali Bang.

"Cari kemana lagi La?" Tanya Airin.

Aku diam sebentar.

"Coba kamu yang telepon Jemin Rin?"

"Iiih ogah!!"

"Bukan gitu. Soalnya kalau aku yang telepon, nomornya nggak bisa di hubungi. Sampai sekarang pun pesanku masih centang satu."

Airin menatap ku seperti tampak berpikir.

"Ya sudah, sini cepetan!"

Ku berikan nomor Jemin kepada Airin. Airin pun menambahkan kontak Jemin pada aplikasi hijau di handphonenya. Kemudian ia mencoba meneleponnya.

"Tuuut....! Tuuut!"

Tersambung dengan tulisan berdering. Jadi Jemin memblokir nomorku?!

Jantungku berdebar nggak menentu. Selama ini jika Jemin marah, ia nggak pernah memblokir nomor ku. Namun baru aku ketahui ia telah memblokirku. Apa separah itu dia marah padaku karena aku nggak memberi kabar padanya? Atau jangan-jangan....?! Nggak!! Nggak boleh!! Aku nggak mau!!

Air mataku mulai menumpuk di pelupuk mata membayangkan hubungan kami yang berakhir sepihak. Hatiku sedih dan sakit, belum lagi rasa rindu yang menyiksa.

Airin menatapku dengan handphone yang berada di telinganya. Keningnya berkerut melihat air mata ku luruh ke pipi ku.

"Halo!"

Itu suara Jemin yang di loudspeakers kan sama Airin.

"Halo, Jemin?!"

"Ya, siapa ya?"

"Ini Airin. Kamu dimana? Aku di rumahmu sekarang sama Lola. Kalau kamu nggak nongol cepat, aku akan berbicara sama Mama mu."

Kluk!

Airin mematikan panggilan secara sepihak.

Apa yang Airin lakukan? Masih belum paham aku sama jalan pikirannya. Padahal kami masih di sekitar hotel. Tetapi dia mengatakan kami di rumah Jemin.

"Hapus air matamu. Lelaki seperti dia nggak pantas kamu tangsi. Sekarang kita ke rumahnya. Kalau dia nggak datang, terpaksa aku kasih tahu Mamanya soal kehamilanmu!"

Ah, bagaimana ini? Apa nanti Jemin akan lebih marah lagi? Tapi Jemin memang harus tahu aku sedang hamil. Dia nggak boleh mutusin aku gitu aja. Maafkan aku harus pakai cara seperti ini. Tapi aku nggak mau hubungan kita berakhir. Kamu harus dengar dulu alasan ku nggak bisa menghubungi mu beberapa hari ini. Dan aku mau kita membesarkan anak ini bersama-sama.

Aku menurut kepada Airin. Ku hapus jejak-jejak air mata yang masih tertinggal. Dan kembali naik ke motor, duduk di belakang. Kami pun meluncur menuju rumah Jemin.

Bersambung...

Jangan lupa dukung Author dengan like dan komen ya, terima kasih 🙏😊

1
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
kurang baik apa umi&Airin ngurusin mu Lola JD harus nurut skrg
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
mahal mana sama paket data jemin?
💜Bening🍆
nah kan ujung2nya apa2 pasti ngerepotin keluarga... tp klo di nasehati n di ingetin keras kepala banget berasa bener sendiri.. berasa bisa sendiri gk butuh keluarga...
A͜͡ⁿᵘ Jesslyn Kim🐼
Emak2 jajan sambil ghibah🤣🤣
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
udh mulai curiga nih Airin sama keuangan lola
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
palagi kalo pedess puoolll
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
begitulah manusia, kalo pegang uang sering bablasnya
💜Bening🍆
ketemu sama temen.. ngumpul n bercanda memang kadang bisa membuat kita sejenak melupakan keruwetan pikiran😂😂😂
mayan buat iklan biar gk sepaneng kebawa pikiran yg lg ruwet🤭🤣
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
calon bakul bubur jajan bakso
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
heh mau kamu krja 24 jm tp gada pembeli juga percumaa, kalo modalnya sombong
A͜͡ⁿᵘ Jesslyn Kim🐼
di kira jualan itu mudah
💜Bening🍆
hidup itu gk semudah yg kamu bayangkan lola.. tp bkn berarti allah mempersulit hidup hambanya.. hanya saja jgn suka menyepelekan atw menggampangkan.. bertanggung jawab dgn baik.. taati tatanan yg ada dan bijaklah agar jln hidupmu terasa lbh nyaman
A͜͡ⁿᵘ Jesslyn Kim🐼
typo apa gimana ini Thor 🤭🤭
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
jangan sering² beli makanan diluar lol lebih baik masak sendiri biar hemat.
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
trs aja berbohong la nanti juga bakalan ketahuan kalau itu duit gadaian rumah.
A͜͡ⁿᵘ Jesslyn Kim🐼
Si Jemin tuh pasti yang ambil. lagian pada males semua 🙈
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
kalau uang nya habis pasti deh nginjem ke saudara kan dia blm bisa bekerja
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
baru sadar..? yg manis pas pacaran aja belum tentu tetep manis pas udah nikah. apalagi ini toxid
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
suami gak peka harusnya khawatir dong kalau Lola muntah malah diem aja
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
status suamik, tanpa peran maksudnya?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!