Setelah melewati pernikahan selama empat tahun, semia kebahagiaan seakan sirna hanya karena belum bisa menghadirkan buah hati yang diidamkan oleh keluarga besar mereka. Terutama keluarga besar suaminya Jayandru Kertanegara
Ditambah lagi kesibukan mereka berdua yang makin menggila, pernikahan yang dulunya penuh cinta bisa terasa hampa.
Belum lagi keinginan Mama Jayandru yang menginginkan mantan kekasih Jayandru yang dulu menjadi istri putranya.
"Dia bisa memberikan Dru, anak, Nara. Keluarga Dru butuh pewaris."
**semoga suka, ya**
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
I 'm a lucky man
Kenapa kamu ngga ngabari mami kalo mau nyusul Jayandru, Nara? Kamu pikir Jayandru lagi santai santai? Dia kerja Nara. Kerja buat kamu. Malah kamu gangguin. Kamu pernah.kepikiran ngga, sih, sebelum nyusul?
Miscall from Mami Adel
Kenapa pesan mami ngga dibaca dan telpon mami ngga diangkat? Mami harap setelah ini kalo kamu mau nyusul Jayandu, konfirmasi ke mami dulu. Mami hanya ngga mau kerjaan Jayandru terganggu. Dia lagi ngerjain tender sangat besar, Nara. Kamu tau, kan, berapa besarnya uang yang digelontorkan. Kalo Jayandru ngga konsentrasi, proyeknya bisa gagal dan Jayandru harus menggantinya. Belum lagi harus membayar pinalty. Kerugiannya akan berlipat lipat.
Miscall from Mami Adel.
Nara merasakan perasaan yang sangat ngga nyaman saat membacanya. Juga sakit dan nyeri. Hatinya seperti ditusuk oleh benda kasat mata yang sangat tajam.
Melihat Nara yang murung saat membuka ponselnya, Jayandru memilih inisiatif lain.
Dia sudah membaca pesan pesan itu sebelum Nara. Dia menyesal, harusnya pesan pesan.ngga penting itu dihapus saja sebelum dibaca istrinya.
Jayandru segera membereskan pakaian pakaian mereka ke dalam koper.
Nara menoleh karena melihat kesibukan suaminya.
"Kita pindah hotel. Aku masih sehari lagi di sini. Besok sore kita baru kembali ke Jakarta," ucap Jayandru tanpa ditanya.
Nara tercengang mendengarnya.
"Ada hotel lain juga di sini dengan pemandangan yang bagus dan lebih mewah." Jayandru memberikan tas kecil Nara yang langsung menerimanya.
Nara mengangguk. Dia mengusap cepat air matanya yang hampir luruh.
Mami memang sangat keterlaluan. batin Jayandru kesal.
Jayandru menghela nafas. Dia mendekap tubuh istrinya.
"Biarkan saja, ngga usah ditanggapi," bujuknya lembut.
Nara ngga protes. Hanya saja dia mulai merasa nyaman lagi dengan sikap Jayandru yang membelanya dari maminya. Walau cacat perselingkuhan Jayandru mulai terkuak samar.
"Ayo."
Nara mengangguk lagi.
"Pesan mami ngga usah dipikirkan, ya," ucapnya lagi.
Saat melewati kamar Monica, Nara sempat melirik.
"Dru, kalian janjian menginap di hotel ini?" Tatapan Nara menuntut kejujuran suaminya.
"Mami memberitau hotel yang aku pilih saat pindah dari hotel sebelumnya padanya." Mereka sekarang berada di dalam lift.
"Oooh."
"Maaf," ucap Jayandru lagi. Sekarang dia sangat takut kalo Nara tau apa yang sudah dia lakukan bersama Monica.
Dalam hati dia mengutuk ketololannya. Walau hanya kissing, dia sudah melakukan pengkhianatan.
Nara hanya tersenyum.
Mobil yang dipesan Jayandru sudah datang. Dia memesan hotel yang sedikit lebih jauh dari tempat kerjanya.
Jayandru bertekat akan mengembalikan kepercayaan Nara lagi padanya.
Ngga beberapa lama mobil mereka tiba di hotel yang dimaksud Jayandru.
"Anggap ini bulan madu kita lagi," tawa Jayandru ketika membuka pintu kamar hotel.
Nara tersenyum. Sudah lama juga mereka tidak menyisihkan waktu berdua begini.
Jayandru menge cup bibirnya lembut dan melepaskannya bersanaan dengan pintu lift yang terbuka.
*
*
*
Jayandru benar. Hotel ini memiliki pemandangan yang lebih bagus dan hotel ini juga lebih mewah.
"Kamu temani aku rapat dulu, ya. Setelah itu kita berenang."
Nara tersenyum
Tadi Nara sudah melaksanakan lagi kewajibannya sebagai istri. Mereka sudah cukup sering melakukannya.
Harapan Nara, dia akan cepat hamil untuk memupus omelan omelan mami mertuanya.
Dalam rapat ini Nara bertindak jadi asisten Jayandru. Asisten Jayandru diistirahatkan lagi.
"Tenang, sayang. Gajimu tiga kali lipat dari Onel," tawa Jayandru ketika Nara memprotesnya. Onel, laki laki muda berusia dua puluhan adalah asisten Jayandru. Dia lebih suka menggaji asisten laki laki untuk menemaninya tugas keluar kota ataupun ke luar negeri
Nara balas tertawa. Padahal bukan itu maksudnya. Jayandru sudah memberikannya lebih dari itu tanpa dia melakukan pekerjaan ini. Dia hanya merasa sungkan bertemu dengam klien klien Dru. Untungnya kali ini tidak ada Monica. Hal ini sedikit melegakan perasaannya.
Jayandru tentu punya pertimbangan lain kenapa mempercayakan Nara. Selain mengenalkan Nara sebagai istrinya, juga untuk menunjukkan kualitas Nara.
Untuk pekerjaan sepenting ini. Nara menguasai tiga bahasa asing, Inggris, Jepang dan Prancis. Jayandru memiliki klien dari ketiga negara tersebut.
Selesai meeting beberapa klien ada yang bertanya tentang siapa Nara.
"She's my beloved wife."
Klien klien yang sebagian besar dari luar negeri itu tersenyum dengan tatapan kagum.
"You're a lucky man, Mr. Jayandru. She's very clever."
"And very prettier," kelakar salah satu klien itu kemudian tertawa bersama klien klien yang lain.
Jayandru juga tertawa sambil menatap istrinya
"Of course. I 'm a lucky man in the world. I love her so much."
Wajah Nara memerah mendengar ucapan yang mengandung pujian itu dari bibir Jayandru. Tatapan laki laki ini sangat lekat dan dalam.
Klien klien Jayandru tertawa lepas, seolah mengakui kebenaran ucapan Jayandru tentang istrinya.
*
*
*
Monica dan Marlo yang baru saja keluar dari kamarnya bermaksud ke kamar Jayandru. Kaget melihat pegawai kebersihan yang berada di kamar Jayandru.
"Mami, Papi Dru sudah pulang?" tanya Marlo heran karena tidak melihat keberadaan Jayandru.
Monica ngga menggubris pertanyaan putranya, dia sudah lebih dulu telanjur shock karena Jayandru sudah meninggalkan kamar hotel tanpa memberitaunya.
"Maaf, Kak. Tamu di kamar ini sudah check out?"
"Sudah, bu."
Monica mematung sesaat. Rencananya membawa Marlo agar rencananya bisa bersama Jayandru berhasil, malah dihadapkan kenyataan yang tidak dia sangka sangka.
Jayandru membawa Nara pergi...!
Sebesar itu cintanya pada Nara?
Tangan Monica mengepat erat. Dia menggelengkan kepalanya.
Tidak! Dia ngga akan melancarkan usaha Jayandru untuk kembali ke istrinya lagi. Tidak akan pernah!
Monica tersenyum miring.
Setelah menikah saja Jayandru masih mau menci um bibirnya. Bahkan mere mas dadanya. Bagaimana kalo Nara tau? Pasti Jayandru ngga akan dimaafkan oleh Nara.
*
*
*
"Masih bersama Dru, Nara?" Mamanya menelponnya ketika Nara dan Jayandru baru saja tiba di kamar hotel.
"Masih, mam." Nara tersenyum sambil membalas tatapan Jayandru.
"Mam, nanti Dru ganti tiketnya," timbrung Jayandru membuat mamanya tertawa. Nara juga tertawa.
"Ngga usah. Itu hadiah dari mama dan papa."
"Makasih, ya, mam. Makasih juga sama papa." Jayandru merasa sangat bersalah karena mama dan papa Nara sangat baik padanya. Beda dengan sikap maminya pada Nara.
"Sama sama." Tawa Mama Nara- Syaila masih terdengar berderai lagi.
"Nanti beliin mami kerupuk khas sana saja, ya, oleh olehnya," todong Mama Nara lagi.
"Siap, mam," jawab Jayandru cepat.
Nara selalu berharap bisa seperti ini juga dengan mami mertuanya. Tapi kelihatannya sangat sulit.
Setelah mengakhiri telpon maminya, Jayandru kembali memeluknya.
"Aku mau makan kamu lagi," bisiknya tepat di telinga Nara.
Nara jadi merinding mendengarnya. Setelahnya mereka kembali larut pelukan dan ci uman yang panas.
Bisa ga sih kak Author Monica di culik Andi di bawa pergi yg jauh ke segitiga Bermuda kek, lagian Andi sama Monica juga masih suami istri,
bikin juga Adel jantungnya kumat, stroke, biar mulutnya menyon ga bisa ngomong lagi.
Kasihan Nara tertekan karena punya Mertua GILA PARAH
waspada Jayandru, Andy mengincar istrimu
kasih nara thor jahat sekali mami dru huhuhu
nanti sangat menyesal klo kehilangan nara..
kan yg salah monica sendiri menolak ndru ..
mama adel mau nggak ya kira2 punya madu..papanha ndru nikah lagi🤔