NovelToon NovelToon
Dikala Cinta Menyapa

Dikala Cinta Menyapa

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Pernikahan Kilat
Popularitas:920
Nilai: 5
Nama Author: Phoenixsoen

Hari ini adalah hari pernikahanku, ya aku akan menikah dengan pemuda yang baru kukenal sebulan lalu. Seorang pemuda tanpa identitas yang kutemui dijalan saat hendak pulang dari desa sebelah setelah mengantar pesanan ayam kepada pelanggan di desa sebelah. Aku menolongnya karena kasihan melihat kondisinya yang berantakan dengan pakaian yang compang camping dan di penuhi luka di tubuhnya. Aku menikahinya karena terpaksa atas permintaan ibu tiriku agar aku tidak menjadi duri dalam pernikahan saudari tiriku Ayana dan kekasihnya Hendrik, meski berat untukku menikahinya tapi aku terpaksa menyetujuinya agar aku tidak diusir dari rumah ayahku yang kutinggali sejak kecil dan agar aku bisa merawat ayahku yang sakit. Akankah pernikahan ini berakhir bahagia ataukah akan menjadi neraka kedua untukku?! Ayah sanggupkah aku menjalani semua ini!? Semoga keputusan ini bukanlah keputusan yang salah untuk kebahagian semua orang. Semoga suamiku akan menjadi suami yang baik untukku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phoenixsoen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Kasus ini pun di serahkan ke kepolisian untuk di selidiki, dan polisi segera bergerak untuk mengumpulkan bukti-bukti dan menyelidiki siapa pelaku di balik aksi itu. Kasus tentang ledakan di kantor juru bicara ke presidenan pun banyak di liput di berbagai media dan publik di buat heboh dengan kemunculan berita itu. Polisi pun datang ke rumah sakit untuk menanyai para staff yang menjadi korban dari ledakan tersebut, termasuk Joon Gi yang. Joon Gi pun dimintai keterangan atas peristiwa tersebut, Joon Gi mengatakan kepada polisi bahwa dia mendapat telpon ancaman dari seseorang dengan mengatakan bahwa akan bom di kantornya. Dan tidak lama setelah itu bom pun meledak dan membakar kantornya.

"Sayang apa mungkin pelakunya adalah orang yang sama dengan yang menculik ku waktu itu" Min A bertanya karena khawatir akan terjadi sesuatu yang lebih buruk.

"Sepertinya memang begitu, tapi apa kamu ingat bagaimana ciri-ciri orang itu?" Tanya Joon Gi memastikan.

"Dia tidak terlalu tinggi, memiiki emosi yang meledak-ledak dan sepertinya dia memiliki warna mata yang berbeda" ucap Min A menjelaskan.

 Setelah beberapa hari di rawat rumah sakit akhirnya Joon Gi pun di perbolehkan untuk pulang ke rumah dan menjalani rawat jalan. Semua media masih memberitakan peristiwa ledakan itu dan semua platform online pun masih ramai membicarakan peristiwa itu. Seok Jin yang khawatir datang untuk berkunjung dan melihat kondisi sahabatnya.

"Apa yang sebenarnya terjadi?! Kenapa semua media heboh memberitakan peristiwa itu?! Siapa yang sudah melakukan semua ini padamu?! Apa kamu terluka parah?! Baru beberapa hari tidak bertemu, kamu sudah membuat heboh satu negara" Seok Jin bertanya tanpa jeda sampai membuat Joon Gi tidak bisa berkata-kata.

"Sabar bro, kalau mahu tanya satu-satu dulu, bagaimana bisa aku menjawab kamu sekaligus begitu" ucap Joon Gi merasa jengah dengan pertanyaan Seok Jin.

"Lalu apa yang sebenarnya terjadi dengan kantor kamu?!" 

"Aku mendapatkan ancaman dari penelpon yang waktu aku kasih kamu nomornya untuk kamu lacak. Aku sudah 2 kali mendapat telpon itu dan kali ini dia mengancam dengan bom, walau daya ledaknya kecil tapi tetap saja berbahaya dan melukai semua staff di kantorku" ucap Joon Gi menjelaskan.

"Terus kamu tahu siapa kira-kira orang itu?" Tanya Seok Jin yang penasaran.

"Entahlah, tapi Min A bilang orang itu memiliki mata yang berbeda warna dia juga memiliki masalah pengendalian emosi dan sepertinya dia memiliki dendam dengan aku" Joon Gi menerangkan.

Peristiwa itu justru malah di manfaatkan oleh Kim Kyung Ho untuk kepentingan politiknya. Dia melakukan konferensi pers di kantornya untuk menarik simpati dari masyarakat.

"Saya Kim Kyung Ho ayah dari juru bicara kepresidenan Kim Joon Gi merasa prihatin dengan peristiwa yang menimpa anak saya. Saya merasa bahwa hal ini adalah upaya lawan politik saya untuk bisa menjatuhkan saya dan membuat saya mundur dari pencalonan saya sebagai presiden berikutnya. Saya sangat menyayangkan peristiwa ini harus terjadi di tengah isu politik yang kian memanas, saya berharap bahwa peristiwa ini tidak akan pernah terjadi lagi....." ucap Kim Kyung Ho dalam pidatonya.

Melihat berita konferensi pers itu tentu membuat Joon Gi merasa geram melihat tingkah ayahnya dia pun mendatangi rumah ayahnya.

"Apa yang ayah lakukan?! Kenapa ayah malah merilis pernyataan itu tanpa bertanya kepada ku lebih dahulu. Hal ini tidak ada sangkut pautnya dengan politik ayah, ataupun lawan kandidat lainnya. Ini adalah masalah aku dan ayah tidak perlu ikut campur atau merilis pernyataan apapun jika ayah tidak ingin malu di hadapan publik. Mulai hari ini jangan pernah mencampuri lagi urusan pribadiku" ucap Joon Gi kemudian pergi meninggalkan ayahnya sendiri.

Joon Gi pun segera menuju ke kantornya untuk bekerja, setelah sampai di kantor dia di sambut meriah oleh rekan kerja dan para staff karena telah kembali bekerja.

"Selamat datang kembali pak jubir Kim" semua orang menyambutnya dan meniup terompet tanda selamat datang.

"Apa yang kalian lakukan di jam kerja kantor" ucap Joon Gi merasa heran.

"Kami menyambut Bapak karena sudah beberapa hari Bapak cuti karena sakit" ucap Ahn Guk Tae.

"Jangan buang-buang waktu, cepat adakan konferensi pers untuk menanggapi isu teroris soal ledakan beberapa waktu lalu. Dan undang beberapa media yang dapat menyampaikan fakta" ucap Joon Gi dengan tegas.

"Tapi bukankah ayah Anda sudah memberikan pernyataan pada pers. Jika kita mengadakan konferensi pers itu berarti kita membantah pernyataan ayah Anda" ucap Dong Min.

"Peristiwa ini memang tidak ada sangkut pautnya dengan politik ayah ku, karena ini semua adalah masalah pribadiku dengan si pelaku karena dia dendam padaku" ucap Joon Gi.

Konferensi pers pun diadakan secara mendadak dan semua media yang terkait di undang untuk mengklarifikasi berita yang telah beredar di masyarakat. Joon Gi membantah semua yang telah di katakan oleh ayah dalam konferensi ayahnya yang sebelumnya. Joon Gi mengatakan bahwa masalah itu tidak ada sangkut pautnya dengan politik ayahnya dan hanya masalah pribadi antara dirinya dan si peneror. Konferensi pers pun berakhir dan semua wartawan membubarkan diri.

Setelah konferensi pers berakhir kantor Joon Gi mendapat telpon dari seseorang dan telpon itu di angkat dan di terima oleh Ahn Guk Tae.

"Halo dengan kantor jubir kepresidenan dengan siapa saya bicara" ucap Ahn Guk Tae. Namu si penelpon tidak menjawab dan hanya mengakan beberapa kata saja.

"Tolong katakan pada Kim Joon Gi kalau 'dia masih hidup'" ucap pria ditelpon kemudian menutup telponnya

Joon Gi pun kembali ke kantornya dengan cepat Ahn Guk Tae menuju ke ruangan Joon Gi untuk melapor. Diam-diam Dong Min mengambil sebuah notes yang ada di meja Guk Tae untuk melihat isi pesannya.

"Maaf pak, barusan ada yang telpon dan meminta saya untuk menyampaikan pesan ini pada bapak" Guk Tae pun menyerahkan secarik kertas pada Joon Gi. Joon Gi membaca pesan itu dan seperti tahu apa maksud dari pesannya.

"Siapa yang menelpon tadi?" Tanya Joon Gi.

"Saya tidak tahu pak, tapi ini adalah nomor dari penelpon itu" Guk Tae pun memberikan nomor yang menelpon itu.

Joon Gi langsung meninggalkan kantor dan menuju tempat parkir, Joon Gi langsung menaiki mobilnya dan melaju dengan cepat. Dong Min yang mengetahui lokasi penelpon langsung menyusul dengan mobilnya. Dia merasa penasaran dengan apa yang di ketahui Joon Gi. Dong Min tiba lebih dulu di lokasi penelpon, saat Dong Min tiba dia melihat ada seseorang yang sedang berbicara dengan penelpon tadi.

"Apa kabar pak tua, lama tidak bertemu ternyata kau masih saja berada di tempat busuk ini" seringai Hyun Min.

"Joon Gi... apa yang kamu mahu dari aku?" Tanya Cho Yong Pil ketakutan.

"Ish.... ish... pak tua kau yang telah membuat aku hidup seperti ini. Kau yang membuat aku kehilangan semua milikku namaku, hartaku bahkan keluarga ku yang telah kau renggut dan kau berikan pada anak haram tua bangka itu Joon Gi... Joon Gi palsu yang menggantikan aku di rumah itu... " ucap Hyun Min.

"Aku sudah membiarkan hidup dan memberimu nama baru dan kehidupan baru kenapa kamu masih mengusik Joon Gi?" Tanya Yong Pil gusar.

Dong Min yang mendengar itu merasa kaget dan tidak percaya bahwa dia adalah Joon Gi yang asli yang telah membunuh kakak kembarannya ketika masih kecil. Dia pun pergi dari tempat itu dengan perasaan yang kacau. Sementara Hyun Min yang cekcok dengan Yong Pil merasa kesal dan memukul kepala Yong Pil dengan botol soju. Dan Yong Pil pun akhirnya terkapar tak sadarkan diri. Hyun Min pun pergi dari tempat Yong Pil dan meninggalkan Yong Pil sendiri di tempatnya.

Dong Min yang mengetahui kenyataannya merasa bersalah karena mengira Joon Gi yang dia kenal selama ini adalah orang yang telah menghabisi nyawa kakaknya dan beberapa anak panti asuhan lainnya. Sementara Joon Gi baru sampai di tempat Yong Pil segera menuju ke tempat pemancingan dan memasuki toko Yong Pil. Namun Joon Gi menemukan Yong Pil tidak sadarkan diri dan segera membawanya keluar dari toko. Tapi saat hendak keluar Joon Gi menyenggol lentera api yang ada di toko lentera itu pun jatuh dan api mulai menyebar membakar bangunan toko itu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!