NovelToon NovelToon
Janji Di Titik Surga

Janji Di Titik Surga

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Matabatin / Selingkuh / Pelakor / Dunia Lain / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:840
Nilai: 5
Nama Author: Ema Virda

Selama lima tahun pernikahan, Asha dan Fajar memiliki hubungan yang harmonis, saling mencintai dan saling mengerti satu sama lain.

Pernikahan mereka mulai retak, anaknya yang berumur satu tahun meninggal tanpa sebab.
Ujian dan cobaan rumah tangga Asha dan Fajar tidak hanya dari keluarga tapi juga gangguan gangguan makhluk halus. Di tambah saat Asha keguguran anak ke dua yang lagi lagi tanpa sebab.

Apakah mereka bisa menemukan jalan kembali ke titik surga untuk mempertahankan rumah tangga dan cinta mereka ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ema Virda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#14

Asha melihat makam yang ditutupi kain putih hitam kotak-kotak dan juga ada pohon beringin besar yang berselimut kain yang sama dengan makam. Di samping kanan kiri pohon beringin tua itu, terlihat seperti tumpukan batu batu yang menyerupai candi

kecil, dan di bawahnya berserakan bunga bunga yang menyebarkan bau harum.

Dia merasa seperti sedang berada di tempat yang tak biasa, tempat yang memiliki aura mistis yang kuat.

" Ko aku di sini ?"

Asha ingin kembali ke rumah, tapi saat berjalan malah dia berputar-putar di jalan itu dan kembali ke tempat semula.

" Ko pohon beringin ini lagi. Padahal aku tadi lewat jalan benar."

Asha panik, takut, dan tak bisa berpikir. Apa yang harus dia lakukan? Kenapa jalannya kembali lagi ke tempat tadi? Padahal ini masih siang hari, dan Asha tak mengerti apa apa. Dia merasa seperti sedang terjebak dalam mimpi buruk.

" Ya Allah. Mas Fajar, " Asha bergumam dengan ketakutan memanggil suaminya. Berharap bisa menghubungi Fajar dengan ponsel yang dia bawa. Walaupun pulsa datanya masih 200 rupiah. Mungkin bisa untuk telpon rumah. Harap harap cemas ternyata tak ada sinyal.

Asha mencoba lagi untuk ke tiga kali, dia berjalan menuju ke rumah berharap bisa menemukan jalan keluar dari tempat ini. Tapi setiap langkah yang dia ambil, sepertinya membawanya kembali ke tempat yang sama. Asha merasa seperti sedang berada dalam lingkaran setan, tak bisa keluar.

" Astaghfirullah, ko kembali lagi, " gumamnya dengan panik. Menoleh ke kanan ke kiri, berharap ada orang lain yang datang membantu.

Asha terdiam dan berdoa dalam hati, berharap ada keajaiban yang akan terjadi. Dia memohon kepada Tuhan untuk memberinya petunjuk dan membantunya keluar dari tempat ini. " Lailahailallah, lailahailallah… lailahailallah."

Tiba-tiba di belakang ada tangan yang menepuk bahunya. " Mbak Asha. Sampean lapo nang kene ? " Asha terkejut dan berbalik, ternyata seorang pria tua, memakai baju putih dengan kain putih kotak yang melilit di pinggangnya. Kain yang seperti ada di makam itu, tapi wajahnya sangat berseri dan indah walaupun ada guratan keriput di area netranya dan rambut cepak yang beruban.

Tapi Asha heran kenapa pria itu tahu namanya ? Tapi karena ketakutan dia tak mau bertanya lebih lanjut. Yang terpenting dalam benaknya, dia ingin cepat pulang sebelum suaminya sadar kalau dia tak ada di rumah.

Asha tak tahu apa yang harus dia katakan, dia hanya bisa menatap pria tua itu dengan netra yang penuh harapan. Asha bersyukur dalam hati bisa bertemu dengan orang lain. Tapi dia masih takut dan ada rasa cemas.

Dia bilang, "Pak, saya seperti nya tersesat. Saya berjalan ke arah saat saya datang. tapi saya kembali ke tempat ini lagi."

Pria itu tersenyum dan berkata, " Mbak Asha, ikut saya. Kita potong jalan saja."

Asha mengikuti pria tua itu. Mereka melewati makam makam yang batu nisannya terukir seperti arca, Dan badan makamnya tertutup dengan kain putih hitam kotak kotak.

Saat berjalan, Asha melirik ke arah makam yang paling ujung di belakang makam-makam yang lain. Dan makam yang paling tinggi batu nisannya tertutup kain hitam. Asha merasa seperti sedang melihat sesuatu yang tak biasa.

Makam itu terlihat seperti sebuah istana kecil, dengan batu marmer berwarna hitam yang tersusun rapi di sekelilingnya. Di atasnya, terdapat ukiran yang meliuk-liuk berwarna emas, seperti seekor naga yang sedang melilit sebuah mahkota. Asha merasa seperti sedang melihat sebuah karya seni yang sangat indah dan mahal.

Tapi yang membuat Asha merasa tak nyaman adalah kain hitam yang menutupi batu nisan makam itu. Kain itu terlihat seperti sedang menyembunyikan sesuatu yang tak ingin dilihat oleh orang lain. Asha merasa seperti sedang memiliki rasa ingin tahu yang sangat kuat, ingin mengetahui apa yang ada di balik kain hitam itu.

Saat Asha melihat makam yang memiliki aura mistis yang kuat. Dia merasa seperti sedang melihat sebuah adegan yang sangat dramatis. Seperti seorang Raja yang duduk di kursi singgasana yang mewah, dengan semua rakyat atau para abdi menunduk, menyembah raja itu layaknya seperti Tuhan yang dapat menolong mereka.

Asha merasa seperti sedang berada di dalam sebuah cerita dongeng, cerita tentang seorang raja yang sangat kuat dan berkuasa. Tapi Asha juga merasa seperti sedang berada di dalam sebuah cerita horor, cerita tentang seorang yang telah meninggal dan masih memiliki kekuatan untuk mengontrol orang lain.

Pria tua itu, sepertinya menyadari bahwa Asha sedang melihat makam dengan sangat tajam. Dia berhenti berjalan dan menatap Asha dengan netra yang penuh arti.

"Mbak Asha, mikirin apa ? Melihat apa ? "

Asha merasa seperti sedang tersadar dari sebuah mimpi. Dia berbalik dan menatap pria tua itu dengan mata yang penuh pertanyaan.

" Itu makam siapa Pak ? Kenapa beda dari yang lain ?" tanya Asha dengan suara yang hampir berbisik.

Pria tua itu tersenyum dan berkata, " Makam itu adalah makam seorang yang sangat berkuasa. Seorang yang memiliki kekuatan untuk mengontrol orang lain. Di makam itu terlihat sangat jelas kastanya. Mana yang keturunan bangsawan, abdi ataupun rakyat biasa."

" Ko bisa begitu ya Pak, makam ko dibeda bedakan ?"

" Agar pewaris nya tidak susah mencari kelurganya. Itu sudah menjadi turun menurun seperti adat dan tradisi."

Asha merasa seperti sedang mendengar sebuah cerita yang sangat menarik. Ternyata kasta masih berlaku di desa ini. Suatu golongan, tingkatan atau derajat seorang manusia dalam bermasyarakat. Biasanya yang dia dengar adalah bibit, bebet dan bobot. Dengan begitu mereka bisa memperlakukan orang yang berbeda golongannya dengan semena-mena dan bisa juga dapat membahayakan nyawa orang lain. Walaupun itu semua terjadi di zaman kerajaan.

Hanya mendengar cerita saja, Asha merasa seperti sedang berada di dalam sebuah dunia yang berbeda, terasa hawa dingin merinding di tekuk lehernya. Bulu halus yang berada di lengannya ikut berdiri, membuat Asha merasa seperti sedang berada di dalam sebuah situasi yang sangat menakutkan.

Netra Asha menangkap sosok hitam yang berdiri di makam tinggi itu. Sosok itu terlihat seperti sedang menatap Asha dengan mata yang tajam dan menembus.

Langsung pandangan Asha beralih ke arah belakang punggung pria tua yang menunjukkan dia jalan keluar.

Tapi saat dia melihat kembali ke arah makam tinggi itu, sosok hitam itu masih terlihat seperti sedang menatapnya. Asha berharap bisa segera menemukan jalan keluar dan meninggalkan tempat itu sebelum sesuatu yang buruk terjadi.

Pria itu sepertinya menyadari bahwa Asha sedang merasa tak nyaman. Dia menatap Asha dengan mata yang penuh arti.

"Mbak Asha, jangan terlalu memikirkan tentang hal-hal yang tidak penting. Kita harus segera meninggalkan tempat ini sebelum hari menjadi gelap."

Dari kata kata pria itu. Asha menyadari sesuatu hal yang aneh saat melewati makam. Tadi saat datang dan berdiri di depan pohon, dia melihat makam ini tidaklah terlalu panjang dan luas. Namun, saat melewatinya, kenapa jalan nya begitu sangat panjang dan lama ? Hingga hari sudah hampir gelap, sinar senja sudah mulai tampak.

Asha mengangguk dan berharap bisa segera meninggalkan tempat itu dan kembali ke rumah dengan selamat.

Lalu bertanya, "Bapak namanya siapa? Maaf saya belum tahu nama Bapak." Asha berusaha agar rasa takutnya tak menjalar.

Namun, pria itu tak berkata apa apa ataupun menjawab pertanyaan Asha. Dia hanya berjalan dan terus berjalan, dan lama lama jalannya begitu cepat seperti di buru buru oleh sesuatu. Sehingga Asha yang berjalan di belakangnya seperti berlari kecil agar tak tertinggal.

Asha merasa sedikit lebih tenang dengan adanya pria tua itu di sampingnya. Tapi dia masih penasaran, apa yang sebenarnya terjadi di tempat ini? Dan apa yang membuat dia tersesat? Asha berharap pria tua itu bisa memberinya jawaban. Tapi untuk sekarang, dia hanya bisa mengikutinya dan tak ingin kembali ke makam yang angker ini.

1
Valentino (elle/eso)
Aku yakin ceritamu bisa membuat banyak pembaca terhibur, semangat terus author!
robleis_XD
wah, jalan ceritanya bikin gue deg-degan 😱
Victor
🤔😭😭 Akhirnya tamat juga, sedih tapi puas, terima kasih, author.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!