Elangga Sky Raymond Wesley, seorang Badboy Tengil yang memiliki tubuh Hot. Dia adalah pemimpin geng motor Black Demon, yang selalu membuat onar di SMA Bintang Alam, masuk bk sudah langganan baginya.
Bagaikan air dan minyak yang tidak pernah bersatu, Elang dan papanya tidak pernah akur karena sebuah masalah. Papanya sudah muak dengan kenakalannya, hingga tiba-tiba menjodohkannya dengan seseorang.
Adzkia Kanaya Smith, anak baru di SMA Bintang Alam. Penampilannya yang culun ternyata menyimpan segudang rahasia. Tujuannya pindah sekolah karena ingin balas dendam pada seseorang. Dan takdir seakan berpihak padanya, ia di nikahkan dengan pria yang di incarnya.
"Ini akan menyenangkan," gumamnya sambil tersenyum smirk.
~HAPPY READING~
UP SEHARI 2X
PUKUL: 00.00 & 01.00
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon risma ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 14
Suara deru motor saling bersahutan. Matahari mulai turun ke arah barat, dengan di iringi hembusan angin sore yang menenangkan. Jalanan bogor sore ini sangat ramai karena malam minggu. Motor sport hitam yang di kendarai oleh pasukan jaket hitam gambar tengkorak, saling melaju beriringan. Bukan untuk tawuran, melainkan berniat ke sebuah panti menyumbangkan makanan untuk anak-anak yang membutuhkan.
Di sebuah panti asuhan terpencil yang tak begitu besar. Pasukan Black Demon baru saja sampai yang langsung di sambut hangat oleh anak-anak kecil yang menggemaskan.
"Assalamualaikum, Umi. Maaf kita baru bisa ke sini lagi," ucap Elang sambil menyalami Umi Jamilah yang di ikuti oleh yang lainnya.
"Waalaikumsalam gapapa, Nak. Umi tau kalian sibuk."
"Kaka! Kangen!" beberapa anak kecil berhamburan ke arah mereka.
Elang tersenyum sambil mengelus lembut kepala mereka satu persatu. Begitupun dengan temannya. Kebetulan anak-anak panti sudah sangat akrab karena pasukan Black Demon sangat baik kepada mereka.
"Kak Juan kenapa?" tanya gadis kecil sambil menatap luka pada tubuh Juan.
Memang Juan kekeh memaksa ingin ikut karena merindukan anak panti. Ia juga tipe orang yang menenangkan pikiran dengan berinteraksi bersama banyak orang. Karena jika berada di luar Juan akan sangat aktif dan ceria, itu membuatnya sedikit lupa dengan masalahnya.
"Gapapa, Kaka jatoh di motor," jawabnya sambil tersenyum manis mengusap puncak kepala gadis itu.
"Lain kali hati-hati, Nak. Bawa motornya jangan kebut-kebutan," ujar Umi Jamilah.
"Siap, Umi," sahut Juan sambil hormat.
Malam minggu biasanya anak muda menghabiskan waktu dengan menongkrong, pacaran. Malam ini mereka menghabiskan waktu di panti dengan mengadakan pengajian dan acara makan-makan bersama anak panti. Bermain dengan anak-anak yang sangat membutuhkan kasih sayang, itu menyenangkan. Melihat mereka yang tertawa ceria aja sudah membuat bahagia.
Waktu sudah menunjukkan pukul 20.15, pasukan Black Demon sudah berpamitan berniat untuk pulang. Karena tidak ingin menggangu waktu istirahat mereka.
"Sorry malam ini gue gak bisa ikut nongkrong," ucap Elang membuat yang lainnya mengerutkan keningnya heran.
"Tumben? Masih sore, mau kemana lo?"
"Gue ada urusan. Kalian duluan aja," sahutnya sambil naik ke motor dan matanya fokus pada ponselnya.
Entah mengapa Elang tiba-tiba teringat dengan istri culunnya. Gadis itu pasti bosan sendirian di rumah. Elang berniat menghubunginya yang kebetulan sudah memiliki kontaknya yang ia pinta kemarin, dengan alasan biar gampang menghubungi. Aduh apakah ada bau-bau cinta? Jangan tanya, author pun tak tahu hehe.
^^^Me^^^
^^^culun!^^^
^^^Me^^^
^^^lo mau di beliin apa? gue mau pulang nih mumpung di jalan^^^
Si culun
gak usah
^^^Me^^^
^^^kenapa lo? bete gak malmingan?^^^
^^^Me^^^
^^^siap-siap sekarang, kita ke pasar malam!^^^
Si culun
hah?
^^^Me^^^
^^^gue nyampe harus dah siap!^^^
Sedangkan di apartemen, Kia yang sedang rebahan sambil menonton televisi. Di buat kaget melihat isi chat dari suaminya. Cepat-cepat ia berlari menuju kamar untuk siap-siap.
Tak berapa lama Elang telah sampai di apartemen. Ia berjalan masuk ke dalam sambil bersiul dan memainkan kunci motornya. Elang mendudukkan tubuhnya di sofa dengan kepala menyender.
Cklek!
Kia keluar dari kamar dengan pakaian sudah rapih. Memakai baju dan celana bahan bewarna putih, dengan di hiasi cardigan bewarna biru soft. Rambutnya yang di ikat satu, dengan polesan make-up tipis dan tak lupakan kacamata bulatnya yang tebal. Kia menenteng tas Selempang kecil. Lalu berjalan menghampiri Elang dengan semangat.
"Lo mau kemana?" tanya Elang sambil menaikkan sebelah alisnya, yang membuat Kia terdiam bingung.
"Tadi katanya ngajak malmingan?" gadis itu malah balik bertanya dengan suara pelan.
"Siapa? Kapan gue ngajak?" Elang masih saja pura-pura tak tahu.
"Ini chat nya," Kia menunjukkan chat dari Elang beberapa menit yang lalu.
"Apaan! Gue gak pernah chat lo, orang iseng kali! Sejak kapan gue punya no lo?!"
"Kemarin kan kamu minta!"
Elang terdiam sambil memegangi dagunya mencoba mengingat-ingat, "Emang iya? Gue belum chat lo."
"Ish yaudah kalau gak niat ngajak gak usah pura-pura gitu!" Kia membalikkan badannya dengan kesal berniat masuk kamar.
Namun, dengan cepat Elang menarik kerahnya. Membuat tubuh gadis itu langsung membalik. Dan dengan lancang Elang merangkul pundaknya.
"Canda elah, ambekan lo!" Kia hanya melirik dengan wajah cemberut.
"Gak usah ge'er ya. Gue ngajak lo karena kasihan aja, ngenes. Pacar gak punya, temen gak ada. Masa malmingan ngerem di kamar," ucapnya sedikit meledek sambil melepaskan rangkulannya. (Author tersindir😌)
Kia hanya diam malas menanggapi. Selama berjalan di lorong apartemen, hanya ada keheningan di antara mereka. Hingga tak lama telah sampai di parkiran. Elang memilih menggunakan motor sportnya biar lebih seru mengajak gadis itu kebut-kebutan. Isengin dia dikit pasti seru kan? Pikirnya dengan ide jahil.
"Aaa pelan-pelan!" Kia terus berteriak sambil memeluk erat dan memejamkan matanya.
Seperti yang Elang pikirkan tadi. Ia mengendarai motornya dengan sangat kencang dan ugal-ugalan, membuat Kia ketakutan. Semakin gadis itu berteriak, ia malah semakin kencang membawanya.
Elang terkekeh pelan menatap kaca spion. Kia yang meletakkan wajahnya di belakang pundaknya. Masih memejamkan mata dengan wajah memelas, dan bibir sedikit pucat. Menurutnya sangat lucu, dan puas menjahilinya.
Di sebuah pasar malam yang masih begitu ramai. Dimana orang-orang bersenang-senang menghabiskan waktu bersama pasangan maupun keluarganya. Namun, tidak untuk pasutri satu ini. Siapa lagi kalau bukan si tengil dan si culun.
"Udah dong, gue minta maaf. Masa dah nyampe sini mau pulang sih?" Elang terus membujuk Kia yang ngambek karena ulahnya pas di jalan tadi.
Elang kira gadis itu hanya bercanda. Ternyata Kia benar-benar marah. Membuat Elang merasa bersalah, mungkin ia benar-benar sudah keterlaluan. Membuatnya ketakutan hingga tubuhnya gemetar.
"Gue bakal turutin apa pun yang lo mau deh!" bujuknya sambil berjalan di depannya mencoba mengimbangi, dengan mengangkat dua jari.
Kia tak mempedulikan, pandangannya ke sana kemari menatap suasana pasar yang begitu ramai. Wajahnya seketika berbinar menatap sesuatu.
"Mau itu!" Kia menunjuk tempat memancing ikan bohongan yang di kerumuni anak-anak.
"Yak!" Elang melototkan matanya, gadis ini memang gila. Masa cowo keren sepertinya harus menemaninya memancing? Bakal hilang reputasinya sebagai ketua geng motor yang paling di takuti.
"Ayo!" Kia langsung menarik lengannya begitu saja.
Kini di tengah-tengah kerumunan anak-anak. Sepasang pasutri muda berjongkok di tengah-tengah anak kecil. Kia terlihat begitu senang bermain bersama anak kecil di sampingnya. Bagaimana dengan Elang? Kalian pasti tahu keadaan pria itu sekarang. Wajahnya nampak sudah memerah kesal sekaligus malu karena terus di perhatikan oleh emak-emak rempong. Bahkan sesekali mereka memvideokannya karena kagum dengan ketampanannya.
"Yey Kaka dapet!" teriak Kia antusias sambil tertawa lepas.
Elang hanya memperhatikan, tanpa sadar tersenyum tipis.
'Entah kenapa, kehadiran lo buat hidup gue lebih bewarna.'
'Dari awal liat lo, gue langsung tertarik. Lo kayak punya daya tarik.'