NovelToon NovelToon
Sweetheart Of The Mafia Boss

Sweetheart Of The Mafia Boss

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Konflik etika / Obsesi
Popularitas:15.6k
Nilai: 5
Nama Author: flowy_

Seorang gadis berusia tujuh belas tahun secara tak sengaja menyelamatkan nyawa seorang raja mafia yang dingin dan penuh bahaya. Bukannya jadi korban dalam pertarungan antargeng, ia malah jadi istri dari pria yang selama ini ditakuti banyak orang.

Gadis itu polos dan manis. Sedangkan pria itu tegas dan kuat, dan hampir sepuluh tahun lebih tua darinya. Tapi, ia tak kuasa menolak perasaan hangat yang gadis itu bawa ke dalam hidupnya.

Meski membenci dunia gelap yang pria itu jalani, ia tetap tertarik pada sosoknya yang dingin dan berbahaya.

Dan sejak saat itu, takdir mereka pun saling terikat—antara gadis menggemaskan dan raja mafia muda yang tak pernah belajar mencintai...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon flowy_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mine

Lucien menekan pelatuk perlahan.

Aura dingin dari tubuhnya begitu menusuk, menandakan betapa marahnya dia. Tanpa ragu, ia membidik kaki pria tersebut—dan melepaskan tembakan.

Teriakan pria itu langsung menggema.

Suara tembakan menarik perhatian semua orang di Club. Orang-orang berhamburan ke luar, berdiri di tangga, menatap ke bawah dengan tatapan terkejut.

Begitu melihat seorang pria tersungkur, sebagian besar dari mereka langsung mengira Lucien bukan orang sembarangan—pasti salah satu figur paling berbahaya di kota ini.

Sementara itu, di lantai lain, Selina mulai terbangun. Senyum puas masih tersungging di bibirnya, yakin kalau malam ini reputasi Liora sudah hancur.

“Selina, suara ribut apa itu?” tanya Anna dengan nada penasaran.

“Mau lihat ke luar nggak?” sahut Gisel cepat.

Damien yang duduk tak jauh darinya ikut menoleh. Begitu melihat Selina, ia tersenyum tipis. “Ayo kita lihat sebentar. Setelah itu, aku antar kamu pulang.”

Selina mengangguk. “Ya.”

Mereka semua keluar dari ruangan, berjalan menuju aula utama yang kini sudah dipenuhi orang.

“Jangan-jangan ada razia?” gumam Anna.

“Kelihatannya sih begitu,” balas Gisel, matanya sibuk mengamati kerumunan.

“Ayo lihat ke bawah,” ucap Selina cepat.

Damien hanya menghela napas kecil, lalu mengikuti.

Anna dan Gisel juga ikut turun, sama penasaran nya dengan kejadian tersebut.

Namun begitu tiba, langkah mereka serentak terhenti. Di bawah sana, Lucien tengah menghajar seorang pria tanpa ampun.

Selina menegang. Matanya menyapu ruangan, mencari Liora. Tapi… sosok gadis itu tidak terlihat di mana pun.

“Anna, lihat deh. Cowok-cowok itu ganteng banget,” bisik Gisel pelan.

“Aku juga melihat mereka,” jawab Anna, masih terpaku.

“Kenapa salah satu dari mereka pakai topeng ya?” tanya seorang siswa laki-laki di dekat mereka.

“Pasti mukanya jelek,” sindir Anna sambil mencibir.

Damien menatap Selina sekilas. “Nggak ada yang menarik di sini. Ayo pulang.”

Meski rasa penasarannya masih membuncah, Selina tidak membantah. “Kalau gitu, kami pamit dulu. Nanti aku traktir kalian makan,” ujarnya pada Anna dan Gisel.

“Oke, kami juga balik,” jawab Anna cepat.

Sebelum pergi, Damien sempat menoleh ke arah Lucien—pandangan mereka bertemu. Sekilas, ada ketegangan yang sulit dijelaskan.

Damien masih ingat jelas sorot tajam penuh ancaman dari pria itu… dan senyum dingin Lucien pun tak kalah menusuk.

Lucien kembali menunduk, menatap pria yang sudah terkapar. Sorot matanya penuh tekanan.

Tak lama, Aiden datang.

“Bereskan,” ucap Lucien singkat.

Aiden mengangguk, lalu menyeret pria itu keluar tanpa sepatah kata.

Tak diragukan lagi, kejadian malam ini bakal menjadi berita utama.

......................

Lucien masuk ke ruang pribadinya, lalu mendekati sofa tempat Liora berbaring. Ia menunduk, meraih gadis itu ke dalam pelukannya dengan hati-hati. Jemarinya menyentuh pipinya yang dingin.

“Aku akan membawamu pulang,” ucapnya pelan.

Callan dan Rowan mengikuti di belakang tanpa banyak bicara.

Begitu sampai di Mansion, Nolan sudah siap dengan peralatan medis. Ia segera memeriksa kondisi Liora.

“Siapa yang tega memberinya obat seperti ini?” gumam Nolan, suaranya dingin.

“Beri dia penawarnya,” ucap Lucien tegas.

Nolan melirik wajah Lucien yang tampak tegang. Tanpa banyak bicara, ia mengambil botol kecil dari kotak medisnya.

Lalu, dengan cepat ia menyuntikkan penawar itu ke tubuh Liora. “Untung aku selalu bawa obat ini. Kalau nggak, tubuhnya bisa rusak parah."

Beberapa saat kemudian, pelayan pribadi Lucien masuk membawa piyama bersih.

“Tuan Muda, biar saya bantu Nona Liora membersihkan diri,” ucapnya sopan.

“Hati-hati,” jawab Lucien singkat namun tegas.

“Baik.”

Lucien meninggalkan kamar dan turun ke ruang tamu. Ia duduk, menyalakan rokok, lalu menghembuskan asap perlahan.

“Aku dan Rowan cuma pergi setengah bulan. Tapi pas balik, semuanya berubah,” ujar Callan serius.

“Ya, jelaskan. Ada apa sebenarnya?” Rowan ikut bertanya.

Dari sudut sofa, Nolan hanya diam. Ia tahu sebagian cerita, tapi membiarkan Lucien yang menjawab.

“Kalian sudah lihat sendiri, kan?” jawab Lucien.

Callan dan Rowan saling pandang, lalu wajah mereka menegang.

“Kau serius?” tanya Callan tajam.

“Jangan lupakan siapa dirimu,” ucap Rowan, nada suaranya mengingatkan.

Nolan akhirnya angkat bicara. “Dialah yang menyelamatkan nyawa Lucien.”

“Apa?” Callan menoleh cepat.

“Waktu Lucien sedang terluka, gadis itu yang membantunya,” ujar Nolan, suaranya berat.

“Mungkin saja dia cuma mata-mata. Musuh sengaja menaruhnya di dekat Lucien,” Rowan menimpali.

Bukan karena curiga, tapi karena ia terlalu paham siapa Lucien—dan betapa besar risikonya jika salah langkah.

“Aku rasa kalian berpikir terlalu jauh,” jawab Nolan tenang.

Callan menghela napas. “Sepertinya kau yakin sekali Nolan, seolah kau menganggap dia calon istri Lucien?”

Dan saat suasana mulai memanas, suara pria itu memotong percakapan mereka. “Dia milikku. Dan suatu hari nanti, dia akan jadi nyonya keluarga Alverez.”

Callan dan Rowan saling pandang, lalu menatap Lucien dengan sorot mata yang sulit ditebak.

Hanya Nolan yang tampak santai, seolah sudah menebak keputusan itu sejak awal.

“Kamu yakin?” tanya Callan pelan.

Lucien memadamkan rokoknya, lalu menoleh perlahan. “Ya.”

Nolan tersenyum tipis. “Tapi jujur aja... dia terlalu muda, sedangkan kau kelihatan kayak... om-om.”

Begitu mendengar ucapan Nolan, wajahnya langsung berubah. Baru kali ini dia terlihat terganggu hanya karena masalah umur.

“Memangnya kenapa?” ucapnya dingin.

“Kalau Liora nggak mau menikah sama kamu, gimana?” tanya Rowan sambil tersenyum kecil.

Lucien hanya menatap mereka sejenak, lalu tersenyum tipis.

1
𝕜𝕒𝕪𝕪..ʚɞ
suka bgt nunda-nunda y
Anonymous
oke.
⛧⃝ UHUY𓂃ᴢⷦᴇᷴʏᷦ⧗⃟ₛ ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ
gak ada yang namanya bekas ayah Lucien
⛧⃝ UHUY𓂃ᴢⷦᴇᷴʏᷦ⧗⃟ₛ ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ: kan udah followan
♘🍾⃝ ͩᴅᷞᴇͧᴏᷡɴͣ ❤️⃟Wᵃf: follow aku mau bagi reward
total 2 replies
🍾⃝ Rɪͩɪᷞᴀͧʟᷠᴢͣ
Mampir thor
Lauren Florin Lesusien
jngn buat crakter liora jadi wanita munafik thur wlw gimna lucien suaminya 😂😂😍😍😍semangat trs thur
Lauren Florin Lesusien
ok lah
🥑⃟🟢☘𝓡𝓳 Lucia Navaro❤️⃟Wᵃf
lanjutttt
ℒ⃝𝓾𝓶𝓲𝒅𝒂𝒓𝒌࿐𝓔𝓵𝔂𝓼𝓼𝓪
dokter yang ini agak laen soalnya, makanya agak ragu🗿
ℒ⃝𝓾𝓶𝓲𝒅𝒂𝒓𝒌࿐𝓔𝓵𝔂𝓼𝓼𝓪
bakar rumahnya kata gw teh!/Angry/
♘🍾⃝ ͩᴅᷞᴇͧᴏᷡɴͣ ❤️⃟Wᵃf
karena tanpa bicara jadi pendiam dan tak beranikan untuk berbuka bicara
♘🍾⃝ ͩᴅᷞᴇͧᴏᷡɴͣ ❤️⃟Wᵃf
wkwk pasti terkejut tuh ketika berubah wajahnya
♘🍾⃝ ͩᴅᷞᴇͧᴏᷡɴͣ ❤️⃟Wᵃf
lumayan itu menarik ceritanya dan ingin lihat kelanjutan episode berikutnya
🍾⃝ͩKᴜᷞᴢͧᴇᷠʏᷧ🥑⃟ᱬ⃝ᱞ𐎙࿆ᷤⷭꪻ꛰͜⃟ዛ༉
“Baiklah,“ ucapnya lembut.
🍾⃝ͩKᴜᷞᴢͧᴇᷠʏᷧ🥑⃟ᱬ⃝ᱞ𐎙࿆ᷤⷭꪻ꛰͜⃟ዛ༉
ada secercah harapan
™•coffe
🥴🥴🥴
™•coffe
bagus
drpiupou
wah wahh
☠ᵏᵋᶜᶟ🍾⃝ ͩᴍᷞᴏͧᴍᷡsͣ ᴳᴿ🐅
menarik cerita nya lanjutkan 🤗
Yuli a
semoga cepat sembuh... ya kk othor... diangkat segala penyakitnya... bisa beraktifitas seperti biasanya....
ditunggu up nya lagi...😊
🍌 ᷢ ͩZuzukencurzanda
ada sesuatu tpi apa ya 😏 ntah apa yg trjdi nnti 🦖
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!