NovelToon NovelToon
REINKARNASI BERANDALAN

REINKARNASI BERANDALAN

Status: tamat
Genre:Kebangkitan pecundang / Action / Time Travel / Romansa / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Tamat
Popularitas:250
Nilai: 5
Nama Author: andremnm

Arya Satria (30), seorang pecundang yang hidup dalam penyesalan, mendapati dirinya didorong jatuh dari atap oleh anggota sindikat kriminal brutal bernama Naga Hitam (NH). Saat kematian di depan mata, ia justru "melompat waktu" kembali ke tubuh remajanya, 12 tahun yang lalu. Arya kembali ke titik waktu genting: enam bulan sebelum Maya, cinta pertamanya, tewas dalam insiden kebakaran yang ternyata adalah pembunuhan terencana NH. Demi mengubah takdir tragis itu, Arya harus berjuang sebagai Reinkarnasi Berandalan. Ia harus menggunakan pengetahuan dewasanya untuk naik ke puncak geng SMA lokal, Garis Depan, menghadapi pertarungan brutal, pengkhianatan dari dalam, dan memutus rantai kekuasaan Naga Hitam di masa lalu. Ini adalah kesempatan kedua Arya. Mampukah ia, sang pengecut di masa depan, menjadi pahlawan di masa lalu, dan menyelamatkan Maya sebelum detik terakhirnya tiba?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon andremnm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 18. perjalanan ke utara...

Di dalam Level B2 Gudang I-9 yang diselimuti cahaya darurat merah, Arya dan Maya mencapai ujung koridor tempat pintu baja ruang interogasi berada. Tembok beton yang tebal menyerap sebagian besar suara, tetapi erangan lemah Dion yang sesekali terdengar dari balik pintu adalah kompas mereka.

Arya: (Berbisik) "Dua pintu di sebelah sana. Satu adalah ruang interogasi. Yang satu lagi adalah ruang kontrol utama. Komandan Jaya pasti ada di ruang kontrol, mengawasi. Kita harus masuk ruang interogasi tanpa Komandan Jaya menyadarinya.

"Maya: "Bagaimana caranya? Pintunya tebal. Dan pasti ada penjaga di dalam ruang interogasi."Arya: "Tentu saja ada. Pintu itu menggunakan sistem kunci kartu dan kenop baja manual. Kunci kartu pasti dinonaktifkan karena listrik mati.

Kita harus menggunakan kunci manual. Aku punya kuncinya."Arya mengeluarkan kunci tua yang diselamatkan dari bunker. Dia mendekati pintu ruang interogasi.

Arya: (Melihat ke pintu ruang kontrol di sebelahnya) "Kita tidak boleh membuat suara. Jika Komandan Jaya mendengar kita, dia akan mengambil pistolnya dan menembak dari balik tembok.

"Maya: "Kalau begitu, bagaimana dengan penjaga di dalam? Kita harus melumpuhkannya dalam keheningan total."Arya: "Kau melumpuhkannya. Aku akan membuka pintunya.

Tapi kita butuh pengalih perhatian yang sangat cepat. Maya, kau ingat pisau lempar yang kuberikan?"Maya: "Ya. Aku masih memegangnya."Arya: "Kau lempar pisau itu ke tembok koridor yang berlawanan dengan pintu ruang interogasi. Buat suara keras. Penjaga di dalam akan teralihkan, mereka akan melihat ke jendela kecil di pintu. Begitu mereka melihat ke luar, aku membuka pintu, dan kau masuk seperti bayangan.

Maya: lumpuhkan dia sebelum dia bereaksi."Maya mengangguk. Dia memahami tingkat risiko yang mereka ambil.Maya: (Mengambil napas dalam-dalam) "Berapa lama waktu yang kita miliki sebelum generator cadangan menyala?"Arya: "Maksimal dua menit lagi. Kita harus sudah berada di dalam dan mengunci pintu ruang interogasi dari dalam sebelum lampu kembali menyala.

Ini adalah manuver paling penting."Mereka berdua bersembunyi di sudut koridor. Maya memposisikan pisau lempar di tangannya.Arya: "Sekarang."Maya melempar pisau itu dengan kekuatan dan akurasi yang mengejutkan.TING!Pisau itu menancap di dinding beton koridor, menciptakan suara nyaring yang memecah keheningan level bawah tanah.Di ruang interogasi, suara terkejut terdengar.

Penjaga 1: (Di dalam) "Suara apa itu?! Cek jendela!"Saat penjaga di dalam ruang interogasi mengalihkan pandangan mereka ke jendela kecil di pintu, Arya segera memasukkan kunci ke lubang kunci manual.

KREK! KLIK!Arya membuka pintu dengan dorongan cepat. Maya menerobos masuk, alat kejut listrik siap di tangannya.Di dalam, dua penjaga sedang berdiri. Salah satunya baru saja berbalik dari jendela.

Penjaga 2: "Siapa—"Maya tidak memberi mereka waktu. Ia melompat ke penjaga yang paling dekat, menempelkan alat kejut listrik ke lehernya. Penjaga itu ambruk.Penjaga kedua yang baru saja berbalik dan melihat Maya, berteriak kaget.

Penjaga 2: "INFILTRATOR!"BUK!Sebelum penjaga itu sempat bereaksi lebih jauh atau mengeluarkan senjata, Maya mengayunkan alat kejut listrik ke sisi kepala penjaga itu. Pria itu roboh.Arya segera masuk, mendorong pintu hingga tertutup, dan mengunci pintu baja itu dari dalam, memutar kunci manual dengan cepat.Arya: "Terkunci! Kita di dalam!"Mereka menoleh. Di tengah ruangan, Dion terikat di kursi baja, tubuhnya babak belur, wajahnya pucat.

Dion: (Batuk, matanya sayu, terkejut) "A-Arya? Maya? Kalian gila! Kalian datang ke sini?!"Tepat pada saat itu, generator cadangan di Gudang I-9 meraung. Lampu neon di Level B2 menyala, menggantikan cahaya merah dengan cahaya kuning yang mengerikan, menampakkan kondisi Dion yang menyedihkan.

Arya: (Bergegas ke Dion, to the point) "Maya, urus penjaga itu dengan borgol! Dion, sandi. Katakan padaku sandi enkripsi buku itu. Cepat!"Dion: "Sandi? Untuk apa? Kau sudah mendapatkan bukunya!"Arya: "Buku itu dienkripsi, Dion! Aku tidak bisa merilisnya tanpa sandi utamamu! Komandan Jaya mungkin tahu sandinya jika dia menyiksamu lebih jauh! Cepat!"Dion memandang Arya, matanya yang lelah kini dipenuhi kepastian.Dion: "Sandi... sandinya adalah... 'Naga Hitam Jatuh'. Huruf besar semua. Itu harapan terakhirku."Arya: "Bagus. Sekarang, kita harus keluar dari sini. Komandan Jaya tahu kita ada di dalam!"Di ruang kontrol utama di sebelah mereka, gedoran keras mulai menghantam pintu baja.Komandan Jaya: (Mengaum dari balik pintu) "ARYA! KAU TIDAK AKAN PERNAH KELUAR DARI SANA HIDUP-HIDUP! AKU AKAN MELEDAKKAN RUANGAN ITU!"Bagian 2: Konflik dalam Ruang Interogasi (Perkiraan $\pm 1000$ Kata)Suara gedoran Komandan Jaya di pintu ruang kontrol membuat ruangan interogasi bergetar. Dia marah, dan dia terluka.Arya: (Berbalik ke Dion, memotong tali ikatan dengan pisau kecil) "Dion, kau harus berdiri. Kita harus bergerak. Kita tidak punya waktu."

Dion: (Terhuyung-huyung, mencoba berdiri) "Kakiku... aku tidak yakin aku bisa lari."Maya: (Menopang Dion, ekspresinya tegas) "Aku akan menopangmu. Kau hanya perlu berjalan, Dion."Komandan Jaya: (Berteriak dari balik pintu) "AKU SUDAH MENGAKTIFKAN PENGAMAN ELEKTRIK! SEMUA JALUR VENTILASI DAN PIPA PEMBUANGAN SUDAH DIKUNCI GANDA! KAU TERJEBAK!"Arya tahu Komandan Jaya tidak sepenuhnya berbohong.

Dia pasti sudah mengunci jalur yang mudah. Tetapi Arya juga tahu tata letak gudang dari masa depan.Arya: "Dia berbohong, Dion. Dia tidak mengunci Jalur Pembuangan Utara karena itu terlalu tua dan tidak terawat. Itu adalah lubang tikus yang disembunyikan. Dia terlalu malas untuk memperbaiki kuncinya."

Dion: "Tapi bagaimana kita bisa keluar dari ruang ini? Pintu baja ini terlalu tebal!"Arya: "Kita akan menggunakan pintu ruang kontrol. Dengarkan, Maya. Kau harus melumpuhkan Dion lagi."Maya: (Terkejut) "Apa?! Arya, tidak! Dia baru saja—"Arya: "Ini taktik, Maya! Kita harus membuat Komandan Jaya berpikir bahwa Dion sudah mati. Itu adalah satu-satunya cara dia akan berhenti mengejar kita sebentar. Lumpuhkan dia dengan gas kejut yang kuberikan. Jangan gunakan listrik, gunakan gas kejut.

Dia hanya akan pingsan, bukan terluka."Maya ragu. Menyakiti Dion lagi terasa kejam.Dion: (Melihat ketakutan Maya, to the point) "Lakukan, Maya. Aku percaya padanya. Aku sudah terlatih untuk pura-pura mati."Maya menghela napas. Dia mengeluarkan tabung kecil yang diberikan Arya—gas kejut mini yang hanya menyebabkan pingsan sementara. Dia mengarahkannya ke leher Dion.PSSSST!Dion jatuh ke lantai, pingsan dalam hitungan detik.

Arya: (Cepat) "Maya, ambil pisau kecil itu. Sayat sedikit di lengan Dion. Buat itu terlihat seperti darah."Maya melakukannya, air matanya menetes. Itu adalah tindakan kejam yang diperlukan.Arya mengambil senter dan memecahkan kaca jendela kecil di pintu ruang interogasi.Arya: (Berteriak ke jendela) "JAYA! CUKUP! KAU SUDAH MEMBUNUHNYA!"Arya menyinari Dion yang tergeletak berlumuran darah di lantai.Gedoran di ruang kontrol berhenti.

Komandan Jaya: (Suara yang dingin dan penuh kesedihan tersembunyi) "Kau membunuhnya? Setelah semua yang aku lakukan untuk mendapatkannya?"Arya: "Aku tidak akan membiarkanmu mendapatkan apa pun, Komandan. Aku sudah mendapatkan sandinya. Dan sekarang, aku akan membunuhmu."Arya segera menggunakan kunci manualnya untuk membuka pintu baja ruang interogasi.

Arya: "Sekarang, kita masuk ke ruang kontrol. Komandan Jaya tidak akan menduga serangan balik ini."Mereka membuka pintu, meninggalkan Dion yang pingsan di lantai. Mereka masuk ke ruang kontrol utama.Ruangan itu kecil, penuh layar monitor yang gelap karena listrik mati. Di tengahnya, Komandan Jaya berdiri di samping meja, pistol di tangannya. Matanya yang terluka dipenuhi kebencian.

Komandan Jaya: "Kau membunuhnya! Kau akan membayar mahal!"Bagian 3: Pertarungan di Ruang Kontrol dan Pelarian Akhir (Perkiraan $\pm 1000$ Kata)Komandan Jaya mengarahkan pistolnya ke Arya.

Komandan Jaya: "Kau tidak akan keluar dari Cakra Manggala hidup-hidup, bocah! Berikan sandi itu sekarang juga!"

Arya: (Berdiri tegak, menahan sakit di kakinya) "Sandi? Aku akan memberikannya, tapi hanya setelah kau meletakkan pistolmu dan membiarkan kami pergi."Komandan Jaya: "Aku tidak akan pernah membiarkanmu pergi! Kau menghancurkan segalanya!"Arya melihat ke sisi Komandan Jaya. Di sana ada papan tombol darurat yang mengontrol semua kunci magnetik di Gudang I-9.

Arya: "Kau tahu, Komandan. Kau sudah kalah. Daftar Hitam ada di tangan kami. Bargas sudah mati. Dan sebentar lagi, kau akan sendirian."Komandan Jaya menembak.DOR!Peluru itu mengenai bahu Arya, tepat di sebelah luka sebelumnya. Arya menjerit, tetapi dia memaksa dirinya untuk tetap berdiri.Maya: (Menerjang, berteriak) "TIDAK!"Maya melemparkan pisau lemparnya ke papan tombol darurat.CRASH!Pisau itu menembus papan tombol. Lampu darurat di Gudang I-9 mulai berkedip-kedip tidak menentu. Alarm manual darurat mulai berbunyi.

Komandan Jaya: (Terkejut dengan serangan itu) "Kalian berdua!"Saat perhatian Komandan Jaya teralihkan ke papan tombol yang rusak, Arya melompat ke meja kontrol. Dia mengambil pemantik api.Arya: "Waktunya habis, Komandan!"Arya melempar pemantik api ke Komandan Jaya. Itu hanya pengalih perhatian, tetapi cukup.Komandan Jaya refleks menghindari pemantik. Arya dan Maya memanfaatkan detik itu.Arya: "Jalur Pembuangan Utara! Sekarang!"Mereka berlari kembali ke ruang interogasi. Arya mengambil Dion yang pingsan, memanggulnya di bahu yang terluka, mengabaikan rasa sakit yang luar biasa.

Komandan Jaya: (Mengaum, mengejar) "KEMBALI KE SINI!"Mereka keluar dari ruang interogasi. Koridor dipenuhi bayangan penjaga cadangan yang merespons alarm.Penjaga 4: "Mereka di sini! Di Level B2!"Arya: (Berteriak pada Maya) "Pipa Pembuangan Utara! Tembok di belakang koridor! Kau yang membuka kuncinya!"Mereka berlari menyusuri Level B2. Arya, dengan kaki pincang dan bahu berdarah, membawa Dion.Mereka mencapai pipa pembuangan raksasa di ujung Gudang I-9.

Pipa itu ditutup jeruji besi tebal.Maya: (Mengambil kunci darurat yang diselamatkan Arya) "Aku menemukannya! Kuncinya!"Maya berusaha membuka kunci yang berkarat. Tangan Komandan Jaya sudah berada di bahu Arya.Komandan Jaya: (Mencengkeram erat) "Kau akan mati di sini, bocah! Dan aku akan mendapatkan buku itu!"

Arya: (Mengayunkan siku ke wajah Komandan Jaya) "Kau sudah kalah!"Komandan Jaya melepaskan cengkeraman. Maya berhasil membuka kunci.KLIK!Jeruji besi itu terbuka. Udara segar dari sungai menyambut mereka.Arya: "MASUK! SEKARANG!"Mereka melompat ke dalam pipa pembuangan. Air kotor selutut menyambut mereka.

Komandan Jaya: (Mencoba menembak, tetapi pistolnya macet) "Sial! Aku akan mencarimu! Kau akan mati!"Mereka tidak menoleh. Mereka bergerak cepat menyusuri pipa, membawa Dion yang pingsan, menuju sungai dan perahu karet.Arya: (Berbisik) "Kita berhasil. Kita bebas.

"Maya: "Kita selamat, Arya. Kita selamat."Di tepi sungai, Komandan Jaya hanya bisa melihat perahu karet kecil mereka menjauh, membawa harta yang paling ia inginkan, dan bukti kehancurannya.

1
Calliope
Duh, hati jadi bahagia setelah selesai baca karya ini!
andremnm: makasih🙏🙏
total 1 replies
Deqku
Aku jatuh cinta dengan ceritamu, tolong update sekarang juga!
andremnm: makasih ya
total 1 replies
tae Yeon
Terlalu emosional, sampai menangis.
andremnm: makasih 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!