Jerat Cinta Sang Mafia

Saphire merasa semakin tidak nyaman dengan situasi yang semakin tegang. Ia tidak tahu apa yang menyebabkan kedua pria ini saling membenci, tapi ia bisa merasakan ketegangan yang sangat kuat di antara mereka.

Tapi kedua pria ini tidak menghiraukannya, mereka terus saling menatap dengan mata yang penuh kebencian. Saphire merasa seperti sedang berada di tengah-tengah badai, tidak tahu bagaimana cara untuk menenangkan situasi.

"Shapire apa kau ingin berangkat bersama lagi?" tanya Felix dengan senyumnya.

Belum sempat Shapire menjawab Axel terlebih dahulu membalas, "Tidak perlu Tuan Kanha, istriku aku sendiri yang akan memastikannya selamat sampai tujuan."

Felix merasa semakin kesal dengan jawaban Axel, "Apa kau pikir aku tidak bisa menjaga Saphire?" tanya Felix dengan nada yang sedikit meninggi.

Axel tidak menjawab, hanya memandang Felix dengan mata yang dingin. Saphire merasa tidak nyaman dengan situasi yang semakin tegang.

"Felix, tidak perlu seperti itu," kata Saphire dengan lembut. "Axel hanya ingin memastikan aku selamat."

Tapi Felix tidak puas dengan jawaban Saphire, "Aku bisa melindungimu, Saphire. Tidak perlu Axel yang melakukannya," kata Felix dengan nada yang penuh emosi.

Axel tergelak mendengar ucapan Felix, pria ini sepertinya lupa apabila ia yang lebih berhak. "Sepertinya aku perlu mengingatkan kembali, kau lupa apabila sahabatmu ini adalah istriku! Jaga batasanmu Tuan Kanha," ucap Axel dengan nada menekan.

Felix merasa semakin kesal dan frustrasi, tidak bisa membalas ucapan Axel yang penuh dengan wibawa. Ia merasa bahwa Axel memiliki kekuasaan atas Saphire, dan itu membuatnya merasa tidak berdaya.

Saphire masih terdiam, tidak menunjukkan reaksi apa pun terhadap ucapan Axel. Ia hanya memandang Axel dengan mata yang sedikit sedih, berharap bahwa Axel bisa bersikap lebih hangat dan penuh kasih sayang kedepannya. Seperti ia selalu mempertahankan dirinya didepan orang lain.

Tapi Axel tidak menunjukkan tanda-tanda kelembutan, ia tetap bersikap dingin dan tidak peduli. Saphire merasa bahwa ia hanya dianggap sebagai milik Axel, bukan sebagai pasangan yang dicintai.

Setelah sarapan selesai Felix pun undur diri dengan wajah kesal karena Axel terus memojokkan dirinya. Axel membawa Shapire ke dalam kamar mereka. Ia mendorong Shapire sampai mengenai dinding kamar, Axel menatap Shapire dengan tatapan menyalang.

"Apa aku terlalu baik kepadamu sehingga kau jadi melunjak? Kau berani membawa pria lain ke rumah ini?" tanya Axel dengan nada tinggi.

"Aku tidak mengundang Felix, dia sendiri yang datang! Lagi pula aku dan Felix hanya bersahabat tidak lebih," jawab Shapire.

"Sahabat? Kau tahu tidak ada pria dan wanita yang bersahabat. Salah satunya pasti memiliki perasaan, kau tidak menyadari dia menyukaimu!" bentak Axel penuh emosi.

Shapire tersenyum tipis melihat tingkah Axel, "Kau bersikap seperti ini hanya takut milikmu direbut orang lain kan? Aku bukan istri yang kau cintai tapi kau bersikap seolah kau takut aku diambil orang lain."

"Kau?" Axel semakin kesal.

Tiba-tiba saja terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar.

"Axel!"

Shapire tersenyum sumringah ketika ia mendengar suara ibu Axel mom Keyzia. Para penolong Shapire telah tiba ternyata. Shapire mendapatkan kabar apabila mereka akan menginap di rumah Axel sementara waktu.

"Terima kasih Tuhan, penolongku telah datang" ucap Shapire tersenyum mengejek kepada Axel.

"Kau bahagia sekali, apa kau yang mengundang mereka?" tanya Axel lalu mendekati Shapire.

Jarak mereka saat ini lebih dekat membuat Shapire merasa gugup. "Tidak! Sama sekali tidak" elak Shapire.

"Kau tahu apabila di depan mereka kita harus bersikap mesra," Axel menarik pinggang istrinya sehingga jarak mereka kini semakin dekat.

Saphire merasa jantungnya berdegup kencang ketika Axel menarik pinggangnya, membuatnya merasa terjebak dalam pelukan Axel. "Axel, apa yang kamu lakukan?" tanya Saphire dengan suara yang sedikit gemetar.

Axel memandang Saphire dengan mata yang dingin, tapi ada sedikit sinar di matanya yang membuat Saphire merasa tidak nyaman. "Kita harus berakting ingat?" kata Axel dengan nada yang rendah.

Saphire merasa bahwa Axel hanya melakukan ini karena ingin menunjukkan kekuasaannya, bukan karena benar-benar peduli dengan perasaannya. Ia mencoba untuk melepaskan diri dari pelukan Axel, tapi Axel tidak melepaskannya.

Axel menarik dagu Shapire membuat Shapire menatapnya dengan gugup, sentuhan lembut ketika bibir yang selalu berkata pedas menyentuh bibirnya. Sesuatu hal yang tidak biasanya pria itu berikan kepadanya. Membuat Shapire terbawa suasana, keduanya seolah mengabaikan Mom Keyzia yang berada di depan pintu sejak tadi.

Tiba-tiba saja pintu terbuka membuat Mom Keyzia dan Jasmine merasa malu ketika melihat pasangan suami istri itu sedang asyik berciuman.

"Astaga Mom, kita salah waktu!" ucap Jasmine lalu kembali menutup pintu dan mengajak Mom Keyzia kembali bergabung dengan yang lainnya.

Shapire melepaskan ciuman Axel, ia lalu mendorong tubuh suaminya. Ia tahu Axel melakukan itu hanya bersandiwara di depan keluarganya.

"Mengapa kau lepaskan? Bukannya kau ikut menikmatinya?" tanya Axel.

"Aku tidak menyukai pria panas dingin sepertimu, kau itu seperti dispenser jadi aku tidak boleh terjebak oleh pria sepertimu!" Shapire pergi begitu saja keluar dari kamar.

Axel mengikut Shapire dari belakang, ia melihat seluruh anggota keluarganya berkumpul di ruang tengah. Entah apa yang mereka rencanakan melihat begitu banyak barang bawaan mereka.

"Ada apa Mom?" tanya Axel ketika melihat begitu banyak barang bawaan mereka.

"Semalam Mansion di serang, dan banyak sekali kerusakan. Jadi selama renovasi kami akan menginap di sini" kata Mom Keyzia.

Axel duduk di samping Shapire, ia lalu kembali menatap kedua orangtuanya. "Tapi mengapa kalian tidak mengabariku sebelumnya?" tanya Axel merasa ada yang aneh.

"Lagi pula kan rumah mewah kalian banyak mengapa harus di sini Mom, rumah Junior dan Joy misalkan?" sambungnya lagi.

"Ini perintah Axel!" ucap Dad Kaivan membuat Axel tidak dapat berkata apa-apa.

"Rumah Joy dan Junior tidak seaman rumahmu, kami akan merasa aman apabila berada di sini," jelas Mom Keyzia penuh kelembutan.

Axel merasa tidak bisa berbuat apa-apa lagi setelah mendengar penjelasan ibunya. Ia memandang Saphire yang duduk di sampingnya, lalu kembali menatap kedua orangtuanya.

"Baiklah, aku mengerti," kata Axel dengan nada yang datar. "Tapi aku harap kalian bisa memberitahu aku sebelumnya, agar aku bisa mempersiapkan semuanya."

Mom Keyzia tersenyum lembut, "Maafkan kami, Axel. Kami tidak ingin merepotkanmu."

Dad Kaivan menambahkan, "Kami hanya ingin merasa aman dan nyaman di rumahmu. Kami tahu bahwa kamu akan selalu melindungi kami."

"Tapi tidak dengan Joy dan Junior juga kan?" tanya Axel dengan nada datar.

"Joy memiliki Marvel yang bisa melindungi istrinya, sepertinya hanya Junior dan Jasmine yang ikut tinggal."

"Laki-laki macam apa tidak dapat melindungi istrinya," cibir Axel menatap sang kakak.