Kisah dua anak manusia yang ditemukan karena takdir.
Sekartaji adalah anak ketiga dari empat bersaudara yang semuanya perempuan. Dia adalah satu-satunya yang belum menikah di usianya yang ke 27 sementara kedua kakak dan adiknya sudah punya pasangan masing-masing. Sekar tidak ada keinginan menikah karena baginya pria jaman now red flag semua.
Danapati, seorang pengusaha berusia 34 tahun, belum mau menikah karena menunggu wanita yang membuatnya jatuh cinta.
Bagaimana jika dua orang yang tidak mau menikah tapi dipertemukan oleh takdir?
Disclaimer. Ini bukan cerita rakyat Jawa ya. Hanya cerita komedi unfaedah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Flashback 2
"Memang kakak-kakak kamu dirawat dimana?" tanya Danapati sambil memakan es krimnya bersama Sekartaji.
"Di Elizabeth. Rumah aku kan di Kawi."
Danapati tersenyum. "Ternyata dekat ya. Rumah mas Panji di Rinjani. Dekat Vina House."
"Mas Panji di dekat Vina House rumahnya?" tanya Sekartaji.
"Ada jalan sebelah Vina House terus masuk situ."
Sekartaji menatap Danapati. "Mas Panji naik sepeda? Ke atas?"
"Lha kan kalau berangkat aku tinggal turun. Pulang yaaaa olah raga dikit tapi seru. Lihat, badan Mas Panji jadi kuat lho!"
Sekartaji mengangguk. "Mas Panji hebat."
"Sekalian olah raga dong."
"Sekaaarrr! Maafkan papa!"
Sekartaji dan Danapati menoleh ke Rama yang datang tergopoh-gopoh.
"Papa!" seru Sekartaji yang senang papanya datang.
"Lho? Panji? Kok kamu disini?" tanya Rama.
"Iya Oom. Tadi aku pas pulang sekolah lewat sini dan melihat Sekar masih duduk disini jadi aku temani," jawab Danapati.
"Ah syukurlah ada kamu. Oom sudah kepikiran Sekar karena harusnya memang Oom yang jemput tapi tadi ada kunjungan dari Jakarta jadi Oom terlambat jemput. Maafkan Papa ya Sekar," ucap Rama tidak enak karena janjinya tidak dia tepati.
"Tidak apa-apa, Papa. Ada mas Panji kok," senyum Sekartaji.
"Kamu mau ikut pulang sekalian sama Oom nggak?" tawar Rama. "Rumah kamu dimana?"
"Rinjani Oom. Dekat Vina House. Tapi ... Aku bawa sepeda Oom."
Rama tersenyum. "Mobil Oom biasa taruh sepeda. Ada bracket nya. Sudah, ikut saja sama Oom, daripada kamu capek gowes ke Rinjani dari Pemuda."
Danapati tersenyum. "Baik Oom."
Sekartaji tersenyum senang karena remaja pria itu mau ikut bersamanya.
"Pak Rama? Oh ya ampun, aku sudah khawatir Sekartaji tidak dijemput!" ucap Bu Lusi yang keluar dari lorong sekolah.
"Tetap saya jemput Bu Lusi. Hanya saja tadi kantor sedang ada kunjungan dari Jakarta jadinya agak terlambat. Terima kasih masih di sekolah," senyum Rama.
"Saya tidak mungkin pulang pak Rama karena masih ada Sekar tapi untung kakaknya pas lewat sini jadi menemani adiknya," jawab Bu Lusi sambil menunjuk ke arah Danapati yang sedang menuntun sepedanya dari halaman sekolah.
"Iya. Panji memang anak baik. Kami pamit dulu Bu Lusi. Sekar, ayo bilang terima kasih sama Bu Lusi."
Sekartaji Salim ke Bu Lusi. "Sekar pulang dulu Bu Lusi."
"Hati-hati ya."
Danapati lalu berjalan ke arah Bu Lusi. "Saya permisi dulu Bu Lusi. Terima kasih sudah mengijinkan saya menemani Sekar."
"Sama-sama." Bu Lusi melihat bagaimana Rama membantu Danapati memasang sepeda di belakang mobilnya dan dikaitkan ke bracket.
***
Rama baru tahu jika Danapati adalah anak orang kaya yang kedua orangtuanya adalah insinyur aerospace dan mesin pesawat. Mereka sedang bertugas di Bandara Ahmad Yani Semarang.
Mereka pun tiba di rumah Danapati dan remaja itu berterima kasih ke Rama yang sayangnya kedua orang tuanya masih di bandara. Rama dan Sekartaji tahu lalu meninggalkan Danapati di rumahnya. Danapati berjanji akan menemani Sekar selama Indira dan Ishani di rumah sakit sementara belum dijemput.
Sekartaji melambaikan tangannya ke Danapati. Rama tersenyum melihat putrinya memiliki teman meskipun berbeda usia. Rama tahu Sekartaji susah menerima orang baru tapi dengan Panji bisa akrab.
Semoga mereka tetap berteman baik.
***
Danapati semakin sering bertemu dengan Sekartaji bahkan berkenalan dengan dua kakak kembarnya. Indira dan Ishani juga suka dengan Danapati yang sopan dan selalu gentleman.
Hingga bulan Desember. Danapati hendak ke menunjukkan ke Sekartaji bahwa dia mendapatkan nilai bagus dan berjanji akan mentraktir Sekartaji di Hoka Hoka Bento sesuai dengan janjinya. Saat dia berada di sekolah, Danapati tidak menemukan Sekartaji dan kedua kakaknya saat penerimaan raport.
Danapati celingukan dan melihat Bu Lusi. Remaja itu pun menghampiri wali kelas Sekartaji.
"Selamat siang Bu. Apa Sekar, Indira dan Ishani sudah pulang?" tanya Danapati.
"Siang Panji. Lho, kamu tidak tahu? Mereka pindah ke Jakarta. Kemarin sudah mengurus surat kepindahan begitu sudah terima rapot."
Danapati melongo. "Pindah ke Jakarta?"
"Iya Panji. Kamu tidak tahu?"
Danapati menggeleng. "Tidak tahu Bu."
Bu Lusi mengangguk maklum. "Mungkin mereka terburu-buru."
Danapati tampak bingung. Kenapa kamu pindah, Sekar?
Danapati berpamitan dengan Bu Lusi dan pulang ke rumah. Sejak itu Danapati menyimpan perasaannya pada Sekartaji dan fokus dengan pendidikannya. Ditambah dia kuliah keluar negeri. Danapati berkencan dengan beberapa wanita tapi tetap saja dia tidak bisa mendapatkan perasaan seperti ke Sekartaji.
Dan sekarang, dia sudah menemukan Dewi Sekartaji nya yang hilang dua puluh tahun yang lalu. Meskipun awalnya dia tidak menduga bahwa gadis yang jatuh di pelukannya itu adalah gadis yang sama karena tampak berbeda, tapi setelah dia selidiki memang Sekartajinya.
Flashback End
***
"Apa-apaan si Dana Paint! Itu kalau seri cat, hitam semua! Gelap!" omel Sekartaji sambil berjalan menuju parkiran. "Bisa-bisanya bilang kita tidur bersama? Tidur dari mana? Dari Monas?"
Sekartaji pun masuk ke dalam mobilnya dan dirinya menatap wajahnya dari kaca spion.
"Apa sih yang dicari dari muka seperti ini?" tanya Sekartaji ke arah kaca. "Cantik kagak, cowok iya!"
Gadis itu lalu menstater mobilnya dan keluar dari parkiran gedung perusahaan Danapati.
***
Ruang Kerja Danapati
"Jadi dia amnesia waktu kalian di Semarang?" gumam Adipati.
"Aku tidak tahu soal itu Eyang karena saat itu Sekar sudah pindah ke Jakarta. Aku tidak tahu kalau dia pindah ke Jakarta itu untuk pengobatan kepalanya. Bu Lusi tidak cerita kalau Sekar kecelakaan." Danapati menghela nafas panjang. "Apakah dia akan ingat aku Eyang?"
"Kalau cara kamu begitu, yang ada kamu dan dia akan menjadi semakin rusit!" cebik Adipati.
Danapati melongo. "Kok eyang jadi ikutan aku?"
"Itu yang paling gampang menunjukkan semuanya."
Danapati hanya tersenyum. Bagiamana pun caranya, aku akan memiliki kamu, Sekar. Aku tidak mau kehilangan kamu lagi apalagi kedua orang tua kamu akan ke Hongkong, adikmu ke Australia, kakak kamu satu di Surabaya dan satu lagi di Amerika. Tidak Sekar, aku akan membuat kamu ingat padaku!
***
Yuhuuuu up malam Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
go go go panji