NovelToon NovelToon
MAWADDAH

MAWADDAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Keluarga
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Saidah_noor

Jika perselingkuhan, haruskah dibalas dengan perselingkuhan ...

Suami, adalah sandaran seorang istri. tempat makhluk tersebut pulang, berlabuh dan tempat penuh kasih nan bermanja ria juga tempat yang sangat aman.

Namun, semua itu tak Zea dapatkan.

Pernikahannya adalah karena perjodohan dan alasannya ia ingin melupakan cinta pertamanya: Elang. teman kecilnya yang berhasil meluluh lantahkan hatinya, yang ditolak karena sifat manjanya.

Namun pernikahan membuat zea berubah, dari manja menjadi mandiri, setelah suaminya berselingkuh dengan wanita yang ternyata adalah istri dari teman kecilnya.

Haruskah zea membalasnya?
Ataukah ia diam saja, seperti gadis bodoh ...

Novel ini akan membawamu pada kenyataan, dimana seorang wanita bisa berubah, bukan saja karena keadaan tapi juga karena LUKA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sejak kapan?

Aku diam dalam dekapan hangat Elang, aku tak tahu mereka akhirnya berciuman atau tidak ditengah keramaian yang sibuk menikmati weekend. Yang aku rasakan sekarang adalah sebuah rasa sakit, sakit yang sangat berbeda, sakit ini bahkan lebih nyeri dari penolakan Elang.

ingatan-ingatan dari pertama aku bertemu mas reza, hingga kami memiliki Arsya ditengah-tengah kami melintas dengan mudah didalam pikiranku. Semua berubah, suamiku berubah dari yang baik menjadi jahat, dari yang lembut menjadi kasar, dan dari yang peduli menjadi abai.

Cukup lama Elang memelukku, hingga lelaki itu sendiri yang melepaskan tubuhku yang mematung. Aku tak sanggup untuk meresponnya sekarang, badanku terasa lemas dan bibirku kelu untuk mengatakan sepatah katapun.

"Ayo kita pergi!" ajak Elang menggenggam tanganku yang sedari tadi hanya menggantung.

Namun, aku ingin meyakinkan diriku sekali lagi. Benarkah suamiku selingkuh? Atau itu hanya halusinasiku saja.

Aku menengok kebelakang, tapi keluarga kecil itu tak ada lagi disana. Mereka sudah pergi, entah kemana?

Karena aku tak juga menyahut, Elang menarik tanganku. Ia membawaku ke dalam mobilnya dan kami pun meninggalkan tempat itu.

Jalan demi jalan kami lalui, lampu-lampu jalanan pun terasa seperti bintang yang menyilaukan mataku. Aku terpejam berharap ini mimpi, tapi yang terlintas adalah gambaran mas Reza dengan wanita yang mirip Alana.

Disaat itu pula, pikiranku mengarah pada Elang dan penikahannya yang hancur. "Apakah ini alasan mereka berpisah?"

Pertanyaan itu tiba-tiba tercetus begitu saja, aku melirik pria disampingku yang masih anteng dengan stir mobil. Tiba-tiba aku teringat sesuatu, bukankah Elang lupa arah jalan.

Aku mulai mencerna sikap lelaki ini, tingkahnya, hingga membawaku melihat gambaran menyakitkan itu. Semuanya serasa bukan kebetulan.

"Aku ingin tanya sesuatu, apakah—" ucapanku terhenti kala Elang membelokkan mobilnya membuatku tergagap.

"Nanti saja," ucapnya, setelah kendaraan yang kami tumpangi berhenti diparkiran Hotel.

Brak

Elang sudah turun duluan sementara aku masih berdiam diri, enggan untuk bisa sekamar dengannya.

"Ayo keluar! mau sampai kapan kamu didalam," ujarnya dengan nada yang kukenal dingin.

Aku pun keluar, mengekorinya kemana lelaki itu pergi.

Penginapan yang cukup sederhana bukan bintang lima atau pun mewah, tapi inilah yang paling dekat diantara hotel lain.

...

Kamar biasa dengan dua ranjang single, itu yang Elang pesan dipenginapan sederhana tersebut. Kami pergi setelah resepsionis tersebut memberikan kunci kamar.

Kini, kami tengah duduk di ujung ranjang yang berbeda, saling menatap lurus tepat kearah televisi yang berlayar hitam. Tak ada suara yang memulai percakapan, suasana ini terasa canggung sekaligus menegangkan, hal itu membuatku bingung bagaimana cara memulainya.

"Apa yang ingin kau tanyakan tadi?" tanya Elang dengan pelan, hampir tak bisa ku dengar.

"Eh, apa yang kamu bilang?" tanyaku meminta Elang mengulang pertanyaannya.

Elang yang mendaratkan kedua sikunya dilutut, dengan jemari tangan yang saling bertaut itu, mengubah posisinya menjadi menghadap padaku.

"Bukankah, kau ingin bertanya padaku saat dimobil tadi," katanya menatapku lekat.

Aku terdiam sejenak, mengambil nafas dalam dan mengubah posisiku menghadap padanya, sehingga posisi kami saling berhadapan dan hanya terhalang puluhan centi meter.

Aku mengambil nafasku sebelum akhirnya unek-unekku keluar begitu saja.

"Apakah ini rencanamu? Kau membawaku kemari adalah untuk memberitahuku tentang perselingkuhan mereka, iya," tanyaku begitu menggebu.

Pertanyaan ini sudah kutahan sedari tadi, makanya sekarang meledak-ledak. Aku sangat penasaran dengan semua yang tercerna begitu saja dalam otakku.

"Bukan, aku tidak tahu apapun. Aku juga tak mengerti apa maksudmu?" jawab Elang yang membuatku bingung.

"Lalu, apa alasan kamu sama Alana berpisah?" tanyaku meminta penjelasan yang mungkin ada hubungannya.

"Kami hanya ... Sudah tak cocok saja. Aku bosan dengannya, jadi aku menceraikannya," jawaban Elang terdengar ragu.

Aku menautkan alisku, alasan perceraiannya terlalu sederhana. Aku yakin Elang bohong, ia seolah menutupi sesuatu yang tak aku tahu.

Yang aku tahu betapa cintanya Elang pada Alana, dia bukan tipe pria yang mudah bosan dalam sebuah hubungan. Yang aneh lagi cara ia berbicara, kemarin lo gue sekarang aku kamu.

"Dia kenapa, sih?" gerutuku dalam hati.

Semua pun diperkuat oleh wajahnya yang memendam sesuatu, mungkin ia butuh waktu untuk menjelaskan. Begitulah yang aku pikirkan.

Namun, tetap saja aku kian serba salah. Pikiran-pikiran negative itu berputar dikepalaku, menggoyahkanku dan juga menusukku.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Pagi sekali kami berangkat untuk pulang, disaat langit masih gelap dan mentari masih tidur. Hanya keheningan yang ada didalam mobil ini, aku maupun Elang kompak untuk tak berbicara sepatah katapun.

Bahkan sampai Jakarta pun kami masih diam.

Saat aku masuk rumah dan menutup pintunya, kulihat ada tetanggaku yang menghampiri Elang. Mereka mengobrol, tapi anehnya mereka terlihat akrab padahal Ini kali pertama Elang mengantar ku sampai rumah.

Setelah Elang pergi, aku segera keluar untuk mencari tahu.

"Bu lastri!" panggilku dari teras Rumah, berjalan mendekati ibu paruh baya tersebut.

Bu lastri menghentikan langkahnya, menoleh padaku dengan senyum ramahnya.

"Ibu kenal sama pria yang tadi? Yang nganter saya pulang," tanyaku dengan wajah serius.

"Oh, pak Elang. Iya kenal, ada apa gitu, Ze?" tanya balik bu Lastri dengan tersenyum ramah.

"Kalian ada hubungan keluarga, ya. Bisa akrab begitu," ujar ku, jujur aku kepo.

"Bukan! Dia itu sering datang kesini, ibu tanya ia ada hubungan saudara gak sama kamu. Dia bilang ada, kamu sama dia itu saudara sepupu. Tapi, dia gak berani dekat-dekat dan masuk, malah nanyain tentang kamu ke saya dari situ saya kenal," papar bu Lastri, bikin aku gak paham.

"Terus ia bilang apa lagi?" tanyaku makin kepo.

"Sering nganter makanan ke rumah ibu kamu, emang ibumu gak cerita?" ujarnya berbalik tanya.

"Gak, Bu. Saya sudah kerja soalnya," jawabku apa adanya.

"Oh, iya ya. Kamu kan udah kerja, ya sudah saya pergi dulu lagi masak soalnya." Bu lastri pamit, sementara aku masih dipenuhi otak ngelag.

Aku masuk kerumah dengan masih memikirkan kejadian semalam dan juga masalah Elang. Aku yakin pasangan yang kulihat semalam adalah Mas reza dan Alana, tapi ...

"Sejak kapan, Elang sering kesini?" pertanyaan itu mendadak muncul.

.....

Kala langit sudah terik dan pekerjaan rumahku selesai barulah aku mendatangi rumah ibuku, hari ini hari minggu jadi anakku dan ibu pasti gak kemana-mana.

Tak cukup lama aku sudah didepan pintu rumah orang tuaku, saat knop pintu hendak kuputar suara keseruan didalam rumah terdengar mengusikku.

"Om Elang baik banget ya, oma. Sering ngasih kita makanan, Arsya jadi sayang banget sama om Elang," suara anakku yang berceloteh senang.

"Iya, makanya kamu harus bilang makasih sama om Elang," suara adiku yang bontot.

Sepertinya mereka sedang menikmati camilan yang pastinya dibawa Elang.

Aku terdiam sejenak, sebaik apa Elang sekarang? Dulu jarang sekali kerumahku, karena takut aku mengusik rumah tangganya dan berpikir ia peduli padaku.

Juga, ia ingin aku melupakannya selamanya. Lalu, kenapa sekarang dia datang?

1
vj'z tri
semangat sayang tunjukan pesona istri sah jangan kalah sama ani ani 🎉🎉🎉🎉🎉🎉
vj'z tri
🥳🥳🥳🥳🤩🤩🤩🤩
Arga Putri Kediri
keren elang
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 puassssss
vj'z tri
langsung promosi cuy 🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
aduhhhh senyum nya itu loh yang bikin anak orang tambah deg deg ser 🫣🫣🫣🤣🤣
vj'z tri
tak kenal maka tak sayang 🤭🤭🤭
vj'z tri
segini mah kurang kenyang aku Thor tambah lah 🤭🤭🤭🤭
vj'z tri
pembukaan kok langsung bikin emosi meluap 😤😤😤😤
vj'z tri
jangan bosan bertemu akoh lagi 🤭🤭🤭🤭
🌀 SãñõõR 💞: pengen ketemu kamu lagi loh 😅
total 1 replies
vj'z tri
aku mundur Alon Alon Mergo sadar aku sopooo🥺🥺🥺
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘIncha ᴳᴿ🐅❤️⃟Wᵃf
lagi donk
vj'z tri
aku disini hadir kembaliiiii 🤗🤗🤗🤗🤗
mamah fitri
pengen tak tonjok laki modelan gitu.. udah ngasi duit 1jt doang tiap bulan dan istri tidak bekerja padahal suami mampu.. uang receh juga ditanyain mana?

kenapa harus pelit sih ma istri..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!