NovelToon NovelToon
Other Storyline Zero (Infinity Room)

Other Storyline Zero (Infinity Room)

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Dunia Lain / Anime / Fantasi Isekai / Transmigrasi
Popularitas:11.5k
Nilai: 5
Nama Author: trishaa

Ribuan tahun sebelum other storyline dimulai, ada satu pria yang terlalu ganteng untuk dunia ini- secara harfiah.

Rian Andromeda, pria dengan wajah bintang iklan skincare, percaya bahwa tidak ada makhluk di dunia ini yang bisa mengalahkan ketampanannya- kecuali dirinya di cermin.

Sayangnya, hidupnya yang penuh pujian diri sendiri harus berakhir tragis di usia 25 tahun... setelah wajahnya dihantam truk saat sedang selfie di zebra cross.

Tapi kematian bukanlah akhir, melainkan awal dari absurditas. Bukannya masuk neraka karena dosa narsis, atau surga karena wajahnya yang seperti malaikat, Rian malah terbangun di tempat aneh bernama "Infinity Room"—semacam ruang yang terhubung dengan multiverse.

Dengan modal Six Eyes (yang katanya dari anime favoritnya, Jujutsu Kaisen), Rian diberi tawaran gila: menjelajah dunia-dunia lain sebagai karakter overpowered yang... ya, tetap narsis.

Bersiaplah untuk kisah isekai yang tidak biasa- penuh kekuatan, cewek-cewek, dan monolog dalam cermin

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon trishaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melawan Pesanta (l)

Di tengah ketegangan itu, Pesanta mengeram, taring seranga di mulutnya bergemulutuk dan kedua cakar serangga terbuka lebar, bersiap mencabik, namun tidak tidak berniat untuk maju, setidaknya bukan sekarang.

Salah satu panah melesat dari crossbow, meluncur cepat ke arah Rian. Namun, dengan gerakan ringan dan kepala sedikit miring, Rian menggeser tubuh ke samping, panah itu meluncur lewat begitu saja, seolah tak berarti.

Tapi belum selesai. Panah kedua sudah ditembakkan, sementara dua Ganado bersenjatakan helleberd spear telah berada tepat di hadapannya, senjata mereka terangkat tinggi, siap menebas tanpa ampun.

Dari sudut pandang Six Eyes, segala gerakan melambat, lintasan anak panah, arah tebasan, celah pertahanan. Semuanya terbuka.

Dalam sekejap, tangan kanan Rian terangkat, menangkap panah kedua di udara. Sementara tangan kirinya, yang memegang chainsaw tetap mantap.

Dengan langkah cepat dan tegas, Rian menancapkan anak panah ke dada Ganado pertama, lalu menendang rekan di sebelah Ganado itu.

Tanpa memberi mereka kesempatan bernapas, Chainsaw di tangan kiri Rian meraung liar. Dalam satu ayunan brutal, ia membelah dua Ganado sekaligus, tubuh mereka terbelah bersih dari bahu hingga pinggang.

Semburan darah menghiasi udara, menodai lantai batu Kastil Salazar, sebelum potongan tubuh mereka jatuh ambruk, menghempas tanah dengan suara berat.

Tangan kanan Rian terulur cepat, menarik revolver dari holster di pinggang. Gerakannya halus namun pasti, dan dalam satu gerakan tegas, moncong senjata diarahkan ke salah satu Ganado dengan crossbow di belakang Pesanta.

BANG! BANG!

Dua letusan meledak di udara. Peluru kaliber .50 Magnum melesat dari barel, menghantam kepala Ganado.

Dalam sekejap, tengkorak pecah, darah dan serpihan menyembur ke udara. Barel revolver berputar perlahan, memasukkan peluru berikutnya.

Dengan tenang, Rian mengangkat revolver dan menodongkan moncongnya ke arah Pesanta. Matanya tenang, namun penuh tekanan.

“Laki-laki tampan ini tahu... kau masih bisa memahami bahasa manusia," ujar Rian, sedikit berpikir, "... bahasa Spanyol, mungkin?”

Rian tersenyum tipis, seolah santai, tapi sorot matanya menusuk. “Well, seperti yang sedang aku gunakan saat ini."

“Tapi dengar baik-baik... laki-laki tampan ini tidak punya waktu untuk bermain-main, lanjut Rian, nada suara lebih berat dan serius. "Jadi, kalau kau punya bentuk akhir, gunakan sekarang. Atau mati cepat tanpa sempat mengaum.”

Sebagai catatan, seorang Beyonder, seperti Rian mampu memahami semua bahasa dunia ini atau dunia mana pun dengan mudah.

Semua ini berkat Sistem dalam dirinya menerjemahkan secara instan, membuat setiap ancaman darinya terdengar jelas... bahkan bagi monster.

Tanpa banyak basa-basi, Rian kembali menarik pelatuk revolver tiga kali berturut-turut.

BANG! BANG! BANG!

Tiga peluru Magnum kaliber .50 Magnum melesat, dua menghantam tubuh Pesanta, satu menembus kepala, namun tak meledakkannya.

Revolver kaliber berat ini dikenal brutal: satu peluru cukup untuk menyapa neraka. Tapi kali ini, bahkan tembakan ke kepala tak membuat mahluk itu roboh. Sama seperti Mendez sebelumnya, Pesanta juga tahan terhadap serangan langsung.

Namun, setidaknya serangan itu cukup untuk membuatnya mundur beberapa langkah.

Dengan tenang, Rian meletakkan chainsaw di atas lantai batu dan mulai mengisi ulang revolver.

"Laki-laki tampan ini sudah menduga," gumam Rian, suara tetap ringan, "Pesanta memang bukan main... bahkan lebih bandel dari Mendez. Mahluk itu menjadi target uji coba kekuatan Tittle yang sesuai!"

Detik berikutnya saat Rian mengisi ulang revolver, tubuh Pesanta mulai menggeliat liar: berubah.

Jubah hitam Pesanta robek, mencabik-cabik kain tua itu saat tubuhnya membesar dan menampakkan wujud aslinya.

Ciri khas insektoid kini terpampang jelas, mulut, lengan, dan kaki melebar dengan lapisan keras seperti eksoskeleton.

Kulit Pesanta pucat, dagingnya menggembung, dan dari tengkorak retak di kepalanya, otak terbuka di bawah tulang rusuk yang melengkung seperti sangkar.

Dari punggungnya menjulur perut besar, di ujungnya tumbuh ekor parasit berujung mulut yang terus bergerak seperti mencari mangsa.

Rian menutup silinder revolver dengan bunyi klik, mengangkatnya perlahan, lalu bersiul pelan.

"Bagus... Dengan begini, laki-laki tampan ini mengumumkan: selamat!" senyum Rian semakin melebar, "Kau baru saja membuka rute alternatif."

Pesanta mengayunkan cakarnya: memanjang secara horizontal, menyapu udara ke arah Rian. Namun, dengan cekatan, Rian meraih kembali chainsaw di dekat kakinya dan memiringkan tubuh, membiarkan serangan lewat nyaris menyentuh pakaian.

Serangan berikutnya menyusul cepat. Ekor besar Pesanta melesat seperti cambuk, tapi Rian melakukan salto ke belakang, mendarat ringan di atas batu kastil yang retak.

Begitu kakinya menapak lantai, ekor itu menembakkan proyektil organik, menembus udara dengan kecepatan tinggi.

Tapi Rian kembali bergerak, seperti sedang menari, menghindari tiap tembakan tanpa sedikit pun kehilangan keseimbangan.

Semua serangan gagal. Tak satu pun menyentuhnya.

Meski membawa dua beban: chainsaw di tangan kiri dan revolver di kanan, Rian tetap lincah, seolah bertarung adalah seni, dan ia senimannya.

Di sisi lain, proyektil organik yang ditembakkan oleh Pesanta tadi tiba-tiba membesar. Permukaannya berdenyut seperti daging hidup yang bernapas: sampai akhirnya…

Crot! Crot! Crot!

Ledakan daging terjadi, memercikkan cairan kental kehijauan ke segala arah: asam, gas beracun, dan jutaan telur parasit tersebar di udara.

Namun, sosok Rian telah bergerak lebih cepat dari suara letupan itu. Tubuhnya melesat, seolah menghilang dari tempat semula.

Ketika muncul kembali di sisi kanan Pesanta, chainsaw di tangan kirinya langsung berayun.

BRUZZZ!

Deru tajam mesin itu menebas lengan Pesanta, menimbulkan luka dalam dan brutal. Dalam gerakan lanjutan, Rian memutar tubuh dan menghantam dada Pesanta dengan tendangan cambuk penuh tenaga.

BUAK!

Monster itu terpental mundur beberapa langkah. Tapi serangan belum selesai.

Saat Pesanta menoleh, mencoba membalas, Rian sudah membidik.

BANG!

Satu peluru Magnum menghantam mata kanannya, membuatnya memekik. Namun bukan karena sakit, tapi karena kemarahan memuncak.

Rian tak memberi waktu bernapas. Ia sudah berpindah posisi, muncul di sisi lain seperti bayangan, dan kali ini.

BRUZZZZZ!

Chainsaw menghantam lagi, memotong habis lengan kanan Pesanta dalam semburan darah dan potongan jaringan.

Pesanta menjerit keras, kemarahan meledak dalam bentuk gelombang suara yang meledak seperti flashbang, tidak hanya memekakkan, tapi juga mengguncang keseimbangan.

“Ugh…” Rian mundur beberapa langkah, tangannya menekan pelipis. “Makhluk ini ternyata cukup cerewet dari Mendez, ya? Kepala laki-laki tampan ini pusing dengar celotehnya.”

Belum sempat Rian sepenuhnya memulihkan fokus, ekor panjang Pesanta menyambar cepat ke arahnya. Tapi kali ini, Rian tidak menghindar.

WHANG!

Chainsaw di tangan kirinya terangkat, menahan langsung tebasan ekor yang mematikan itu. Bilah besi berputar liar menghantam ekor insektoid, menghasilkan suara gesekan kasar dan semburan percikan.

Ekor Pesanta terpukul mundur, tampak tergores parah dan bahkan mengalami kerusakan jaringan. Namun, kerusakan itu hanya bertahan sesaat.

Seperti monster yang menolak mati, tubuh Pesanta mulai berdenyut, jaringan yang robek merekat kembali.

Dan tak hanya itu. Lengan kanan yang sebelumnya tertebas habis oleh chainsaw… mulai tumbuh kembali, menonjol keluar seperti daging busuk yang dipaksa hidup.

“...Tentu saja kau bisa regenerasi,” gumam Rian dengan nada datar, sambil kembali memasang posisi bertarung.

Tiba-tiba, ujung ekor Pesanta menyembur lagi, proyektil organik, tajam seperti taji kaki pada serangga, menjijikkan, dan berdenyut.

Rian mengayunkan chainsaw di tangan kirinya, menebas setiap proyektil organik yang melesat ke arahnya sebelum sempat menyentuh lantai dan berubah menjadi bom daging hidup.

BRUZZZ! BRUZZZ! BRUZZZ!

Setiap proyektil hancur berkeping-keping, tercabik tanpa ampun oleh bilah rantai yang terus berputar liar.

Di saat yang sama, moncong revolver di tangan kanannya telah membidik tepat ke arah mata Pesanta.

BANG! BANG!

Dua peluru dimuntahkan dari selongsong, satu menghantam pelipis, dan satu lagi meledak di dekat mata yang sebelumnya sudah terluka.

"Sudah cukup main-mainnya!" seru Rian, suaranya tegas, nyaris seperti ultimatum.

"Laki-laki tampan ini, sebetulnya, sedang terburu-buru."

Rian melesat ke depan, membelah udara seperti kilatan angin. Sampai di hadapan Pesanta, tanpa ragu, chainsaw di tangan kirinya langsung ditusukkan ke dada monster itu.

WHRRRRRRRR!!

Bilah berantai menembus daging dan tulang, menghancurkan jaringan insektoid dengan brutal. Tubuh Pesanta berguncang hebat, tapi belum tumbang.

Mulut insektoid yang menganga berusaha menggigit wajah Rian, berjarak hanya beberapa sentimeter.

Namun Rian bergerak cepat, mundur satu langkah sambil melakukan lompatan akrobatik ke belakang. Di saat yang sama, kaki kirinya menghantam bagian belakang chainsaw, mendorong senjata itu lebih dalam ke dada Pesanta.

"Nikmati itu..." ujar Rian dengan senyum tipis, "... Dan jangan lupa berikan rating bintang lima, serta komentar terbaik untuk laki-laki tampan ini."

Darah dan cairan hijau kental menyembur liar, memercik ke segala arah. Suaranya berisik, panasnya terasa, dan baunya, busuk dan amis menusuk hidung.

Begitu mendarat dengan mantap di lantai batu, Rian langsung mengangkat revolvernya, membidik Pesanta yang masih terguncang dengan tepat.

Pesanta meringkih; kesal, marah, hendak menjerit lagi, menciptakan ledakan suara seperti flashbang.

Namun, Rian sudah menduganya. Itu sebabnya, begitu kedua kakinya menjejak lantai, revolver sudah terangkat, moncongnya membidik tepat ke arah wajah Pesanta.

Dengan senyum tipis, Rian menarik pelatuk dan berkata, "Menjerit lagi, huh? Tidak semudah itu."

BANG!

Peluru kaliber .50 Magnum terakhir dimuntahkan dari selongsong, melesat menembus udara dan tepat menghantam mulut Pesanta, membatalkan jeritan sebelum sempat dilepaskan.

1
Frando Wijaya
btw next Thor 😃😆
Dance Seaweed: oke, oke sip!
total 1 replies
Frando Wijaya
ternyata rias Dan anggota merasa...tpi mereka gk Tau bahwa itu si Rian sendiri
Dance Seaweed: pastinya sih🤣
Frando Wijaya: hanya menunggu wkt ya?
total 5 replies
Zenox..
njirlh bnrn gk terduga🗿
Frando Wijaya: al ophis?
Dance Seaweed: mau tau gak? aku nyoba liat ke depannya kalo begini lewat AI... dan hasilnya mengejutkan.. akhem... ophis jadi yandere. terkejoed akuh 🗿
total 8 replies
°Itsuuki°~°Kun°
tinggal purple aja dh jdi teknik andalannya gojo 🤣

btw si Rian bisa domain ny gojo juga kah?
Dance Seaweed: btw, kau ada saran anime apa? selain DB, One Piece, Naruto dan Bleach, gitu...
Dance Seaweed: iya. tapi butuh waktu. kayak Falling Blossom Emotion dan New Shadow Style
total 4 replies
Zenox..
anjay btw ini nanti ceritanya masih bkln drama klh trs ngerusuh di nikahan kah?
Frando Wijaya
akhirny red berhasil dpt....btw next Thor 😃😆
Frando Wijaya: hiks 😭
Dance Seaweed: yah.... mau bagaimana lagi, kan?
total 15 replies
Frando Wijaya
btw next Thor 😃😆
Dance Seaweed: oke, sip!!
total 1 replies
Frando Wijaya
akhirny koneko terima kekuatan nekomata sendiri...hanya mslh wkt utk menjadi kuat...skrg 1 1ny mslhny adalah... hyoudou issei...
Frando Wijaya: wkwkwkwkwkwkwk 🤣🤣🤣🤣 dlo gw dh sering kli lht draig nangis wkwkwkwkwkwkwk 🤣🤣🤣
Dance Seaweed: kasian juga sih, draig ampe nangis dapat julukan oppai dragon 🤣🤣🤣
total 16 replies
Frando Wijaya
aleh? koneko mlh jd terbiasa ingin Rian jail pda sendiri? gw merasa koneko ini jd tertuler deh
Dance Seaweed: ya.. maklumin saja si narsis itu 🤣🤣
Frando Wijaya: bner2 bch krg kerjaan 🤦
total 11 replies
Frando Wijaya
Ki ya? seperti DB
Frando Wijaya: bner2 deh..kek ada campuran
Dance Seaweed: lebih ke author dxd terinspirasi dari DB, jadi... dibuat konsep kekuatan ras Yokai seperti Nekomata bisa senjutsu 😆
total 4 replies
Frando Wijaya
oee bch! bknny bantu tpi mlh minta di pukul lg!
Dance Seaweed: jadi kurang tau🤔
Dance Seaweed: blm pernah baca ln-nya sih🤔
total 18 replies
Frando Wijaya
btw next Thor 😃😆
Dance Seaweed: oke, oke 😎
total 1 replies
Frando Wijaya
ternyata koneko gk mw latihan ttg kekuatan nekomata sendiri....msh trauma lg ya? haa 💨...mah...gw gk bs komen sih
Dance Seaweed: mau bagaimana lagi? di masa lalunya aja hampir dibunuh karena kesalahan Kuroka... dan... saat masih anak anak, yu know sendiri lah? bapaknya aja anggap Kuroka dan Koneko anak kucing 😅
total 1 replies
Frando Wijaya
STR VIT AGI 35 Dan INT 70 utk akeno? bknny ini bkl bs kuat kpn aja? tpi....si sairoog itu..klo gk slh Queen Dia sihir Dia sgt merepotkn
Frando Wijaya: hmm....
Dance Seaweed: gak disebutkan, atau aku juga lupa. coba liat di fandom. bareng kali ketemu 🤔
total 12 replies
Frando Wijaya
btw next Thor 😃😆🤩
Frando Wijaya
akhirny damai jg dgn kekuatan sendiri akeno ini...skrg hanya mslh wkt utk Kendalikn kekuatan sendiri....supaya bs klhkn burung bodoh itu 😁
Frando Wijaya: itulh knp gw mles hafal nma panjang.....lo blg bertema barat...apakh nma panjang tiap kli gw lht...semua itu berasal Dr org barat?
Dance Seaweed: iya sih. nama MC itu harus mudah diingat 😌 aku setuju. kebanyakan anime bertema barat ribet banget, kayak contoh: Lyutilis, Euclidwood Hellsyacte, Ains Own Goal, dlll

intinya ribet amat 😆
total 24 replies
Frando Wijaya
oke! next Thor 😃😆🤩
Dance Seaweed: makanya kudu hati-hati😁
Frando Wijaya: soal kekuatan....tuh bs sampingan dlo......bahkan bila ada kekuatan yg kuat tpi gk bs Kendalikn...gk ada gunany tuh
total 12 replies
Frando Wijaya
eksorsis? lbh tptny yg... exorcist itu?
Dance Seaweed: oke, oke.. tak perbaiki 😆
Frando Wijaya: yg ada itu aneh bgt bagi gw 😑
total 5 replies
Frando Wijaya
next Thor 😃😆🤩
Frando Wijaya
Dr gambar itu...itu Dr S2
Dance Seaweed: ya, seperti itu 😅
Frando Wijaya: jd itu terjadi...haa 💨
total 19 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!