NovelToon NovelToon
I Became An Extra In My Own Story

I Became An Extra In My Own Story

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Transmigrasi
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: MagnumKapalApi

Yoga Permana, 22 tahun, pekerja biasa yang hidupnya terasa hampa setelah patah hati dan gagal move on dari cinta pertama. Pelariannya? Menulis webnovel… meski lebih sering buka Facebook daripada nulis.

Suatu malam, saat mencoba menulis prolog novel barunya Pe and Kob, laptopnya rusak, lalu menariknya masuk ke dalam dunia novel yang bahkan belum ia selesaikan.

Kini terjebak di dunia isekai hasil pikirannya sendiri, Yoga harus menjalani hidup sebagai karakter dalam cerita yang belum punya alur, belum punya nama kerajaan, bahkan belum punya ending.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MagnumKapalApi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 - Segalanya (2)

Kembali ke latar waktu setelah dua hari menyelesaikan bab prolog, aku teringat satu hal yang tak mungkin bisa kulupa.

Tubuhku masih diatas kasur kamar kecil Lala Rosalia, terduduk dengan selimut menyelimuti pinggang sampai kaki. Lengan gemulai menyentuh dagu, batinku berkecamuk tentang situasi saat ini.

Sistem itu seharusnya muncul sebentar lagi, aku tahu sistem hanya muncul setelah satu outline bab tercapai.

Sembari menunggu waktu didalam kamar kecil, kamar yang tak pernah berubah selepas enam tahun mendatang.

Sistem itu muncul dengan suara khasnya.

Ba-dling!

“Akhirnya kamu muncul juga... Mulya.” sudah lama sistem ini tidak muncul, walau aku kembali ke masa lalu, namun pengalamanku sudah enam tahun terlewati di dunia ini.

[E-eh apa maksudmu tuan penulis X~X]

“Tak perlu kamu tutupi lagi, aku sudah mengetahui segalanya.”

Dengan senyum bibir kiri serta mata sedikit menyipit, pada sistem berbentuk seperti tab komputer tersebut.

[Yang aku tahu, ini pertemuan pertama kita]

[°~°?]

Emot yang ia tampilkan tak seperti emot resah dengan tanda tanya, membuatku sedikit masam.

“Bagimu, namun bagiku ini sudah dua kali.”

[Ahh yang pertama saat ingin bertransmigrasi?]

“Bukan... Berarti ini yang ketiga kalinya.”

[M-maksudmu? —_—]

“Kamu tak perlu tahu, dan aku tahu kamu Mulya mantanku, apa yang tak kutahu tentang dirimu.”

[T-tidak kamu salah orang °>°]

“Teruslah bersikap denial, aku tak apa...”

[Y-ya anggap saja begitu... Aku hanya ingin menjelaskan tenta—]

“Aku adalah Final Boss, dan Ryan berasal dari masa depan, betulkan?”

Ujarku cepat memotong sistem yang terlihat seperti sedang mengetik huruf dalam tab.

[Lah kok tahu?! 0.0]

“Kamu tak perlu menjelaskan, aku hanya ingin mengucapkan sesuatu.”

Senyum tulus terpancar dari wajahku, tatapan mataku sesejuk embun pagi, namun hangat dengan welas asih.

“Terimakasih karena kamu juga ada di dunia ini, mantan tersayang...”

[A-ahh aku tidak tahu apa maksudmu!!]

[Baiklah aku akan pergi!!]

[Sampai nanti Lala... M-maksudku Yoga!]

Kling!

Sistem itu menghilang, namun raut wajahku puas, membayangkan seberapa tersipunya mantan sendiri, dirinya tereinkarnasi sebagai Dewi dalam dunia novel Pe and Kob.

Wajahmu selalu kuingat, walau bertahun-tahun tak pernah kujumpai lagi...

Diatas langit, ditempat berbeda dari ranah dunia, ranah para dewa.

Mulya Rahmayanti Amalsyah.

Menatap dari wilayah surgawi, sebagai Dewi Cinta, berambut merah pendek seperti rambut milik Natasya, namun dengan busana menggoda antara paha dan perut yang terbuka, juga sepasang sayap berwarna merah.

Dikelilingi cahaya putih sedikit aura merah, seperti gelembung, melayang mengitari dirinya, berbentuk hati, tembus pandang kontras dengan cahaya surgawi.

“K-kenapa dia mengetahui diriku?!”

Wajahnya tersipu, memerah bak tomat siap panen, tangan halusnya menutupi wajah, seolah ingin menutupi rasa malunya terhadap dunia—mantan yang berasal dari satu dunia yang sama.

Lain cerita, tentang diriku.

Jauh dari ranah surgawi, termenung tentang fakta 'Yoga Permana' dengan rute pararel bercabang.

Dunia memang penuh misteri, entah itu dunia asalku, maupun dunia ini.

Termenung tentang bumi tempatku berasal. Aku memiringkan kepala dengan mata yang terpejam.

Bumi itu punya tuhannya sendiri, apa dunia pararel memiliki satu tuhan yang sama dengan tuhan duniaku berasal?... Seperti dipermainkan takdir saja

Masih dalam pikiran yang membebani diri ditubuh anak berusia empat tahun, diriku terkejut dengan suara familiar.

“Ya... Siapa sangka aku juga terseret bersamamu ke dunia novel ini.”

Suara Agoy yang kutemui di alam baka setelah kematian, diriku dari bumi yang berbeda.

Terkejut, sontak aku membukakan mata, namun tak ada siapapun didepanku.

“A-apa yang terjadi?! Suara itu bukan seperti telepati?!”

Mataku menyapu seluruh ruangan, namun tak ada satupun sosok dalam kamar.

“Lihatlah bayanganmu sendiri.”

Dengan cepat aku menunduk, mengarah pada arah suara.

“Siapa sangka aku malah bertransmigrasi menjadi bayangan Lala Rosalia, bayangan dirimu.”

Nada suaranya seperti suaraku, namun dengan nada yang melemas.

“Ahh... Aku mengerti sekarang, tubuhmu bersinar saat itu, dan memasuki dadaku sebelum melesat ke latar waktu yang sekarang.”

Dengan cepat aku mengucapkan sesuatu yang baru saja aku pahami, sedikit melemaskan punggung.

“Hahahaha, mungkin itu pemicunya, mulai sekarang aku bayanganmu.”

“Sungguh menyedihkan, sebagai penulis novel ini aku tidak menjadi salah satu tokoh novel.”

Sindiran halus Agoy padaku.

Sudah menjadi realita pahit bagi diri kami berdua, aku tidak bertransmigrasi dalam novelku, melainkan novel diriku dari bumi yang berbeda. Novel milik Agoy.

“Mari keluar rumah, aku ingin memperlihatkan sesuatu padamu.”

Lanjutnya dengan lantang.

Aku melangkahkan kakiku keluar rumah, dari kamar menuju ruang tamu, suasana sepi dalam rumah, namun suara api yang membakar penggorengan terdengar dari arah dapur, seperti suara percikan minyak panas yang meletup.

Liria sedang memasak ya...

Batinku berucap lembut, kemudian gema suara terdengar juga dalam kepalaku.

Ya, ibu kita memang rajin.

Suara Agoy memasuki pikiranku. Sedikit terkejut, risih dalam waktu bersamaan.

Jangan terkejut, kita sudah menjadi satu, itu sebabnya pengetahuanku ada pada dirimu.

Aku mengabaikan ucapan batinnya, bergema didalam kepala, namun kulanjutkan langkah kaki mengarah keluar rumah.

Dari luar rumah, kulihat Dave dari kejauhan, Dave sedang bertani di ladang keluarga.

Senyumku lepas pada suasana damai sekitar rumah, pikirku kematian begitu menakutkan, suasana yang tak pernah aku rasakan saat di bumi, maupun didalam hutan belantara.

Ayo menuju tempat yang sepi...

Ucapan Agoy dalam kepala menimbulkan kecurigaan dalam benakku.

Kamu itu mencurigakan.

Membelakakan mata pada bayangan diri sendiri, dengan raut wajah yang mengerut.

Agoy cepat menimpali batinku.

Ayolah... Aku yang menghidupkanmu kembali, tak perlu curiga.

“Huh...” helaan napas dalam sekali tarik.

Melangkahkan kaki menuju halaman belakang, sedikit jauh dari kediaman.

“Lalu? Apa yang ingin kamu tunjukan.” Aku menatap sinis bayanganku sendiri.

Terasa aneh memiliki bayangan yang hidup, bayangan yang dapat mendengar suara hati, juga bercengkrama dalam dunia batin.

“Lihat saja ya!”

Bayangan diriku melebar, mengeluarkan dirinya dari tanah namun masih tersambung pada tubuh.

Bsssshhhh

Bayangan yang tampak seperti kegelapan mengapung, seketika menyelimuti tubuhku secara perlahan, dari depan tubuh.

“Apa-apaan ini?!”

Bayangan merembet, menutupi bagian depan tubuh, perlahan menutupi hingga kebelakang tubuh.

Saat bayangan sepenuhnya menyatu.

Krakkk!

Kretek!

Krak!

Suara tulang patah terdengar dari tubuh anak berusia empat tahun. Aku hanya menjerit namun suaraku tak dapat keluar.

Tubuh yang diselimuti bayangan memanjang setinggi 180cm.

Bayangan perlahan turun dari atas kepala, menampilkan ujung rambut terpapar sinar matahari, perlahan menuju dasar tanah.

Mataku membelalak pada rerumputan pendek.

“Kenapa aku telanjang?”

Semburku dengan kondisi saat ini.

“Sekarang kita bisa menggunakan tubuh kita saat menjadi Yoga di bumi.”

Jawab Agoy dengan cepat. Lalu melanjutkan ucapannya.

“Aku ini penulis aslinya, entah mengapa semua konsep dunia ini aku mengetahuinya.”

Mataku terheran, tanganku refleks menyentuh selangkangan, namun tak ada pedang suci sebesar pedang dua tangan.

“W-wehhh tetap gak ada! pedangnya tetap gak ada!”

Aku terkejut, bukan hanya tubuh dari dunia lamaku, suara pun berubah menjadi pria dewasa, namun pedang suciku tetap berbentuk lubang.

“Y-ya ada beberapa kekurangan sih, di dunia ini kamu bertransmigrasi sebagai perempuan, wujud ini hanya bertahan tak lama, dan pakaian anak-anak yang kamu kenakan menjadi hancur saat menggunakan mode dewasa.”

Bayangan itu kikuk menjelaskan.

Situasi ini menjelaskan aku seolah pria transgender cabul dengan gangguan jiwa.

1
Nisa
elep sunda wkwkwk
Orang Aring
konsepnya menarik
Pramono
world buildingnya bagus, cuman bingung aja di pemetaan
Tiga Titik Hitam: kurang ahli soal pemetaan
total 1 replies
Sarah
lumayan
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"Maaf… bukannya aku tidak ingin terlalu ikut campur dengan urusan kalian…" napasku terasa berat di dada. "Tapi aku juga bukan anak kalian." Pandanganku mengabur sejenak. "Aku hanyalah anomali. Penulis naskah yang entah bagaimana terjebak di tubuh Lala anak kalian…" batinku, sambil melangkah perlahan menuju jendela, seolah setiap langkah menambah beban di pundakku.

Kesannya lebih menyesakkan dan ada tekanan batin. Karena si MC ini tau, kalau dia kabur dari rumah tersebut. Orang tua asli dari tubuh yang ditempati oleh MC, akan khawatir dan mencarinya.
Tiga Titik Hitam: shappp paman/Applaud/
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ: Itu aja sih masukkan dari saya kak
total 2 replies
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Lanjut baca ✌️
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Dititip dulu likenya. Nanti lanjut baca lagi
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Good kak ✌️
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Nah kan... Ini yang selalu saya pikirkan 🤣
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
666
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Dikirain namanya bakal punya marga. Ternyata enggak. Soalnya dilihat dari sampulnya sih ada bangunan fantasi abad pertengahan.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Sebenarnya sih lebih enak "Gak" daripada "Ga" waktu lihatnya kak
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ: Itu hanya menurut aku ya kak
total 1 replies
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Buwung nya ilang 🗿
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Pe and Kob. Keseringan kebaca jadi PeKob :v
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Saran kak. Supaya lebih enak dibaca harusnya begini "Layar laptopku mulai retak seperti pecahan kaca, padahal sebelumnya belum pernah terjatuh." itu aja sih kak.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ: Gpp kak. Saling berbagi ilmu. Saya juga ilmunya masih dikit ilmunya kak ✌️
Tiga Titik Hitam: ku lupa balas komenmu jir, saranmu oke udah kuliat dinovelmu bg—lumayan serap sedikit ilmu/Smile/
total 2 replies
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Jd keinget salah satu anime yang dimana villain utamanya terlalu op dan kalah sama MC karena karet gelang yg dilempar MC.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Gak usah pake prolog klo malas nulis prolog :v
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Mulyono /Hammer/
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Ngomong² soal "Citayam" jadi ke inget "Citampi Story"
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Dibagian "filem" bukannya lebih enakkan story atau alur ya kak? Nanya aja sih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!