NovelToon NovelToon
Heavenly Body, Broken Trust!

Heavenly Body, Broken Trust!

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Romansa / Ahli Bela Diri Kuno / Fantasi Wanita
Popularitas:750
Nilai: 5
Nama Author: kimlauyun45

Banxue tidak pernah meminta kekuatan—apalagi anugerah terkutuk berupa Tubuh Surgawi—kekuatan kuno yang diburu oleh sekte-sekte suci dan klan iblis sekaligus. Ketika masa lalunya dihancurkan oleh pengkhianatan dan masa depannya terancam oleh rahasia, ia memilih jalan sunyi dan pedang.

Dalam pelarian, dikelilingi oleh teman-teman yang tak sepenuhnya bisa ia percaya, Banxue memasuki Sekte Pedang Azura… hanya untuk menyadari bahwa kepercayaan, sekali retak, bisa berubah menjadi senjata yang lebih tajam dari pedang manapun.

Di tengah ujian mematikan, perasaan yang tak diucap, dan badai takdir yang semakin mendekat, Banxue harus memilih: berjuang sendirian—atau membiarkan seseorang cukup dekat untuk mengkhianatinya lagi?

Di dunia di mana kekuatan menentukan nilai diri, sejauh apa ia akan melangkah untuk merebut takdirnya sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kimlauyun45, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengamatan musuh tersembunyi

Arena pelatihan Sekte Pedang Azura dipenuhi suara dentingan senjata, langkah kaki para murid, dan teriakan instruktur yang membakar semangat. Namun, tidak semua murid hadir hari itu. Para tetua memilih mengamati dari kejauhan melalui artefak pemantau, memberikan ruang bagi murid-murid elit untuk membimbing yang lainnya. Cahaya pagi menyinari lantai batu arena, memperlihatkan bayangan para pendekar muda yang sedang berlatih.

Banxue berdiri di sisi arena, diam dan penuh waspada. Ia baru saja selesai menjalani pelatihan teknik pernapasan internal dengan para murid lainnya. Saat semua tengah memusatkan qi mereka, kejadian tak biasa menarik perhatian.

Aura keemasan samar—terlalu murni dan kuat untuk murid biasa—perlahan memancar dari tubuh Banxue. Meskipun ia tampak tidak menyadarinya, beberapa murid yang berdekatan menoleh dengan tatapan bingung dan takjub.

“Ap apa kau merasakannya barusan?” bisik salah satu murid kepada temannya.

“Seperti gelombang qi yang terlalu sempurna… tapi cepat sekali menghilang.”

Di tempat lain, Jingyan yang tengah berdiri di tangga batu arena, menyipitkan mata menatap ke arah Banxue. “Itu… bukan sembarang qi,” gumamnya pelan. Aura itu… mengingatkannya pada kisah lama tentang ‘tubuh surgawi’ yang hanya muncul setiap seratus tahun sekali.

Wayne, yang sempat duduk di sisi timur arena, juga merasakan kejanggalan. Ia berdiri pelan, tak ingin menarik perhatian. Di belakangnya, Linrue menghampiri dengan senyum, namun ikut menegang melihat arah tatapan Wayne.

“Ada yang salah?” tanya Linrue pelan.

Wayne tidak menjawab, hanya memandangi Banxue yang kini sudah kembali ke ekspresi datar dan dinginnya. Tapi ia tahu, sesuatu telah bergeser.

Tak jauh dari keramaian arena, seorang pria berwajah teduh dan sikap kalem mengamati dari balik tiang batu yang membatasi area latihan. Ia bukan murid, juga bukan instruktur. Dari kantong bajunya, ia mengeluarkan seekor burung kecil berwarna hitam pekat, lalu menyelipkan secarik gulungan pesan kecil ke kaki burung itu.

“Target ditemukan. Aura surgawi muncul. Mengirimkan pengamatan awal. Kultus Jiwa Terbalik.”

Burung itu pun terbang cepat, menghilang di balik puncak-puncak pegunungan.

Sementara itu, latihan mulai mendekati akhir sesi. Jingyan perlahan mendekati Banxue.

“Kau melatih pernapasan qi terlalu dalam. Bisa membuat tubuhmu kehabisan energi, tahu?” katanya ringan sambil melempar botol air ke arah Banxue.

Banxue menangkapnya dengan refleks. “Aku tidak minta petuahmu, Jingyan.”

“Tapi kau tetap menerimanya,” jawab Jingyan dengan senyum jahil.

“Kalau kau hanya ingin bercanda, aku tidak sedang ingin tertawa.”

Jingyan mengamati wajah Banxue dengan saksama. “Tapi matamu tidak berkata demikian. Kau sedang gelisah.”

Banxue menunduk sejenak. “Tak penting. Aku bisa mengatasinya sendiri.”

Namun sebelum Jingyan sempat membalas, suara langkah kaki terdengar. Wayne dan Linrue menghampiri.

“Banxue,” kata Wayne pelan. “Tentang yang terjadi tadi di tengah latihan… apakah kau sadar?”

Banxue menoleh dingin. “Aku tidak butuh kekhawatiran dari orang yang tidak jujur.”

Ucapan itu membuat suasana menegang. Bahkan Jingyan yang santai mulai menyadari bahwa luka antara Banxue dan Wayne belum sembuh.

“Aku tak akan menyembunyikan apa pun lagi, jika itu yang membuatmu menjauh,” kata Wayne lirih.

“Sudah terlambat,” balas Banxue tanpa emosi, lalu berbalik meninggalkan mereka.

Dari kejauhan, mata si pengamat penyusup dari Kultus Jiwa Terbalik kembali menatap punggung Banxue yang menjauh. “Tubuh surgawi... Pintu telah dibuka. Kau akan menjadi milik kami.”

1
Daisy
Keren banget sih cerita ini! Baca sampe subuh aja masih seru.
Winifred
Wow! 😲
Axelle Farandzio
Bahasanya halus banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!