#UP SETIAP HARI 2 BAB/ 3 BAB.....
Jhi Chen. Nama yang membuat dewa-dewa gemetar. Ia adalah badai yang menghancurkan surga, pedang yang merobek kegelapan, dan keadilan yang membakar dunia. Persiapkan diri untuk menyaksikan pemberontakan yang akan mengguncang alam semesta hingga ke akar-akarnya!
"Ingat namaku Jhi Chen"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wibuu Sejatii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 14 Kompetisi Dimulai
Jhi Chen kembali ke rombongan Kerajaan Samhong. Suasana tegang menyelimuti mereka. Tak seorang pun berani menatap wajah Jhi Chen. Ketakutan terpancar dari mata setiap orang. Leluhur Kerajaan Samhong tampak paling ketakutan. Ketakutannya pada Kerajaan Da begitu besar, hingga ia menganggap ucapan Jhi Chen sebagai omong kosong. Ia takut Kerajaan Da akan menyeretnya, sehingga lebih memilih berdamai dengan Jhi Chen. Namun, ia salah. Kekuatan Jhi Chen jauh melampaui imajinasinya. Jhi Chen memang sangat kuat. Lebih dari itu, ia pernah menunjukkan niat membunuh saat pertemuan pertama mereka, hanya karena Jhi Chen tidak berlutut. Kini, leluhur itu benar-benar ketakutan setengah mati.
"Pahlawan muda Jhi Chen, ampunilah kesalahanku. Aku benar-benar tidak bisa melihat setinggi Gunung Tai, lelaki tua ini benar-benar buta. Mohon ampuni pelanggaranku ini," leluhur Kerajaan Samhong memohon dengan suara gemetar.
"Yang Mulia tidak perlu sungkan. Kita berasal dari tanah air yang sama," jawab Jhi Chen tenang. Pandangannya kemudian tertuju pada rombongan Dinasti Chu. Dengan tangan mengepal, ia memberi hormat, "Senior, terima kasih telah menegakkan keadilan untukku."
"Pahlawan muda terlalu sopan. Aku hanya mengatakan apa yang harus kukatakan, dan itu memang kebenaran. Jadi, tak perlu sungkan. Pahlawan muda, jika berkenan, orang tua ini mengundangmu berkunjung ke klanku. Semoga pahlawan muda bisa menyempatkan waktu," salah satu senior Dinasti Chu mengundang dengan ramah.
"Terima kasih atas undangannya, Senior. Jika aku memiliki waktu, pasti akan kukunjungi klan Senior," Jhi Chen menanggapi dengan hormat.
Sementara yang lain memberi hormat kepada Jhi Chen, Lan Nying terdiam, tak percaya. Kekuatan Jhi Chen begitu luar biasa, bahkan generasi senior pun bukan tandingannya. Riak-riak perasaan muncul dalam hatinya. Adakah ini kekaguman? Atau… Mungkinkah ia mulai menyukai Jhi Chen? Lan Nying sendiri pun tak tahu.
"Saudari Lan Nying, kenapa kau menatapku begitu fokus? Apakah ada yang aneh di wajahku?" Jhi Chen bertanya, menyadari tatapan Lan Nying.
Lan Nying tersentak, malu karena ketahuan. "Saudara Jhi Chen bercanda. Aku tidak memandang wajahmu," jawabnya terburu-buru, pipinya memerah seperti apel.
"Kau bersembunyi terlalu dalam, Saudara Jhi Chen. Tingkat kultivasi apa yang kau miliki? Walaupun aku melihatmu secara langsung, aku masih tidak bisa merasakan auramu," Lan Nying penasaran.
"Saudari Lan Nying, kultivasi ku tidak penting. Yang terpenting kau harus bekerja keras, karena acara turnamen akan segera dimulai," Jhi Chen menjawab, lalu mengirimkan transmisi suara, "Saudari Lan Nying, ketika waktunya tiba, aku akan memberitahumu tingkat kultivasi ku."
"Chen'er, mari kita pergi," Mu Xiao'er berkata, memberi hormat kepada Kaisar Kerajaan Samhong. "Yang Mulia, kita akan berpisah di sini. Semoga generasi muda Kerajaan Samhong kita bisa mendapatkan tempat di kompetisi empat dinasti ini."
"Terima kasih, Tabib Xiaomu. Pahlawan muda Jhi Chen, sebenarnya aku ingin kamu mewakili kerajaan kita. Namun, aku tahu dengan kekuatanmu, kompetisi ini tidak akan menjadi tantangan bagimu. Jadi, aku berharap pahlawan muda Jhi Chen akan bertindak seperti tadi. Meskipun tidak mengikuti turnamen, namun pahlawan muda Jhi Chen tidak mengizinkan tempat lahir kita direndahkan," Kaisar Kerajaan Samhong berharap.
"Yang Mulia tidak perlu khawatir. Tidak akan ada yang merendahkan kerajaan kita lagi," Jhi Chen meyakinkan. Sebelum pergi, ia memperingatkan Lan Saobai lewat transmisi suara, "Saudara Saobai, perhatikan tubuhmu. Dalam tubuhmu, aku menerapkan segel. Buka segel itu sebelum kompetisi dimulai. Aku telah mengubah tubuh fisikmu saat mengobatimu. Setelah membuka segel, kau harus menahan rasa sakit, itu tidak akan lama. Jika kau bisa menahan rasa sakit, walaupun kultivasimu hanya peringkat 8 Bela Diri, tubuh fisikmu bisa menyaingi Raja Bela Diri peringkat 4."
Lan Saobai, yang dikenal lugas dan tak suka berbasa-basi, langsung menjawab, "Itu benar, Saudara Jhi Chen. Terima kasih. Tidak peduli rasa sakit seperti apa yang akan datang, aku pasti akan menahannya."
"Baiklah, semuanya. Aku akan pergi dulu. Kita akan bertemu lagi nanti," Jhi Chen pamit. Ia pergi bersama ibunya, mengikuti Long Kun. Status Kerajaan Samhong tak cukup untuk duduk bersama para pemimpin dinasti, sehingga mereka harus berpisah.
Setelah Jhi Chen pergi, Kaisar Kerajaan Samhong melirik ayahnya dan leluhurnya. "Ayah, untung kau tidak bersikap berlebihan. Kalau tidak, konsekuensinya tidak akan terbayangkan."
"Ya, untung aku masih mengontrol diri. Kalau tidak, mungkin aku sudah menjadi mayat," leluhur Kerajaan Samhong mengakui. "Aku curiga Tabib Xiaomu juga tidak sesederhana yang terlihat. Aku melihat dia selalu tenang, ketenangan seperti itu hanya dimiliki oleh seorang ahli sejati. Apalagi sekarang kita melihat bukti. Anaknya, Jhi Chen, baru berusia 14 tahun, tapi kekuatannya tidak bisa ditebak. Jika Jhi Chen bisa bersembunyi begitu dalam, apalagi ibunya. Karena tidak mungkin Jhi Chen tumbuh tanpa bimbingan."
"Baiklah, Ayah. Sekarang kita harus istirahat. Generasi muda kita besok harus mengikuti seleksi. Mereka butuh persiapan. Masalah tentang Tabib Xiaomu dan Jhi Chen, mereka tidak memusuhi kita dan tidak berambisi merebut kekuasaan. Jika mereka menginginkan kekuasaan, kita semua sudah menjadi abu tanpa ada yang tersisa. Mungkin adanya Tabib Xiaomu dan Jhi Chen itu adalah berkah untuk kerajaan kita," kata ayah Kaisar.
Di tempat lain, Jhi Chen dan ibunya tiba di aula megah yang dipenuhi orang. Ketika orang-orang melihat Mu Xiao'er, keheningan langsung menyelimuti ruangan. Semua terpesona oleh kecantikan Mu Xiao'er, termasuk Kaisar Dinasti Jin, Long Qi, meskipun ia sudah sering bertemu Mu Xiao'er.
"Selamat datang, Tabib Xiaomu. Maaf aku tidak bisa menjemput Tabib Xiaomu secara pribadi, karena aku harus mempersiapkan banyak hal," Long Qi menyambut.
"Kaisar tidak perlu sopan. Aku bisa diundang ke acara besar ini, itu sudah menjadi kehormatan untuk seorang tabib seperiku," Mu Xiao'er menjawab dengan ramah. Ia kemudian memperkenalkan Jhi Chen, "Perkenalkan kepada Kaisar, ini adalah anakku, Jhi Chen."
"Salam kepada Kaisar," Jhi Chen memberi hormat.
"Anak muda yang gagah," puji Long Qi. "Baiklah, silakan duduk."
Tidak lama kemudian, rombongan Dinasti Chu tiba. Long Qi menyambut sahabatnya, "Selamat datang, sahabatku. Long Qi, kamu semakin tumbuh menjadi kuat."
"Apakah kamu masih mengenali lelaki tua ini?" Leluhur Dinasti Chu bertanya bercanda.
"Bagaimana mungkin aku lupa…" Long Qi tertawa. Pertemuan para pemimpin dinasti pun dimulai, termasuk pemimpin Sekte Pedang Rengganis, dan Tabib Xiaomu yang diperkenalkan oleh Long Qi sebagai tabib luar biasa yang bahkan diakui oleh pemimpin-pemimpin alam atas. Kehadiran mereka semua menandakan dimulainya babak baru dalam kompetisi empat dinasti, dengan kehadiran tamu istimewa dari alam atas: Sekte Gunung Batu dari Alam Bogao dan utusan Klan Fang yang akan datang setelah babak final.