NovelToon NovelToon
Tua Dalam Luka

Tua Dalam Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Beda Usia / Pelakor / Suami Tak Berguna
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Minami Itsuki

aku temani dia saat hidupnya miskin, bahkan keluarganya pun tidak ada yang mau membantu dirinya. Tapi kenapa di saat hidupnya sudah memiliki segalanya dia malah memiliki istri baru yang seorang janda beranak 2? Lalu bagaimana denganku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Minami Itsuki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab

Ramli terdiam. Aku tahu ucapanku menyakitkan, tapi itu kenyataannya.

“Aku nggak tega lihat kamu seperti ini, makanya aku datang. Tapi aku juga punya harga diri, Ramli. Kamu yang menyeret dirimu sendiri ke kehidupan seperti ini. Kamu nikahi perempuan yang bahkan sekarang nggak ada di sisimu.”

Ia menunduk. Matanya mulai berkaca, tapi ia tetap diam.

“Aku hubungi Ratna karena keluargamu juga ikut menikmati hasil dari keputusan kamu selama ini. Biarkan mereka ikut merasakan juga akibatnya. Jangan selalu pikir aku yang harus beresin semuanya.”

Ramli menggertakkan giginya. “Aku cuma... aku cuma ingin kamu temani, bukan orang lain. Bukan mereka.”

“Aku pernah ada di sana, Pak. Tapi kamu sendiri yang dorong aku pergi.” Suaraku mulai bergetar, tapi aku tetap kuat berdiri.

Aku menatap suamiku dengan tegas, “Pak, kamu harus hubungi Wulan, istrimu yang muda itu. Suruh dia yang urus kamu. Aku sudah capek di sini, aku mau pulang.”

Ramli menatapku, raut wajahnya penuh kebingungan dan sedikit kesal. Namun, dia tahu aku sudah bulat hati.

“Kalau aku yang urus, aku bisa tambah sakit karena beban ini berat sekali,” lanjutku pelan, tapi suara tetap mantap.

Suamiku akhirnya mengangguk pelan, lalu dengan tangan gemetar ia mengeluarkan ponselnya. Aku berdiri di sampingnya, memastikan dia benar-benar menelepon Wulan.

Setelah beberapa saat berbicara di telepon, wajah Ramli terlihat semakin lelah dan pasrah. Aku menghela napas panjang dan berkata, “Sekarang biar dia yang urus kamu. Aku pulang dulu.” Saat aku ingin melangkah keluar, suamiku menahan diriku. Ia bilang Wulan ingin bicara padaku.

"Mau bicara apa dia?" tanyaku malas.

"Aku tidak tahu, Bu. Yang jelas Wulan mau bicara." Dengan malas aku meraih ponsel retaknya.

"Halo, ada apa Wulan?"

“Mbak , tolong urus Mas Ramli, dia lagi sakit dan aku lagi sibuk banget sekarang,” suara Wulan terdengar cepat dan penuh tuntutan di ujung telepon.

Aku menarik napas panjang, menahan kesal. “Kamu sibuk? Tapi bukankah kamu juga istri dia sekarang? Harusnya kamu yang paling peduli.”

Wulan membalas dengan nada dingin, “Aku nggak punya waktu, urus saja. Lagian ini bukan urusanmu.”

Dengan nada tegas aku membalas melalui ponsel,

“Heh Wulan! jangan cuma mau enaknya saja. Aku sudah capek urus suami tuamu ini, sekarang giliran kamu yang jaga. Kalau aku, aku nggak mau repot-repot lagi.”

Jantungku berdebar, berharap kata-kataku bisa membuka matanya bahwa semua ini bukan main-main. Tapi aku tahu, perkelahian ini belum akan berakhir—karena hati dan ego masing-masing sudah terlanjur panas.

"Mbak, kamu ini gimana sih. Suami sakit bukanya diurus malah suruh orang lain. Aku bilang aku sibuk, jadi enggak bisa urus Mas Ramli. Kamu enggak paham ya?"

"Aku nggak peduli sama urusan kamu, yang jelas kamu harus datang ke sini urus suami tua kamu jangan sampai rahasia kamu aku bongkar!" ucapku membuat keheningan terjadi, bahkan suamiku menatapku dengan heran.

"Apa maksud kamu Mbak? Rahasia apa yang akan kamu bongkar?" tanyanya lagi, aku sempat menatap suamiku yang masih menatap kebingungan, aku pun tersenyum sinis. Karena aku tidak ingin ia mengetahui rahasia yang aku pegang tentang Wulan aku berjalan menjauh dari suamiku agar ia tidak mendengar pembicaraanku.

"Dengar, Wulan," lanjutku. "Aku tahu di mana keberadaan kamu sekarang. Kalau kamu tidak mau menuruti perkataanku, maka akan aku berikan semua rahasia kamu kepada suami tercinta kamu."

"Mbak, kalau ngomong nggak usah bertele-tele. Langsung saja apa yang kamu ketahui tentang aku saat ini," ujarnya menggebu-gebu, ia pasti tidak sabar dengan rahasia yang aku pegang.

"Baiklah kalau kamu ingin mengetahui rahasia yang aku pegang saat ini, kamu sedang berada di tempat mantan suami kamu kan?" Wulan sempat terdiam saat aku menyebutkan bahwa aku tahu ia sedang berada di tempat mantan suaminya. Suara di seberang telepon mendadak hening, hanya terdengar helaan napasnya yang berat. Aku bisa membayangkan wajahnya yang terkejut, tak menyangka bahwa rahasianya sudah terbongkar.

"A-aku… nggak ngerti maksud kamu, Mbak," ucapnya gugup.

Aku tertawa pelan, tapi nada suaraku dingin. "Udahlah, Wulan. Nggak usah pura-pura. Aku nggak sebodoh itu. Kamu pikir aku nggak tahu kamu sering keluar rumah? Dandan rapi, bawa anak-anak, dan selalu pulang larut malam? Temanku lihat kamu makan bareng mantan suamimu. Bahkan dia ngira kamu udah rujuk."

Wulan terdiam lagi. Kali ini lebih lama.

"Aku cuma… pengen anak-anakku tetap punya hubungan sama ayahnya," dalihnya pelan.

"Lucu ya," sindirku. "Pas jadi istri simpanan kamu sempat bilang sayang banget sama Ramli. Katanya rela hidup sederhana asal bareng dia. Tapi sekarang? Baru sebentar susah, kamu udah lari ke laki-laki lain."

"Enggak gitu, Mbak… aku cuma butuh tempat buat ngeluh."

"Tempat ngeluh?" potongku tajam. "Suami kamu lagi sakit, kamu tinggalin. Aku yang disuruh rawat. Tapi kamu asik jalan-jalan sama mantanmu. Ini bukan ngeluh, Wulan. Ini pengkhianatan kedua yang kamu lakukan setelah rebut suami orang."

Wulan menarik napas panjang, lalu terdengar suara lirih, "Aku bingung, Mbak… aku juga nyesel."

"Kalau nyesel, pulang sekarang. Urus suamimu. Jangan cuma enaknya aja. Atau sekalian aja bilang ke Ramli, kamu mau rujuk sama mantan suami, biar dia tahu siapa kamu sebenarnya."

Wulan langsung panik mendengar ancamanku. Suaranya yang semula terdengar tenang berubah menjadi gugup dan penuh ketakutan.

"Mbak, tolong jangan bilang ke Mas Ramli… tolong, ya? Ini semua cuma salah paham!" katanya terburu-buru. "Aku nggak ada niat buat ninggalin Mas Ramli, sungguh!"

Aku tertawa sinis. "Salah paham? Kamu pikir aku nggak bisa bedain mana wanita yang sekadar silaturahmi sama mantan, dan mana yang diam-diam masih punya rasa? Kamu udah kebangetan, Wulan. Suami kamu lagi sakit, kamu malah sibuk ngelucu sama mantan."

"Enggak gitu, Mbak… aku cuma… bingung aja… aku capek. Hidup di kontrakan sempit, nggak ada uang. Mas Ramli nggak bisa kasih apa-apa. Aku… aku nyesel…"

"Jangan nyesel sekarang, Wulan. Kamu yang pilih jalan ini. Kamu yang ganggu rumah tangga orang. Sekarang suamiku jadi bangkai hidup—sakit, lapar, nggak diurus, malah kamu tinggalin."

"Please, Mbak Rukayah… jangan bilang ke Mas Ramli. Dia pasti marah besar. Aku nggak tahu harus gimana kalau dia tahu…"

Aku mengepalkan tangan, menahan emosi. "Kamu takut Mas Ramli tahu? Bagus. Karena dia berhak tahu siapa kamu sebenarnya. Kamu pikir dia bisa terus-terusan bela kamu, sementara kamu menusuk dia dari belakang?"

"Aku janji, Mbak… aku nggak akan ketemu mantan aku lagi… aku bakal pulang, urus Mas Ramli. Asal jangan bilang sekarang, ya? Kasihan dia lagi sakit."

Aku terdiam beberapa saat, lalu menjawab dengan datar, "Terserah kamu, Wulan. Tapi ingat, semua kebusukan itu nggak akan bisa kamu tutupin selamanya. Suatu saat Ramli akan tahu juga. Dan kalau kamu masih main api, aku sendiri yang akan membakar semuanya."

Setelah itu aku mematikan telepon tanpa menunggu jawabannya. Rasanya cukup puas melihat dia panik. Tapi di balik itu, ada perasaan getir—karena yang menjadi korban dari semua kebodohan ini adalah suamiku sendiri.

1
Ninik
Thor kenapa tokoh rukhayah dibikin jd pendendam gitu kayak dah dikuasai iblis jadi manusia tak berhati aku JD g suka
Ninik
tp rukhayah kebablasan hidupnya jd dikuasai dendam kalau kata org Jawa tego warase Ra tego ro larane tego larane ratego ro ngelihe tego ngelihe Ra tego ro patine
Ninik
aku suka perempuan kaya rukayah sepemikiran dgn ku ini
kalea rizuky
lanjut donk
kalea rizuky
laki tua g tau diri
kalea rizuky
kapok
kalea rizuky
laki dajjal
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!