Secret Wedding

Zara begitu terkejut karena yang orang yang ditabraknya merupakan mantan kekasihnya. Sedangkan Mike diam membeku, pria itu rasanya belum siap untuk bertemu dengan Zara.

“Kamu itu kalau jalan lihat-lihat, atau kamu sengaja agar kekasihku bertanggung jawab padamu, dasar ******!” betak wanita yang bergelayut manja di lengan Mike.

“Maryam, jaga mulutmu!” bentak Mike.

Pria itu menatap Zara, kini matanya menatap jari manis mantan kekasihnya itu. “Kamu sudah menikah?”

Zara mengikuti arah pandang Mike, tapi wanita itu tidak menjawab karena masih shock bertemu orang yang selama ini ingin dihindarinya itu.

“Zara,” ucap Mike lembut.

Zara tidak menjawab, wanita itu memilih pergi meninggalkan Mike dengan wanita yang tidak asing lagi untuknya.

“Kenapa secepat ini harus bertemu dengannya,” kata Zara lirih.

Setelah sampai di minimarket, Zara segera mencari kebutuhannya. Wanita itu mendorong troli, ia sibuk memilih apa saja yang akan dibelinya. Tanpa disadari, seseorang mengikutinya. Pria itu tidak lain Mike.

Mike begitu penasaran siapa yang menikah dengan Zara, tapi pria itu tidak mendapatkan jika mantan kekasihnya itu sedang berjalan dengan pria lain.

Setelah trolinya penuh, Zara segera mengantri untuk membayar. Wanita itu merasa ada yang memperhatikannya. Saat ia melihat ke samping tidak melihat siapa-siapa.

Setelah selesai membayar, Zara segera keluar dari minimarket, wanita itu menarik napas saat melihat mobil yang tidak asing itu.

Nathan yang melewati tempat itu tidak sengaja melihat istrinya sadang keluar dari minimarket. Padahal jarak mansion dan tempat Zara belanja begitu jauh.

Zara lewat begitu saja, hal itu membuat Nathan keluar dari mobil untuk mengejar Zara karena istrinya lewat lorong yang tidak bisa dilalui mobilnya.

“Zara,” panggil Nathan.

Zara menarik napas panjang, Wanita itu membalikkan badannya. “Ada apa, Paman.”

“Kamu mau kemana? Zara. Kenapa jauh sekali kalau belanja kamu ini sedang sakit!” kata Nathan.

Zara menarik napas panjang, gadis itu mulai menceritakan apa yang terjadi dengan mertuanya. Hingga ia mengambil keputusan untuk keluar dari mansion suaminya sendiri karena harus menyembunyikan pernikahannya.

Nathan terlihat terkejut, ia tidak menyangka jika Mama mengatakan hal itu. Pria itu menatap lekat netra hitam itu lalu bertanya,” Kamu mau kemana?”

“Tinggal di apartemen,” jawab Zara.

“Apa jauh?” tanya Nathan.

Zara tidak menjawab, tapi gadis itu menunjuk apartemen elite yang itu.

“Kamu tinggal di situ?” tanya Nathan.

“Iya, itu jarang aku tempati karena dulu sering tinggal tempat bibi,” ujar Zara.

“Dulu, apa kamu sebelumnya tinggal di sini, Zara?” Nathan menatap istrinya itu.

Zara tidak habis pikir kenapa pria depannya ini begitu banyak bertanya. Wanita itu berjalan meninggalkan Nathan.

“Zara tunggu.” Nathan berlari mengejar istrinya.

“Paman pulang saja.” Zara menatap pria yang kini berjalan di sampingnya itu.

“Kenapa tidak memakai mobil saja?” tanya Nathan.

“Aku sedang ingin jalan kaki, Paman dari mana?” tanya Zara.

“Jhon tadi bilang anak buahnya melihat Maryam sekitar kafe tidak jauh dari sini,” jawab Nathan.

Mendengar itu Zara menghentikan langkahnya, wanita itu menatap wajah suaminya itu dan bertanya, “Apa Paman bertemu?”

Nathan menggelengkan kepalanya, pria itu mengambil satu kantong dari tangan Zara. Tidak lama keduanya sampai di lobby.

“Paman pulang saja,” kata Zara.

Nathan menatap tidak suka, pria itu menarik tangan Zara untuk masuk lift. “Lantai berapa?”

“Paman!” seru Zara.

“Lantai berapa, Zara!” kata Nathan dingin.

Zara mau tidak mau menyebutkan lantai unitnya, Tidak lama terdengar pintu lift terbuka.

“Paman mau apa?”

“Kamu itu tanggung jawabku, karena aku keluar dari kamarmu. Mama menilaimu yang tidak-tidak, jadi orang jangan sok kuat, Zara.”

Zara memukul lengan Nathan kuar, hingga pria itu meringis. Setelah itu Zara mau tidak mau membuka pintu. Setelah itu ia masuk diikuti oleh suaminya.

“Lumayan,” ucap Nathan.

“Apa? Paman bilang ini lumayan.” Zara menggelengkan kepalanya.

Gadis itu meletakkan belanjaannya di dapur, Ia membuka kulkas untuk mengambil minum. Entah kenapa bersama dengan suaminya ia akan dehidrasi.

Zara membongkar isi belanjaannya, sedangkan Nathan duduk di meja makan tidak jauh dari dapur.

“Zara, aku lapar.”

Zara memutar bola matanya malas, wanita itu kini mengambil telur dan mie.” Paman, mau mie?”

“Apa kamu hanya bisa masak mie?” tanya balik Nathan.

“Kita pesan saja ya, Paman. Aku capek habis pindahan dan belanja,” ucap Zara.

“Hem.”

Nathan mengambil handphonenya, pria itu memberikan kepada Zara. Wanita itu hanya diam.

“Ambil Zara, bukannya kamu mau pesan!” kata Nathan.

“Paman sengaja, kan Biar aku lihat foto ini lagi,” cibir Zara.

Nathan melihat handphonenya.” Sini.”

Wanita itu membiarkan saja, ia beranjak dari duduknya. Setelah itu melihat Zara yang sedang menghadap ke arah kulkas.

“Zara katanya mau pesan,” ucap Nathan.

“Paman saja, aku belum siap merapikan belanjaanku,” jawab Zara.

Nathan tanpa menunggu lama segera memesan makan. Pria itu kini duduk di ruang keluarga. Walau apartemennya tidak begitu besar. ia itu bisa merasakan rasa nyaman.

Zara datang dengan membawa teh hangat, tidak lupa camilan untuk keduanya sambil menunggu pesanan datang.

“Ini tehnya, Paman,” kata Zara.

“Terima kasih. Zara, tadi bunda telepon aku tidak angkat karena takut akan berbicara kepadamu,” ucap Nathan.

“Iya, sudah telepon tadi.”

“Syukurlah, tapi orang tuamu tidak mendesak kamu untuk cepat menikah.”

“Paman sebenarnya aku belum siap, tapi karena Mike ingin segera menghalalkanku ya bagaimana lagi,” ujar Zara.

“Apa kamu tidak curiga kemana Mike apa pria itu sudah menikah?” tanya Nathan.

“Paman tahu aku tadi bertemu dengan siapa?”

Nathan hanya menggelengkan kepalanya, pria itu tidak mau berpikir urusan orang lain.

“Aku bertemu Maryam,” ucap Zara.

“Apa katamu?” Nathan menatap tajam Zara.

Pria itu tidak suka, siapa pun membicarakan kekasihnya. Sedangkan Zara menatap suaminya itu.

“Terserah Paman percaya atau tidak, tapi aku melihat Maryam bersama Mike di restaurant. Apa Paman tahu, apa kata tuan Jhon benar kalau kekasih Anda itu sedang ada di sini. Bukan di paris.”

“Cukup Zara, aku tahu kamu cemburu dengan Maryam. Dari awal aku sudah katakan jika pernikahan kita satu tahun lagi akan berakhir. Ingat itu!” Nathan langsung beranjak dari duduknya.

Pria itu keluar begitu saja dari unit apartemen Zara, Pintu tertutup dengan keras membuat gadis itu terperanjat.

“Cemburu, apa salahnya aku cemburu jika suamiku dekat dengan wanita lain,” kata Zara lirih.

Zara merasa antara Mike dan Maryam ada hubungan, tapi wanita itu tidak akan ikut campur. Setelah satu tahun, ia dan Nathan akan segera berpisah.

Kalau boleh jujur, ia ingin menikah seumur hidup sekali. Namun, jika takdir saat berumur dua puluh dua tahun akan berstatus janda.