NovelToon NovelToon
Celeste & Para Dewa

Celeste & Para Dewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Romansa Fantasi / Epik Petualangan / Perperangan / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: kirlsahoshii

Di dunia yang diatur oleh kekuatan enam Dewa elemen: air, angin, api, tanah, es, dan petir, manusia terpilih tertentu yang dikenal sebagai Host dipercaya berfungsi sebagai wadah bagi para Dewa untuk menjaga keseimbangan antara kekuatan ilahi dan kesejahteraan Bumi. Dengan ajaran baru dan lebih tercerahkan telah muncul: para Dewa sekarang meminjamkan kekuatan mereka melalui kristal, artefak suci yang jatuh dari langit.

Caela, seorang perempuan muda yang tak pernah ingat akan asal-usulnya, memilih untuk menjadi Host setelah merasakan adanya panggilan ilahi. Namun semakin dalam ia menyelami peran sebagai Host, ia mulai mempertanyakan ajaran ‘tercerahkan’ ini. Terjebak antara keyakinan dan keraguan, Caela harus menghadapi kebenaran identitasnya dan beban kekuatan yang tidak pernah ia minta.

Ini cerita tentang petualangan, kekuatan ilahi, sihir, pengetahuan, kepercayaan, juga cinta.

**

Halo, ini karya pertamaku, mohon dukungannya ya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kirlsahoshii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perlawanan

Riverbend kini dalam kondisi waspada, penjaga tersebar di seluruh penjuru termasuk di dalam kota. Warga bertanya-tanya apa yang akan terjadi dan mulai merasa cemas. Segelintir dari mereka hanya bisa patuh dan memilih untuk berlindung di rumah masing-masing, ada yang cuek dan tetap menjalani aktivitas seperti biasa, namun ada pula beberapa orang yang mulai mempertanyakan kredibilitas Caela sebagai pemimpin dan juga ketaatannya pada Dewa. Berita tentang dirinya adalah salah satu orang murtad mulai tersebar. Beberapa rombongan warga melakukan aksi protes di depan kastil sambil berusaha menyerang dan menyuruh Caela menyerahkan diri untuk segera dieksekusi.

Caela saat ini hanya mengurung diri di ruangannya. Dia frustasi dengan keadaan walau dia tahu dia harus bersiap dengan segala tekanan di sini dan juga serangan dari luar. Penjaga mengetuk pintu ruangan Caela namun tak ada respon. Gadis kecil yang masih tinggal di kastil pun melihat keadaan ini dan begitu terkejut dengan keadaan. Penjaga di depan ruangan berdiskusi bingung apa yang harus mereka lakukan terhadap kelompok tersebut.

Para kelompok yang protes itu sudah hendak mengeluarkan kekerasan ke arah kastil, namun penjaga kastil berusaha sebisa mungkin menahan. Gadis kecil itu pun merasa kesal mendengar kerusuhan dan keadaan ini, dia pun berlari ke arah balkon kastil dan membuka pintu. Para warga yang sedang melakukan protes di depan kaget karena ternyata yang datang bukan pemimpinnya justru seorang gadis kecil yang tak mereka kenal.

Gadis kecil itu menarik napas dalam-dalam lalu berteriak, “Berisik kalian! Diam lah!!!”

Para warga yang protes, penjaga kastil, maupun seluruh rakyat yang melihatnya terkejut seketika.

“Jika kalian tidak percaya dengan pemimpin kalian, pergi lah sekarang kalian dari sini!!!!! Pergi sana dimakan kelompok murtad!!!!” teriak gadis kecil itu.

Para warga yang protes, penjaga kastil, maupun seluruh rakyat yang melihatnya terkejut masih tercengang. Beberapa penjaga sekarang mengarah ke arah balkon tersebut untuk mengamankan gadis itu.

“Kau pikir apa yang dia lakukan selama ini untuk kalian? Hah?!! Diam saja menikmati jamuan istana?! Kau tak lihat dia bertarung terus setiap hari! Dasar bodoh dan buta!! Kalau kalian sebodoh itu lebih baik pergi dari sini!!!!” teriaknya.

Para warga yang protes, penjaga kastil, maupun seluruh rakyat yang melihatnya masih tercengang. Tidak lama, gadis kecil itu diamankan oleh penjaga. Caela yang mendengar seluruh teriakannya langsung keluar dari ruangannya dan melihat keadaan gadis kecil itu dengan terheran.

“Katakan lah sesuatu pada mereka, aku percaya padamu,” katanya, mata gadis kecil itu menatap mata Caela tanpa ragu.

Caela menaikkan alisnya pada gadis kecil itu, dia pun tersenyum kecil, lalu mengangguk, “... Terima kasih,” katanya.

Caela lalu keluar ke balkon istana dan menghadap ke arah para demonstran, mereka pun terkejut dengan kehadirannya, namun masih tenang. Caela pun menetapkan diri terlebih dahulu sejenak, dia sebetulnya tidak tahu apa yang harus dia katakan. Apalagi dirinya tidak pernah terbiasa untuk menjadi pemimpin.

“Rakyatku… Tidak—Kalian seluruh penduduk Riverbend yang diberkati Dewa….” Caela mulai berbicara, “hingga saat ini, aku mungkin hanya berdiri sebagai sebuah simbol tapi…” Caela terhenti sejenak dari ucapannya.

Para warga yang protes seketika kembali tenang dan juga rakyat yang kini melihat hal tersebut kini mulai penasaran dan mendekat ingin mendengar apa yang mereka katakan. Melihat hal itu, pandangan Caela melanglang buana ke banyak arah.

“Saat ini, aku hanya berusaha untuk mengikuti suara para Dewa, yang akan terasa sangat kacau dan kalian pasti mempertanyakan hal ini. Tapi aku ingin kalian percaya padaku, dan aku berjanji atas nama Dewa, dan juga janjiku pada almarhum Raja yang sudah seperti ayahku sendiri, aku akan melindungi kalian dari kekacauan ini.” Caela melanjutkan.

“Omong kosong! Kau dan Raja adalah kelompok murtad!” teriak salah satu penduduk.

Caela hanya terdiam lalu berkata lagi, “Aku tahu kalian pasti bertanya-tanya hal ini, namun para Hosts lain, pemimpin kerajaan lain, tidak ingin menerima penyelesaian secara baik-baik dan lebih memilih untuk menghancurkan kita semua. Tentunya aku tahu kekuatan para Dewa bukan untuk hal ini dan aku yakin itu…”

Para rakyat terdiam sejenak dengan pernyataan Caela.

“Tak hanya kekuatan Dewa, mungkin mereka juga akan menghancurkan kita dengan apa pun, karena itu apa pun yang kalian pikirkan saat ini, kalian—Tidak, kita semua harus bertahan dalam serangan apa pun… Karena itu aku memohon kerjasamanya untuk tetap tertib dan tenang…” lanjut Caela sambil membungkuk sedikit.

Salah satu penduduk di sana pun ada yang menyetujui pernyataan Caela, “Itu benar, jangan malah menambah masalah lah, di dalam kota!” katanya.

Caela hanya terdiam dia pun menengok ke arah belakang, melihat gadis kecil yang masih melihatnya. Gadis kecil itu pun mengangguk sambil tersenyum lega ke arah Caela, mereka semua kini harus bersiap dengan keadaan terburuk.

***

1
iqbal nasution
mantap
kirlsahoshii: Makasi kak udah mampir 🫶🏻
total 1 replies
Firenia
bukannya harusnya yg rambut putih yg khawatir /Sweat/
menderita karena kmu
Aku jadi bisa melupakan masalah sehari-hari setelah baca cerita ini, terima kasih author!
kirlsahoshii: Makasih ya udah mampir 😊🤍
total 1 replies
0-Lui-0
Ngakak sampai sakit perut 😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!