Aku Kembali

Begitu dingin, hampa dan seolah semua telah sirna, hati yang membeku, pikiran yang enggan untuk bekerja, namun Victoria merasakan sesuatu menyentuh dirinya.

"Victoria?" sebuah suara, yang pelan namun begitu indah di telinga, seolah panggilan itu selalu ingin di di dengarnya.

Dalam hati berharap inilah surga, indah dan begitu membuatnya bahagia, dengan berat Victoria berusaha membuka matanya, perlahan tapi pasti, sedikit demi sedikit terang mulai di rasakan.

Mata itu mulai berkedip beberapa kali, dan bayangan seseorang yang terus memanggil namanya mulai terlihat jelas, dan betapa terkejutnya Victoria.

"KAU!?"

"Syukurlah, kau sudah sadar" Seorang laki-laki kemudian menekan sebuah tombol, dan tak berapa lama beberapa tenaga medis dan tiga orang dokter berlari menghampirinya.

Victoria menatap mereka semua saat melakukan pemeriksaan, mulai mengerti bahwa rupanya dia tidak sedang berada di surga, dan ini masih didunia, artinya dirinya masih hidup sampai saat ini, Tapi tempat ini_?

Banyak tanya diucapkan, karena melihat tenaga asing yang membantunya saat ini, bahasa mereka pun berbeda, jelas ini bukan lagi di negara tempat dia tinggal sebelumnya.

Setelah semua pemeriksaan menunjukkan keadaan yang lebih baik, salah satu dari mereka berbicara untuk memberitahukan, dan ada senyuman diberikan laki-laki yang sedari tadi menemani nya.

Mendekati, Victoria merasa begitu tak nyaman, menarik tangannya yang akan di pegang.

"Bagaimana keadaan mu?"

"Aku lebih baik, maaf merepotkan mu tapi kenapa?"

"Membawamu kesini?"

"Iya, kenapa tak membiarkan ku_"

"Mati?"

Victoria mengangguk, menatap laki-laki itu dengan dalam, dan bukannya sebuah kemarahan yang di dapatkan, namun lagi-lagi sebuah senyuman.

"Apa seorang Regan bisa membiarkan Putri Victoria mati begitu saja?"

"Aku bukan putri, aku wanita biasa yang pantas kau lupakan dan bahkan tak perlu kau selamatkan"

"Benarkah?, bagiku kau tetap putri Victoria yang selalu membuatku terpana, apapun dan bagaimanapun keadaannya"

"Tidak perlu merayuku lagi Regan, aku tau kau tidak sebanding dengan ku, aku bukan wanita berkelas ataupun wanita yang punya kedudukan seperti dulu, kenyataannya aku hanya anak haram dari seorang ratu yang sudah di hukum mati karena berani mengkhianati raja dengan berselingkuh"

"Hentikan semua itu, kamu tidak ada hubungannya dengan konspirasi dan pengkhianatan itu, dan itulah kenyataan yang aku tau"

"Regan aku mohon_?"

"Untuk saat ini, aku tidak lagi bisa menurutimu, terakhir aku membiarkanmu dengan keputusan itu, dan sekarang malah seperti ini"

"Aku bisa menjaga diri, dan jangan ikut campur urusanku"

"Inikah yang kau sebut bisa menjaga diri, bahkan beberapa hari yang lalu kamu hampir mati, dan di negara yang kau tempati itu, seorang Victoria menjadi buronan karena percobaan pembunuhan, konyol sekali"

"Itu urusanku!"

"Dan mulai sekarang apapun tentang mu menjadi urusanku!"

"Aku bilang jangan ikut campur Regan"

"Aku akan tetap ikut campur"

"Aku tidak mau!"

"Akh!" Victoria merasakan nyeri di dadanya, luka tembak yang menembus tubuhnya baru disadarinya.

Regan segera mendekat dan membuka dadanya, walaupun tangan Victoria berusaha menahan, namun percuma, dan disana Regan melihat bekas jahitan di dada Victoria sedikit mengeluarkan darah.

"Apa yang kau lakukan?" Victoria terkejut dengan apa yang dilakukannya Regan.

"Hentikan suara keras dan gerakan berlebihan mu Victoria, lukamu berdarah lagi" perintah Regan dengan memegangi tangan Victoria yang berusaha memberontak.

Akhirnya terdiam, tatapan tajam Regan cukup untuk memberikan peringatan bagi Victoria agar menurut dan diam.

Regan membenarkan baju atas Victoria kembali, menutupi bagian dadanya yang masih terlihat pucat walaupun kelembutannya bisa Regan rasakan saat menyentuh nya.

"Istirahat lah, luka di tubuhmu butuh perawatan ekstra, mungkin untuk beberapa hari aku tidak bisa menemui mu" ucap Regan walau tak ada jawaban yang di harapkan.

Victoria memejamkan mata setelah memastikan kepergian laki-laki yang bertahun-tahun di hindarinya, bahkan rasa benci di dadanya masih terasa mengingat kenangan masa lalu yang membuatnya bertekad untuk menghilang dari kehidupan Regan selamanya.

Pengaruh obat yang mungkin masih begitu kuat, Victoria tak butuh waktu lama untuk akhirnya terlelap, tubuhnya masih begitu lemah dan luka-luka nya juga masih basah.

Operasi yang dilakukan hampir memakan waktu lebih dari lima jam juga memberikan efek kelemahan pada ototnya yang luar biasa.

Sementara di luar sana, dua penjaga yang di tempatkan menjalankan tugasnya, Regan dengan tegas mengatakan jika keselamatan wanita di dalam kamar perawatan itu adalah hal utama.

"Apa ada kemungkinan seseorang bisa menemukan Nona Victoria Tuan?" tanya seseorang yang mengikuti langkah Regan untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Sepertinya tidak, tapi aku berjaga-jaga hal terburuknya, permasalahan yang Victoria hadapi sebelumnya aku benar-benar tidak tahu" jawab Regan, lalu masuk mobil dan duduk dengan tenang.

"Apa perlu saya_?"

"Tidak, saat ini hanya kesembuhan Victoria yang jadi prioritas ku, untuk masalah yang berhubungan dengannya, sebaiknya tunggu saja dia sendiri yang meminta ku untuk membantu nya" sahut Regan, lalu memberikan kode tangan untuk memerintah kan mobilnya segera berjalan.

Regan sangat tau sifat seorang Victoria, dia tidak akan sudi zona kehidupannya di usik tanpa ijin darinya, bahkan perpisahan yang tejadi beberapa tahun silam karena Regan dianggap lancang ikut campur urusan Victoria hingga melukai harga dirinya.

Cukup kejadian masa lalu untuk membuat Regan belajar, bahwa bukan hal yang mudah menaklukkan hati seorang Victoria.

Dalam pemikiran yang penuh dengan pertimbangan, Regan sampai tidak menyadari sudah sampai di sebuah tempat yang dituju, hingga beberapa Pengawal memperingatkannya kembali.

"Tuan Regan kita susah sampai" ucapnya lirih dan seketika membuyarkan semua lamunannya.

"Sorry, okey" Regan segera membuka pintu, berjalan diikuti oleh beberapa pengawal setianya menuju sebuah Mansion.

Regan duduk dengan melonggarkan dasinya, harus memulai dari awal lagi, Karena Victoria sebelumnya berhasil menyembunyikan identitasnya dengan baik.

"Apa ada seseorang yang mencari jejak nya?" tanya Regan dalam sambungan ponselnya.

"Sampai saat ini masih belum ada pergerakan Tuan"

"Benarkah?"

"Iya Tuan, apa perlu saya yang memulai lebih dulu?" tanya orang kepercayaannya.

"Tidak, Fokus saja dulu ke Victoria, jaga dan pastikan keamanannya"

"Siap Tuan!"

Duduk di ruang kerjanya, Regan nampak terdiam sesaat dan memikirkan sesuatu, kali ini ada senyuman di bibirnya, mungkin menemukan sebuah cara untuk Victoria yang masih menolak dirinya.

"Saatnya aku menyerang, bukan lagi mengalah dan menuruti, sudah cukup hampir lima tahun aku bertahan mengikuti keinginan mu, dan kali ini, saat nya kamu menerima hukuman karena berani meninggalkan ku" gumam Regan dalam senyuman.

Seketika Regan meraih sesuatu di dalam lacinya, melihat bagaimana kenangan sebuah foto membuatnya tersenyum lega, dan pada akhirnya dipertemukan kembali dengan sosok wanita yang diinginkan namun lama menghilang.

"Mungkin akan sedikit berbeda, tapi kali ini tak akan lagi ku biarkan pergi dari ku seperti dulu, dasar tidak bisa di percaya" Ucapnya lirih, sebelum memasukkan kembali foto-foto itu ke dalam laci.

Jangan lupa like vote komen dan tonton iklannya.

Bersambung.