NovelToon NovelToon
Transmigrasi Gadis Angkuh

Transmigrasi Gadis Angkuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Misteri / Romansa / Reinkarnasi
Popularitas:8.3k
Nilai: 5
Nama Author: Adira_Mutiara

Lisa Anggraeni , seorang gadis yang tengah berjalan dengan sahabatnya setelah dari aktifitas kuliah mengalami kecelakaan saat dia tengah menunggu bus yang ada di sebrang jalan. Dia menoleh dan melihat ada motor melanu cepat membuatnya mendorong Hani. Dan membuatnya menjadi korban kecelakaan. Lisa yang mengalami luka luka sempat di bawa ke rumah sakit. Namun sayang, saat dirinya sedang di operasi, nyawanya tak bisa di selamatkan.
Lisa yang tahu dirinya mengalami kecelakaan sebelumnya mengira dia selamat, dan berada di salah satu rumah sakit.
Tapi saat dia sadar justru, dia sedang di salah satu ruangan kosong gelap dan pengap.
Namun saat dirinya berusaha mencari jalan keluar, dia justru melihat bayangan seseorang dari kaca hias kecil.
"Aaaaaa... Wajah siapa yang ada di mukaku ini!!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adira_Mutiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Paling Tersakiti

setelah kejadian pagi tadi, semua pelajaran berjalan lancar tanpa hambatan. tapi pelaku sebenarnya belum ketemu sampai sekarang. dan itu membuat para guru sangat khawatir. karena di rekaman CCTV, wajah dari pelaku pemasangan ember berisi air tidak terlihat karena sang pelaku menggunakan topi yang sedikit di turunkan.

Afdal bahkan di buat geram karena wajahnya tak terlihat. tapi dia akan tetap mencari siapa orang itu. karena dia tidak terima adiknya di perlakukan seperti itu. tapi untuk Galen, entah bagaimana pemuda itu justru begitu tenang seolah seperti tidak terjadi hal apapun.

Dan kini, sudah masuk jam istirahat kedua.

Rubby sedang berada di dalam kelas, dia sedang menatap ponselnya dengan senyum tipis yang tak terlihat. gadis itu begitu fokus dengan ponsel, kotak bekal yang ada di meja bahkan sedikit terabaikan olehnya. walaupun isinya sudah sedikit, tapi Rubby masih menyuapkan isi makanan itu kedalam mulutnya.

"bagus,, dia bahkan di bantu seseorang buat hapus beberapa detik agar wajah itu tak terlihat."

Rubby kembali fokus dengan makanannya, tak lupa dia memandang sekitar untuk memastikan keadaan sepi dan dia bisa beraksi.

"Rubbyy," teriak seseoang yang baru saja masuk ke dalam kelas.

Uhuk.. uhuk..

Rubby tersedak hebat, dia memukul dadanya pelan, dan menerima air minum yang di berikan kepadanya.

"ketuk pintu dulu," desis Rubby yang batuknya sudah mereda.

"hehehe, sorry. gue nggak tau kalo lo lagi makan"

"kenapa?"

"gue dapet rekaman asli, udah gue kirim ke email lo."

"ini yang gue suka dari lo"

"lo bisa andelin gue."

keduanya terus berbincang, hingga menit istirahat akan berakhir. siswa itu keluar kelas dan langsung pergi agar tak ada seorangpun tahu tentang dirinya dan Rubby.

Rubby keluar kelas dengan salah satu tangannya membawa kantong sampah plastik, setelah membuang sampah. Rubby berjalan ke kantin, membeli snack yang akan dia jadikan cemilan di kelas nanti. jangan pikir kalo Rubby akan fokus dengan pelajaran tanpa jajanan. perutnya terlalu murahan, cepat lapar dan Rubby tak ingin perutnya mengalami kelaparan.

"wah,, siapa ini? udah lama kita nggak liat lo, Rubby."

Rubby menaikan salah satu alisnya, dia berusaha mencari informasi siapa para gadis gadis yang ada di depannya. penampilan gadis itu normal seperti pada murid lainnya, tapi dia merasakan jika suara dari mereka seperti mengejek dirinya.

"anak pembantu, bawain jajan gue ke kelas."

Rubby bersedakep, dia tersenyum remeh menatap ke tiga gadis itu.

"diih, tangan lo lumpuh? kasian sekali masih muda udah lumpuh,"

"apa lo bilang? berani lo sama kita?"

"emang siapa lo? makan aja masih nasi, sok belagu,"

Rubby berjalan melewati ketiganya, tapi langkahnya terhenti mendengar ucapan gadis yang mengenakan bando.

"anak haram aja belagu, sekolah ini bukan tempat lo."

Tangan Rubby mengepal kuat, dia mungkin tahan dengan semua ucapan. tapi untuk status itu, hatinya ikut sakit. entah mengapa Rubby asli begitu tangguh mendapati cemoohan seperti itu.

tapi Rubby berbalik perlahan, pandangannya menusuk tajam ke arah ketiga gadis itu. Matanya yang gelap dan tajam menelisik satu per satu penampilan mereka dengan ekspresi dingin namun penuh tantangan. Dengan sekali gerakan angkuh, ia mengibaskan rambutnya yang hitam legam, lalu mengangkat dagunya tinggi-tinggi seolah menantang dunia untuk menentangnya.

"Lalu kenapa? Kau syirik sekali denganku?" suaranya keluar pelan, tapi penuh kesombongan, sambil ia meniup niup kuku tangannya dengan santai, seolah tak terpengaruh oleh ejekan yang baru saja dilontarkan.

Gadis yang paling depan membalas dengan senyum sinis, "Cih. Anak haram aja bangga."

Rubby menatapnya tanpa ragu, nada suaranya dingin dan menusuk, "Lalu apa masalahnya? Walau anak haram pun aku bergelimang harta."

Tawa ketiga gadis itu meledak, bergema penuh hinaan. "Hahaha. Kau anak pembantu, harta dari mana?" ejek yang lain menambah, suaranya penuh kebencian.

"Benar. Udah haram, miskin pula," celetuk yang terakhir sambil melipat tangan, memperlihatkan sikap meremehkan yang menyakitkan.

Rubby tetap diam, bibirnya terkatup rapat. Namun matanya menyala, menahan gelombang kemarahan dan rasa kesal yang mencoba merayapi hatinya. Meskipun kata-kata mereka menusuk hingga ke tulang, ia memilih untuk tetap berdiri tegak, membiarkan kebisuan itu menjadi perisai dari hinaan yang merajalela.

Ketiga gadis itu berdiri berkerumun, wajah mereka memerah oleh amarah dan iri yang membara. Mata mereka tajam menatap Rubby yang berdiri santai di depan mereka, senyum sinis terukir di bbibirnya

Gadis berambut panjang itu tidak peduli dengan cercaan mereka, justru sorot matanya semakin menusuk. "Aku akan melaporkan kamu ke ayahku, dan akan ku pastikan kau akan dikeluarkan besok," ancam salah satu dari mereka, gadis dengan bando mencolok di kepala.

Rubby menutup mulutnya seolah dia terkejut dan raut wajahnya di buat seolah takut dengan ucapan gadis itu. dari ingatan Rubby asli, gadis yang ada di depannya ini adalah anak dari salah satu donatur di yayasan yang menaungi sekolah.

Rubby hanya tertawa kecil, mencondongkan tubuh sedikit ke depan seolah meledek. "Aku bahkan bisa membuat kau dan kedua temanmu keluar hari ini juga," ucapnya dengan nada dingin, tatapannya penuh percaya diri yang membuat ketiga gadis itu terpaku sejenak. Suasana menjadi tegang, tapi Rubby sudah membalikkan badannya tanpa peduli lagi.

"Dahlah, waktuku habis untuk kalian," katanya sambil melangkah pergi, langkahnya ringan namun penuh kesan kemenangan.

Ketiga gadis itu tetap berdiri membeku, dada mereka naik turun menahan amarah yang tak terucap. Wajah cantik Rubby yang mencolok dan sikapnya yang arogan semakin menggerakkan api iri dalam diri mereka, namun tidak ada satu pun yang berani menghadangnya lebih jauh.

"Cih,,, buang buang waktuku saja."

Rubby terus melangkah menuju kantin, perutnya harus di isi jajan dan es dingin untuk menyegarkan otaknya setelah pertempuran kecil.

"Jika mereka tau aku anak dari Madison, kalian pasti bakalan tunduk dan mengikuti ku setiap aku pergi. hah,!"

*

*

Di sisi lain,

Jenia sedang berjalan melangkah ke arah kantin. tapi matanya tak sengaja melihat Rubby berjalan ke arah kantin. senyum licik terbit di bibir gadis itu. dengan langkah pelan, Jenia menyusul Rubby. keduanya bergantian masuk ke dalam kantin yang mulai sepi.

Jenia melangkah cepat dengan mata yang tajam menatap ke arah yang berbeda, seolah menyimpan rencana tersembunyi di balik gerakannya. Dia sampai lebih dulu di dalam kantin, tanpa terburu-buru memesan minuman hangat yang akan menjadi senjatanya setelah ini.

Sambil menunggu, pandangannya menyelinap ke pintu masuk, mencari sosok Rubby yang mulai melangkah masuk, wajahnya tampak biasa saja, tanpa curiga apa pun.

Ketika Rubby melangkah lebih dekat, Jenia perlahan berdiri dan dengan tenang berjalan mendekatinya. Hanya beberapa langkah memisahkan mereka, lalu tanpa aba-aba, Jenia pura-pura tersandung tepat di depan Rubby. Tubuhnya jatuh dengan gerakan dramatis, membuat Rubby yang terkejut berusaha menahan tubuhnya, namun malah terpeleset dan jatuh bersamaan, tangan Rubby menyentuh kursi dengan keras.

"aaahhhh,"

Teriakan nyeri Rubby pecah, suaranya yang parau menggema di seluruh kantin. Beberapa murid yang duduk di dekat situ langsung berdiri dan berlari mendekat, wajah mereka penuh tanda tanya dan kekhawatiran.

“Astaga!! Rubby!” seru salah satu murid dengan panik, sementara Rubby mengerang, menggenggam tangannya yang terasa nyeri, pandangannya mencari-cari Jenia yang kini menatapnya dengan dingin dan tanpa sedikit pun menyesal.

Suasana kantin mendadak berubah, bisik-bisik dan tatapan tajam mulai mengarah pada Rubby, membuatnya semakin terpojok dan sendirian.

Tapi Jenia tak kehabisan akal, bajunya basah karena minuman dan makanan yang dia bawa. tak lupa dia juga mengerang kesaktian memegang kakinya.

"aaarrghh, sakit sekali"

Jeritan Jenia justru seakan di buat buat, dan itu membuat para murid sedikit tak respon akan rintihan sakitnya.

"Jenia, kamu yang jatuh nimpa Rubby. tapi kenapa kamu malah yang paling tersakiti?"

Tanpa mereka tahu, seseorang sedang bersorak ria karena gadis yang ada di depannya itu terlihat begitu syok sekali.

"kau kira aku tak tau rencanamu,"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

jangan lupa like komentar kalian.. makasih 💜💜

1
Gedang Raja
balas dengan cara lebih Badas Dan bar bar lagi Ruby tapi tetap bagus dengan elegan biar kapok, untuk author nya semangat untuk terus berkarya lanjut ke bab selanjutnya ya Thor hehehe 💪💪💪👍👍👍🤭
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Sribundanya Gifran
lanjut thor💪💪💪💪💪
Sribundanya Gifran
lanjut thor
riani
ini ngak bakal gantung kan ceritanya, jadi up dong kak
Nur Ani
up LG dong ka
Nur Ani
cerita bagus suka bngettt alurnya
Nur Ani
d tunggu kelanjutannya
Daina :)
Ada apa thor, kok lama update updatenya? Aku berharap cerita ini tidak berhenti di tengah jalan.
khun :3
Thor, update dong! penasaran banget nih 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!