NovelToon NovelToon
ARLOJI BERDARAH - Detik Waktu Saksi Bisu

ARLOJI BERDARAH - Detik Waktu Saksi Bisu

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Cinta Terlarang
Popularitas:314
Nilai: 5
Nama Author: Ardin Ardianto

📌 Pembuka (Disclaimer)

Cerita ini adalah karya fiksi murni. Semua tokoh, organisasi, maupun kejadian tidak berhubungan dengan dunia nyata. Perselingkuhan, konflik pribadi, dan aksi kriminal yang muncul hanya bagian dari alur cerita, bukan cerminan institusi mana pun. Gaya penulisan mengikuti tradisi novel Amerika Utara yang penuh drama dan konflik berlapis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ardin Ardianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berita musuh masuk televisi - Ricuh C#k

Pembuka pagi:

Di suatu pagi cerah.

Langit biru tampak membentang seperti lukisan.

Kekacauan laporan

Rumah sakit Kencana permata indah, di bobol oleh mafia.

Meski sudah sampai ke tangan polisi, semua belum penanganan.

Bukan karena polisi bermalas-malasan, namun mafia itu sendiri yang lebih rumit lebih dari yang polisi pikirkan

Di militaryum Jakarta tepatnya aula tempat tentara makan.

Televisi sepanjang 2 meter menampilkan berita yang menggemparkan warga tersebut.

tentara hanya bisa menonton dan mendengar ,seperti mendengar dongeng sebelum tidur.

Lusinan tentara sedang makan siang.

Di bagian tengah aula, tepatnya di meja 16 Rom , Shadaq, dan 2 tentara lain duduk.

Rom " siapa lagi, jelas..... b#s#t yang kemarin "

INT. RUANG BERITA – RADAR45 TV – 06:47 PAGI

Grafis merah menyala di layar:

BERITA TERKINI: PERAMPOKAN & PERETASAN RUMAH SAKIT

ANCHOR (serius, cepat):

“Pemirsa Radar45, suasana mencekam terjadi pagi ini di Rumah Sakit Kencana Permata Indah, Jakarta. Sebuah kelompok tak dikenal diduga melakukan perampokan sekaligus peretasan sistem data rumah sakit. Ribuan rekam medis pasien, termasuk data milik pejabat penting, terancam bocor ke publik.”

 

EXT. RUMAH SAKIT KENCANA PERMATA INDAH – TKP – 06:59 PAGI

Suasana kacau. Sirine meraung, polisi berseragam lengkap berjaga di setiap sudut. Ambulans hilir mudik. Di belakang garis polisi, massa mulai berkumpul—beberapa berteriak panik, sebagian lagi protes keras menuntut penjelasan.

REPORTER (LIVE, suara meninggi karena kericuhan):

“Seperti yang pemirsa saksikan langsung, kericuhan melanda di sekitar RS Kencana Permata Indah. Ratusan warga, keluarga pasien, hingga pengunjuk rasa tampak memadati area rumah sakit. Aparat berusaha mengamankan lokasi, khawatir pasien yang masih dirawat terganggu oleh kerumunan ini.”

Reporter bergerak ke samping, kamera menyorot barisan polisi cyber unit.

REPORTER (lanjut):

“Informasi terbaru, tim kepolisian di Jakarta Pusat sedang berupaya merebut kembali data yang diretas dari server rumah sakit. Namun hingga kini, upaya tersebut belum membuahkan hasil. Kekhawatiran warga semakin memuncak—banyak yang takut data pribadi mereka, termasuk rekam medis, bisa tersebar luas di dunia maya.”

Teriakan massa terdengar di latar.

WARGA (teriak):

“Kami butuh kepastian! Data keluarga kami jangan dijual ke mafia!”

Kamera kembali fokus ke reporter.

REPORTER (tegang):

“Situasi di sini semakin panas, pemirsa. Aparat menegaskan penyelidikan masih berlangsung. Namun jelas, peristiwa ini bukan sekadar perampokan biasa—ada indikasi keterlibatan jaringan kriminal terorganisir.”

Kembali ke studio.

ANCHOR (menutup segmen):

“Kami akan terus memantau perkembangan di lapangan. Tetaplah bersama Radar45 untuk laporan berikutnya.”

INT. AULA - MEJA 16 — SIANG

Rom menunduk, pikirannya mengawang jauh. (Dulu sebelum Lina pindah, dia kerja di sana. Untung udah pindah—Lina nggak perlu pusing sekarang.) Dia tersenyum kecil, terus bergumam dalam hati: (Prakai dan Lina ngapain ya? Paling-paling lagi ngentot... Lina kan enak, siang-malam gue juga mau.) Senyum itu melebar jadi licik.

Tanpa babibu, Shadaq menepuk punggung Rom dengan keras — setengah marah, setengah geli.

SHADAQ

Gila lo — kasus serius ini malah diketawain!

Teman-teman lain meledak tertawa, menunjuk-nunjuk Rom.

Rom mengangkat bahu, kesal tapi masih santai.

ROM

Loh? Males gue liat beginian. Muak.

Tawa pecah lagi. Rom, masih dengan nada sarkastik, menatap jauh ke arah televisi.

ROM (lanjut)

Kalau mereka ketangkep… gantung pake kawat baja aja.

Suasana memekik sejenak antara tawa dan desir serius — candaan gelap dari pria-pria yang terbiasa melihat sisi buruk dunia.

Obrolan di meja makin ngawur. Suara sendok garpu beradu dengan nampan, bercampur riuh tawa prajurit lain. Shadaq melirik Rom sambil nyendok nasi, matanya menyipit penuh curiga.

SHADAQ

Istri Prakai… kalau nggak salah dulu kerja di sana, ya?

Rom menegakkan badan. Ia mengunyah pelan, lalu meneguk air minum sebelum menjawab. Bibirnya menyeringai, santai banget.

ROM

Ya, dulu. Sekarang nganggur dia.

Shadaq menoleh lebih tajam, alis terangkat.

SHADAQ

Kok lo tau?

Rom miringkan kepala sedikit, tatapannya licik. Senyum setengah bibirnya muncul.

Dalam hati Rom: “Orang aku sering VCS sama istri Prakai sampai sekarang, hahahaha.”

ROM

Aku sering chatingan sama istrinya Prakai.

Shadaq sontak berhenti makan, sendoknya jatuh ke nampan dengan bunyi kleting.

SHADAQ

Hah? Kok lo punya kontak istri Prakai?

Rom mengangkat bahu, pura-pura polos. Jari telunjuknya menggulir-gulir ponsel di atas meja seolah tak ada apa-apa.

ROM

Dulu… buat nanyain kalau Prakai nggak pulang.

Batin Rom: “Percaya aja dia… padahal ya buat aku order istrinya lah. Janjian free order. Gila, kok gampang banget dibodohin si Shadaq ini.”

Shadaq mendengus, matanya melotot kecil. Ia menunduk lagi, geleng-geleng kepala.

SHADAQ

Terus… chatingan-nya sampe sekarang?

Rom malah ketawa kecil. Ia bersandar ke kursi, kedua tangannya dilipat di dada.

Batin Rom: “Ya jelas lah, masa udah enak dilepas. Mending Prakai sibuk dinas, aku yang dinas ke rumahnya.”

ROM

Ya iya lah. Namanya juga kebiasaan… lama-lama jadi temenan. Apalagi Prakai sering banget nggak pulang.

Shadaq menarik napas panjang, jelas malas melanjutkan.

SHADAQ

Emm…

Teman-teman lain yang dari tadi menyimak, langsung meledak tertawa. Ada yang sampai nepuk meja, ada yang nyembur nasi dari mulut.

Rom ikut tersenyum puas, mengangkat dagu sok menang.

Batin Rom: “Ketawa aja kalian, dasar pada iri. Kalau giliran aku dapet jatah, baru nyesel kalian diem-diem.”

Piring Rom sudah kosong. Ia menyeka mulut dengan serbet, lalu berdiri sambil menepuk-nepuk celana lapangan yang penuh remah nasi.

ROM

Udah pada selesai belum? Gue duluan, nih.

Shadaq mendongak, masih menyendok nasi.

SHADAQ

Mau ke mana lo?

Rom meraih topinya di atas meja, menepukkannya ke paha sebelum dikenakan.

ROM

Apel! Ada kencan sama Elesa.

Shadaq langsung ngakak, sampai hampir tersedak.

SHADAQ

Hahaha! Paling gara-gara masalah lo kemarin, kan?

Rom melirik tajam, tapi senyum sinis nongol di wajahnya.

ROM

Bukan masalah, c#k… itu ide. Gue lebih pinter ketimbang Macrno.

Shadaq mengangkat alis, nadanya jadi serius.

SHADAQ

Apa kita bakal dikasih helikopter?

Rom berhenti sebentar, menepuk topi di kepalanya.

ROM

Belum jelas. Ini masih diusahain.

Shadaq mencondongkan badan ke meja, suaranya lebih pelan tapi penuh logika.

SHADAQ

Kalau bisa dapet jalur udara, kita bisa lebih tenang. Nggak perlu khawatir mereka kabur lewat langit.

Rom menunjuk Shadaq pakai dua jari, ekspresinya setuju tapi tetap arogan.

ROM

Nah, makanya.

Ia lalu melangkah mundur, gaya santai penuh percaya diri.

ROM (lanjut)

Yaudah, gue kencan dulu. Kalian pantau aja. Gada yang bisa kaya gue—cukup liat, udah ngerti.

Rom berbalik, meninggalkan meja. Shadaq geleng-geleng kepala, sementara teman-teman lain cekikikan melihat gaya besar kepala Rom.

1
Suzy❤️Koko
Makin penasaran nih!
Ardin Ardianto: "Semoga segera terobati penasaranmu! Bab berikutnya akan segera hadir. Kami akan sangat menghargai bantuan Anda dengan saran dan masukan Anda untuk membuat cerita ini semakin menarik."
total 1 replies
Daisy
Aku jadi nggak sabar pengen baca kelanjutannya! 🤩
Ardin Ardianto: Terima kasih atas kesabaran Anda. Bab berikutnya akan segera tayang dengan konten yang lebih menarik
total 1 replies
foxy_gamer156
Tidak sabar untuk sekuelnya!
Ardin Ardianto: "Terima kasih atas antusiasme dan kesabaran Anda! Kami sangat menghargai dukungan Anda dan senang mendengar pendapat Anda. Kami menerima masukan dan saran Anda untuk membantu kami meningkatkan kualitas konten kami. Silakan berbagi pendapat Anda tentang apa yang ingin Anda lihat di bab berikutnya!"
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!