Namanya Elisa, dia terlahir sebagai putri kedua dari keluarga Hanggara, namun hal itu tak membuat nasibnya bagus seperti kakaknya.
Dia bahkan dikenal sebagai perempuan arogan dan sangat jahat di kalangannya, berbeda dengan kakaknya yang sangat lembut dan pandai menjaga sikap.
Marvin Wiratmadja, adalah putra dari Morgan Wiratmadja. Terlahir dengan kehidupan super mewah membuatnya tumbuh menjadi orang yang sedikit arogan dan tak mudah di dekati meski oleh lawan jenisnya.
Namun siapa sangka, ketertarikannya justru tertuju pada seorang gadis yang dikenal berhati busuk dan semena-mena bernama Elisa Hanggara.
Bagaimana takdir akan mempertemukan mereka?
Baca episodenya hanya disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sujie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu
Winda menggelengkan kepalanya melihat tingkah orang nomor satu di perusahaan ini. Ia lalu melanjutkan aktifitasnya yang sempat terhenti gara-gara bosnya.
"Apa Elisa ada di ruangan ini?" tanya Winda setelah masuk ke dalam ruangan itu.
"Kak Winda? Iya Lisa anak baru yang baru saja masuk pagi ini. Ada apa ya Kak?" tanya Dina.
"Ini, ada beberapa berkas yang harus diisi olehnya. Oh ya, apa disini juga ada namanya Bimo?" Winda menyerahkan map berisi berkas tentang peraturan dan juga formulir yang harus diisi oleh karyawan baru.
"Ada, kok kak Winda yang nganterin? Harusnya kan kak Lusi?" tanya Dina, karena ini bukanlah pekerjaan Winda.
"Dia sakit, jadi menitipkan ini padaku."
"Oh gitu ... Lisa, Bimo! Nih ada kerjaan buat kalian," panggil Dina.
Lisa dan Bimo pun menghampiri senior mereka dan menerima masing-masing satu map dari tangan Dina.
"Dibaca baik-baik sebelum tanda tangan ya, say. Disini ada peraturan yang harus kalian patuhi juga. Jadi kalian harus mempelajarinya dengan baik."
Lisa mengedihkan bahunya dan berkata, "Siap bos!"
"Ya udah, pada balik kerja gih. Bos kita diam-diam mengawasi loh." Winda berbisik pada Dina.
Tapi dia kemudian memberi isyarat agar Dina tidak banyak bicara dan menyimpan ini sebagai rahasia.
Ia lalu melenggang dan keluar dari ruangan itu.
"Ini benar gajinya segini?" tanya Lisa setelah membaca lembaran kertas yang ada ditangannya.
"Mana sih? Coba sini!" Nia mengambil kertas yang dibawa Lisa.
"Emm ... iya, bener kok. Ini belum bonus kita loh," ujar Nia antusias.
Lisa sedikit tersenyum. Sebenarnya, nominal itu cukup jauh dari yang biasa ia dapatkan dari ayahnya. Tapi ini adalah hasil kerja kerasnya sendiri, kan?
Elisa mencoba meyakinkan dirinya untuk tetap maju terus. Ya, untuk apa tinggal dalam kemewahan jika terus menyiksa batin.
Bukankah ini sudah keputusannya? Meski dia harus menurunkan standar hidupnya, tidak masalah kan?
Oke ... setidaknya ini adalah jerih payahku sendiri, batin Lisa mengakhiri kebimbangannya.
Setelah mengisi semua formulir dan membaca setiap peraturan yang diterimanya tadi, Elisa melanjutkan kembali pekerjaannya.
Hingga matahari telah berpindah ke sisi barat bagian bumi, ia masih berkutat dengan layar monitor dan keyboardnya.
"Udah, besok kerja lagi!" Ujar Nia yang sudah membereskan tempatnya dan menenteng tasnya.
"Masih anget-angetnya say," sahut Evi.
Lalu Dina menghampiri dua anak baru yang sama-sama masih terlihat sibuk.
"Karyawan yang pulang tidak tepat pada waktunya akan kena denda say," kata Dina dibelakang Lisa.
Mendengar hal itu Lisa dan Bimo langsung menoleh secara bersamaan.
"Kaget ya? Berarti tadi nggak baca dengan bener dong?" Dina lalu mengambil kursi dan duduk disebelah Lisa.
"Ini emang perusahaan unik, Lisa. Jadi kita nggak boleh pulang sebelum tepat pada waktunya, juga tidak boleh pulang melebihi batas jam kerja yang udah ditentukan," jelas Dina.
"Makanya cepat beresin, terus pulang deh!"
"Oke ... baiklah." Lisa lalu mulai membereskan pekerjaannya.
"Ya udah kita duluan ya? Bye ...." Dina melambaikan tangannya, meninggalkan Lisa dan Bimo yang sedang sibuk.
Tak butuh waktu yang lama juga untuk Lisa dan Bimo membereskannya.
"Yuk, Bim!" ajak Lisa yang sudah siap menenteng tasnya.
Mereka lalu berjalan bersama keluar dari ruangan itu dan masuk ke dalam lift yang membawa mereka ke lantai dasar.
Di loby, Marvin sedang menunggu gadis itu dengan menutupi wajahnya menggunakan koran yang dilubangi.
Sementara Ken sedang sibuk dengan ponselnya.
Itu dia ...
Marvin berdiri saat melihat Lisa keluar dari lift bersama Bimo.
"Lisa!" panggilnya.
Gadis itu menoleh kearahnya dan mengernyitkan dahinya, "Marvin?"
"Hai, senang melihatmu disini." Marvin mencoba bersikap biasa saja walaupun sebenarnya ia ingin sekali memeluk gadis itu.
"Senang juga bertemu denganmu. Sedang apa kau disini? Apa kau bekerja disini juga?" tanya Lisa polos karena penampilan Marvin juga hampir sama dengan karyawan laki-laki pada umumnya. Lelaki itu sengaja melepaskan jas mewahnya dan meninggalkannya di ruangannya.
"Kerja? Ah iya, aku juga bekerja disini. Kau mau pulang? Aku bisa mengantarmu." Marvin menawarkan dirinya.
"Terimakasih, tapi aku mau naik taxi saja. Ya sudah sampai ketemu." Lisa tersenyum lalu pergi bersama Bimo yang sudah sejak tadi bersamanya.
Melihat hal itu Marvin merasa kesal sekali, ia lalu menghampiri sekertarisnya yang masih duduk di loby.
Marvin menghempaskan tubuhnya dengan keras ke sofa. Nafasnya terdengar memburu.
"Ada apa, Tuan?"
"Kau lihat itu!" Marvin menunjuk dua orang yang sedang berjalan keluar sambil bergurau.
"Nona Elisa?"
"Ya, kau lihat dia lebih memilih bersama si kutu biawak itu dari pada ku antarkan pulang, Ken!" Marvin meluapkan kekesalannya.
Sebutan apa lagi itu?
"Mungkin rumah mereka satu arah, Tuan."
"Satu arah, dua arah, apa urusannya? Siapa kutu biawak itu?"
"Saya rasa itu adalah karyawan baru, Tuan." Ken kembali fokus pada ponselnya.
"Cari tahu posisinya! Pindahkan dia! Kalau bisa jauhkan dia dari Elisa ku. Dia bisa terkontaminasi jika berdekatan dengan kutu biawak itu."
"Baik, Tuan."
Mereka berdua lalu beranjak dari sana dan menunggu mobilnya yang sedang diambil oleh orang suruhan Ken.
💗💗💗💗💗💗
Novel ini masih on going dan up tiap hari ya ...
Jangan minta crazy up sayangkuh, karena itu sangat susah untuk author 😁
Dan salam untuk yang pernah nebak alur cerita ini bakal begini atau begitu endingnya ... okey, kita lihat saja, apakah tebakan itu benar, atau justru meleset jauh??? Imajinasi tiap orang itu luas say 😉
Tapi apapun alurnya, semoga kalian menikmatinya. Karena author pasti memberikan yang terbaik untuk dinikmati. Ya, meski kadang sedikit lebay 😝,
Gitu aja sih 😊
hmm🤔, bisa jdi sih..atau mngkin kembaran stevi kh!!??