"Hai ganteng, malam ini, mau bermalam bersamaku?"
~ Keira ~
"Kau tidak akan menyesalinya kan, little girl?"
~ Reynald ~
**********
Demi bisa menghadiri pesta ulang tahun pacarnya di sebuah klub malam, Keira nekat mencari cara untuk kabur dari pengawasan Raka, sang kakak yang overprotektif, dengan bantuan sahabatnya, Selina. Namun, sesampainya di sana, betapa terkejutnya ia saat mendengar bahwa Dion, kekasih yang selama ini ia sembunyikan dari sang kakak, justru malah menghina Keira di depan teman-temannya.
Hatinya hancur. Di tengah rasa sakit dan kekecewaan, Keira bersumpah akan mencari laki-laki lain yang jauh lebih tampan dan mempesona dari Dion. Saat itulah ia bertemu dengan sosok pria asing yang sangat tampan di klub. Mengira pria itu seorang host club, Keira tanpa ragu mengajaknya berciuman dan menghabiskan malam bersama.
Namun, keesokan harinya, Keira baru menyadari kalau pria yang bersamanya semalam ternyata adalah Reynald, teman dekat kakaknya sendiri!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. Gue Pacarnya
Sedang asyik-asyiknya bernostalgia sambil memandangi wajah sang pujaan hati, tiba-tiba terdengar rentetan suara notifikasi pesan masuk. Reynald langsung menjauh karena takut Keira nanti akan marah lagi saat melihat dirinya mendekat seperti itu. Ya walaupun sebenarnya Reynald senang-senang saja melihat wajah gemas Keira saat sedang ngomel-ngomel, hanya saja dia tak mau hal itu membuat mood gadis itu makin memburuk.
Tapi setelah beberapa lama, tak ada reaksi apapun dari Keira. Gadis cantik itu masih terlelap dalam tidurnya dan sama sekali tak terganggu. Reynald memicingkan mata karena heran.
"Hm, Lo sengantuk itu ya, little girl?" Gumamnya sambil tertawa. Ia sibuk menebak-nebak apa yang dipikirkan gadis itu semalam sampai membuatnya tidak bisa tidur.
"Jangan-jangan, Lo mikirin gue?"
Reynald bisa membayangkan ekspresi kaget sekaligus kesal Keira jika mendengar ucapannya ini. Hanya membayangkannya saja sudah membuatnya senang.
Ting! Ting! Ting!
Suara notifikasi itu benar-benar mengusik Reynald. Ia tau itu bukan suara notifikasi ponselnya, karena Reynald adalah tipe orang yang tidak pernah menghidupkan suara notifikasi karena menurutnya hal itu menganggu. Jadi sudah pasti pesan yang masuk itu milik Keira.
Merasa penasaran sekaligus takut suara itu akan mengganggu tidur Keira, Reynald akhirnya diam-diam mengambil ponsel gadis itu dari dalam tas.
Berhasil. Keira sama sekali tidak terganggu dengan semua yang dilakukan Reynald.
"Kalau tidur Lo sepulas ini, kayanya gue nggak bisa membiarkan Lo tidur di depan cowok lain, little girl," ucap Reynald sambil menggeleng-gelengkan kepala. Setelah itu ia pun fokus pada ponsel milik Keira yang sudah berada dalam genggamannya. Ia mengetuk layar dua kali untuk menghidupkannya, dan langsung terlihat puluhan pesan masuk dari nomor tak dikenal.
"Sayang, please bales chat aku. Aku mau jelasin semuanya sama kamu,"
Kening Reynald berkerut saat melihat pesan yang muncul.
"Sayang? siapa orang yang berani-beraninya manggil little girl gue dengan sebutan sayang?"
Karena kesal, Reynald pun menjadi tidak sungkan-sungkan lagi. Diam-diam ia menempelkan jari Keira ke sensor sidik jari ponsel. Tak butuh waktu lama, kunci terbuka.
Reynald langsung menuju aplikasi whatsapp dan membaca semua pesan masuk dari nomor asing itu. Semua isinya benar-benar membuat dada Reynald terasa panas.
"Sayang, aku benar-benar cuma bercanda waktu bilang ke temen-temenku kalau aku macarin kamu cuma karena TT nya gede. Sumpah. Itu cuma candaan tongkrongan doang sayang. Please jangan marah sama aku, aku nggak mau putus.."
"Brengsek!" Reynald menggenggam ponsel itu dengan penuh emosi. Kalau saja ia tak ingat ponsel itu milik Keira, dia pasti sudah menghancurkannya. "Siapa cowok ini sebenarnya, hah?!"
Reynald lalu mengingat-ingat kejadian saat di klub. Kalau tidak salah, saat itu Keira sempat menyebut-nyebut nama Dion.
"Oh," Reynald mengangguk paham. "Jadi ini mantan yang lebih buruk dari sampah itu?"
Reynald hendak membalas pesan pria itu, tapi kemudian terdengar suara gumaman Keira. Reynald buru-buru mengembalikan lagi ponsel itu ke asalnya setelah menekan tombol blokir untuk nomor tak dikenal itu.
Perlahan-lahan, Keira membuka mata. Ia sempat bingung sesaat dengan situasi yang terjadi saat ini. Apalagi saat melihat ke samping dan melihat ada Reynald, makin terkejut saja dia.
"Astaga Keira.. Lo ketiduran di sini?" Keira bergumam sambil menutup wajah dengan dua telapak tangan. "Kok bisa sih? Bego banget Lo.." Ujarnya merutuki kebodohannya sendiri.
"Udah bangun?" Reynald menatap Keira sambil tersenyum jail. "Udah mimpi sampe mana tadi?"
Keira langsung merasa pipinya panas karena malu. Ia buru-buru memalingkan muka ke luar jendela. "Kenapa nggak dibangunin sih? Lo sengaja ya biar gue malu?" Protesnya kesal.
Reynald terkekeh. "Sebenarnya gue udah mau bangunin Lo tadi, tapi tidur Lo kelihatan pulas banget, gue jadi nggak tega,"
"Tapi kan sekarang jadinya gue telat ke kampusnya,"
"Daripada nanti Lo tidur di kelas dan dimarahin dosen? Pilih mana?"
Keira menggembungkan pipi. Meskipun ucapan Reynald masuk akal, dia tetap tidak mau menerimanya.
"Sekarang kan gue udah bangun, jadi cepet anterin gue ke kampus!" perintah Keira ketus.
Reynald menggeleng-gelengkan kepala. Memang pantes banget dia jadi adeknya Raka, sama-sama keras kepala soalnya, batinnya dalam hati.
Reynald pun akhirnya kembali menjalankan mobil, melaju menuju kampus tempat Keira berkuliah.
...----------------...
"Thanks," Keira mengucapkan terimakasih tapi dengan nada super ketus, sembari buru-buru hendak membuka pintu mobil. Tapi tak bisa terbuka.
"Little girl, biasakan kalau mengucapkan terimakasih itu yang sopan," tiba-tiba saja Reynald sudah memegang pinggangnya.
Keira memutar bola mata sambil memukul tangan Reynald. "Ya kan tadi gue udah ngucapin," Protesnya tak terima.
"Emangnya sopan ngucapin terimakasih tanpa ngeliat ke orangnya?"
Keira menghela napas dalam-dalam. Pria ini benar-benar merepotkan.
"Oke," Keira membalikkan badan sehingga sekarang mereka berdua saling bertatapan. "Terimakasih," Ucapnya dengan nada datar.
"Terimakasih ke siapa?" Goda Reynald sambil mengangkat sebelah alis.
Keira mencibir. "Ke.. Lo,"
"Gue siapa, Keira?"
Keira memejamkan mata sambil menghela napas kesal. "Terimakasih ya, Kak Reynald,"
Reynald menyunggingkan senyum puas.
"Good girl," Ucapnya sambil mengelus-elus kepala Keira.
Keira mendengus. Segera saja ia keluar dari sana setelah kunci dibuka oleh Reynald. Setelah itu ia tutup pintunya keras-keras.
Brakkk!
"Sukurin Lo, biar tau rasa mobil mahal lo rusak!" omel Keira sambil menghentak-hentakkan kakinya. Di dalam mobil, Reynald hanya bisa menghela napas panjang sambil menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Keira.
Tanpa mempedulikan Reynald, Keira memasuki area kampus masih sambil memaki-maki pria itu. Menurutnya Reynald amat sangat menyebalkan.
"Amit-amit deh gue punya pacar kaya dia!" Gerutunya sambil memukul pelan kepalanya sendiri. Saat itu, tiba-tiba ia merasakan tangannya ditarik dari belakang.
"Keira, tunggu!"
Keira otomatis berbalik dan matanya langsung melotot melihat siapa yang mengganggunya pagi-pagi begini.
"Dion? Ngapain Lo muncul lagi di depan muka gue, brengsek?!"
"Sayang, aku minta maaf sama yang udah terjadi kemarin. Waktu itu aku benar-benar cuma bercanda sama temen-temen. Aku nggak ada niatan buat membicarakan kamu seperti itu," Dion memohon-mohon dengan menunjukkan muka memelas. Tapi Keira tau kalau semua itu palsu.
"Jangan panggil gue sayang! Gue sama Lo udah nggak ada hubungan apa-apa! Dan, Lo nggak usah banyak alasan deh. Gue lebih percaya sama pendengaran gue sendiri ketimbang mulut manis sampah kaya Lo!"
"Keira, please, itu semua cuma salah paham. Itu candaan anak tongkrongan doang Kei. Nggak usah diambil serius!"
Keira terperangah mendengar ucapan Dion. "Oh, jadi itu ya pembahasan anak tongkrongan waktu ngumpul? Ngerendahin orang lain sembarangan?Asal Lo tau ya, omongan Lo itu udah termasuk pelecehan! Gue bisa tuntut Lo kalau Gue mau!"
"Ya ampun Kei, masa kaya begituan aja dituntut? Yang bener aja dong, aku kan pacar kamu.."
"Hah? Pacar? Cuih! Nggak sudi gue punya pacar kaya Lo. Udah jelek, nggak punya attitude. Gue udah punya pacar lagi, yang lebih ganteng dan kaya daripada Lo!"
Dion terbelalak mendengar ucapan Keira. "Lo udah punya pacar lagi? Bukannya kemarin kita masih pacaran? Lo pasti cuma mengada-ada kan? Ayo, coba tunjukkin ke Gue, siapa cowok Lo yang lebih ganteng dan kaya daripada Gue itu! Mana?!" Dion menantang.
Keira terdiam. Merutuki mulutnya sendiri yang bicara sembarangan. Kenapa Lo harus ngomong begitu sih, Keira..
"Ayo! Mana?! Lo pasti cuma bohong kan? Soalnya, mana ada cowok selain Gue yang mau sama Lo?"
Keira sekarang benar-benar ternganga. Si brengsek ini benar-benar...!
"Gue," Dari arah belakang, Keira bisa merasakan ada tangan yang memeluk pinggangnya. Tubuh Keira langsung membeku. Menatap perlahan ke arah seseorang yang memeluknya itu. Reynald. Pria itu sekarang menatapnya dengan lembut.
"Gue pacarnya Keira,"
...----------------...
...Udah ngaku-ngaku aja Lo Pak🤭...