Amara Santya Raharja.....
seorang wanita dengan background hidup seorang broken home,
ibunya tiada karena syok melihat kebenaran tentang perselingkuhan suaminya di kala ia masih berusia 10 tahun.
ia mencintai sahabatnya secara membabi buta seperti orang gila hingga membuatnya menjadi seorang pembunuh dan berakhir di penjara.
Kekuatan uang membuat seorang pria tiba tiba datang dan mampu membawanya keluar dari penjara.
Namun....
itulah awal kehidupannya yang sebenarnya hancur di mulai.
Seseorang itu menjadikan ia tawanannya dan pada akhirnya membuat ia menjadi budak ranjangnya.
Mampukah seroang Amara Santya Raharja menyelamatkan hidupnya dari sosok berkuasa itu.......
ikuti kisah baru aku....
" CINTA INI MEMBUNUHKU......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 6 kenangan mengerikan 2
" hei..boleh aku duduk ?! " seseorang membuat Amara yang kembali asyik dengan ponselnya mendongak.
Seraut wajah tampan dengan alis yang nampak tebal dan rahang yang nampak kuat segera tersaji di hadapannya.
Senyum tampan juga terlukis di wajah tampan itu.
Namun...
Alih alih terpesona, Amara yang memang sempat terpaku sejenak menatap wajah tampan itu tiba tiba menjadi kacau hatinya ketika ia mengingat kata kata Ricky tadi tentang seseorang yang saat ini sedang berdiri di hadapannya itu.
Wajah Amara berubah pias dan perlahan menjadi kacau.
" maaf...aku harus segera pergi, seseorang sedang menungguku.
permisi...." jawab Amara dengan sedikit tergagap.
Segera setelah selesai berucap, gadis itu bangkit dari duduknya dan dengan langkah lebar ia melangkah menjauh dari tempat itu.
Meninggalkan sosok tampan yang terus mengikuti kepergiannya dengan tatapan matanya begitu saja.
Tanpa ia sadari, aroma wangi yang ia tinggalkan menyapa gendang penciuman laki laki itu dan seolah sukses meninggalkan kesan yang entah pada laki laki itu tentang dirinya.
" Amara...." desis seseorang itu sangat pelan dan nyaris tak terdengar dengan tatapan matanya yang terus mengawasi langkah Amarah yang kian menjauh darinya itu.
Setelah sebelumnya ia sempat memejamkan matanya sejenak karena aroma wangi yang gadis itu tinggalkan untuknya.
" Matt....kau di sini ?! Kami mencarimu sejak tadi..." Federick tiba tiba datang dan seperti menyadarkan laki laki itu yang adalah Mattew Qiang Shin Nix.
Mattew mengalihkan pandangannya ke arah kawan kawannya yang baru datang menghampirinya itu.
" hemm...ada apa ?! " tanya Mattew.
" Isa punya barang bagus, kau mau coba ?! " bisik Manuel di telinganya. Federick tersenyum penuh arti kepadanya.
Juga beberapa temannya yang lain.
Mattew kemudian membalas senyuman teman temannya dengan tersenyum tipis.
" ayo.." jawab laki laki itu kemudian, sejenak Mattew masih sempat menoleh ke belakang. Tepatnya ke arah Amara tadi menjauh darinya. Sebelum akhirnya ia pun pergi begitu saja dari tempat itu bersama teman temannya.
Di kemudian hari,
Mattew selalu melihat sosok Amara selalu menempel dengan sosok tuan muda berdarah campuran indonesia Jepang berwajah dingin yang ia tahu bernama Ryuga Sean Carter.
Selain itu,
Di mata Mattew, ia selalu melihat wajah segar dan ceria Amara setiap kali gadis itu berada di sekitar seorang Ryuga Carter.
Dan hal itu diam diam menarik perhatian dan keingintahuan seorang Mattew Qiang Shin Nix sekaligus mengusik hatinya
Tak jarang mereka sama sama berada di kantin, dan ia bisa merasakan betapa serong Amara begitu memberikan perhatian lebih kepada seorang Ryuga Carter meski tidak pernah mendapat balasan.
Seperti hari itu,
Amara nampak menawarkan makanan kepada Ryu namun tak satupun yang cocok pada laki laki itu.
Mattew yang berada tak jauh meja kedua orang itu bisa mendengar itu.
Ia melihat ke arah Amara sangat lama, karena ia sangat terusik dengan sikap keras kepala gadis itu.
Dan lagi lagi mata mereka bertemu ketika Amara tanpa sengaja menoleh padanya,
Gadis itu dengan cepat memutus tautan mata keduanya.
Dan sungguh sikap Amara itu semakin sukses mengusik hati seorang Mattew.
🍀
Senja di sebuah Universitas bertaraf Internasional di mana Amara sedang menuntut Ilmu saat ini.
Gadis itu yang baru saja menyelesaikan tugas kuliahnya terlihat baru saja keluar dari sebuah ruang dosen.
" Amara...." panggil seseorang yang tiba tiba mendekat kepadanya.
" ya..." jawab Amara jutek.
Amara memang terkenal gadis jutek dan arrogant.
Ia juga terkenal pilih pilih teman.
Hanya dengan sahabat sahabatnya saja seperti Ricky dan Ryu ia nampak ramah.
" kamu di tunggu dosen di ruang penelitian " kata seseorang itu kepada Amara.
Amara mengerutkan keningnya,
" aku...?! " cicit Amara sedikit bingung, ia tidak merasa punya janji atau pun planing dengan dosen siapapun seingatnya.
" ya...cepatlah...." kata seseorang itu lagi dan kemudian ia berlalu begitu saja meninggalkan amara yang masih chengo.
Amara sempat terdiam sejenak memikirkan ucapan seseroang barusan sebelum akhirnya ia memutuskan untuk melakukan sesuai pesan seseorang tadi.
Rasanya akan tidak sopan jika ia mengabaikan seorang dosen begitu saja apalagi ini di negeri orang.
Amara terus melangkah menyusuri koridor di gedung delapan yang merupakan jalan satu satunya menuju ruang penelitian.
Dan di gedung ini, semakin kebelakang koridornya kian nampak sepi.
hampir jarang terlihat ada mahasiswa kampus yang hilir mudik di sini.
Akhirnya setelah melangkah sedikit lama, Amara sampai di depan ruang penelitian yang di maksud.
Baru saja akan masuk ke dalam ruangan penelitian yang memang hendak ia tuju. Tiba tiba langkah Amara terhenti.
Seseorang membekap wajahnya dari arah belakang dan tak lama setelah memberontak sebentar,
Pandangan mata Amara tiba tiba terasa kabur dan lama lama menjadi menggelap, kepalanya seperti berputar putar hingga akhirnya ia pingsan dan tak sadarkan diri.
🍀
" eugh...." seseorang yang nampak terbaring di atas sebuah sofa besar dan mewah berwarna putih nampak menggeliat pelan dan bergumam lirih.
" hai Amara...." sebuah sapaan membuat sosok itu yang tak lain adalah Amara sontak membuka matanya dengan paksa,
Seraut wajah tampan yang nampak menunduk di atasnya seketika membuat Amara bangkit dari berbaringnya
Ia mengabaikan kepelanya yang terasa berat dan berdenyut nyeri.
Begitu terduduk, Amara di kejutkan dengan adanya banyak laki laki yang duduk di hadapannya dan menjadikan dirinya sebagai pusat perhatian mereka saat ini.
Amara juga melihat berbotol botol minuman keras berharga fantastis dan alat penghisab barang harap juga tersedia di sana.
" di mana aku..." Amara berucap lirih sambil memegangi kepalanya yang terasa nyeri.
Tak lama gadis itu sontak nampak kebingungan ketika ia memindai ruangan itu dan merasa tak mengenali ruangan itu.
" tenang sweety...kau aman di tempatku " bisik seseorang tiba tiba di telinga Amara.
Amara sontak memiringkan tubuhnya guna menjauh dari seseorang itu.
" mau apa kau....kita tidak ada urusan, kenapa kau membawaku kemari ?! " sentak Amara mulai kesal sekaligus takut melihat sosok sosok di hadapannya yang menatapnya seperti lapar.
Apalagi sosok yang tadi berbisik kepadanya dan kini telah duduk di sisinya itu.
Amara bergeser menjauh dari seseorang itu yang tak lain adalah Mattew.
Ya...
Mattew yang tidak bisa menahan rasa penasarannya terhadapa Amara, akhirnya menculik gadis itu dan membawanya ke apartemennya.
Mattew muda memang liar, sangat berbeda dengan sosok kembarannya yakni Michael yang terkenal kalem dan cenderung religius.
Harta kekayaan dan uang yang berlimpah seolah semakin mendukung sosok Mattew yang cenderung lebih suka dan akrab dengan hal hal yang berbau menantang seperti balapan liar, alkohol dan obat obatan terlarang.
Tak jarang....Mattew juga suka bermain wanita di sela sela kejenuhannya akan rutinitasnya dan tuntutannya sebagai seorang tuan muda.
Dan saat ini...
Rasa penasarannya jatuh kepada sosok seorang Amara Santya Raharja.
Sosok gadis berdarah campuran jawa dan China.
Ayah Amara memiliki darah Jawa sementara sang ibu berdarah China.
" kenapa kau menjauh dariku ?! " tanya Mattew sambil menatap kepada Amara.
Aroma alkohol segera menguar dan menyapa indera penciuman Amara.
Karena duduk Mattew yang begitu dekat dengan Amara.
Amara menolehkan kepalanya menjauh dari Mattew.
" kau takut padaku Amara ?! Kenapa ?! Apa aku kurang tampan ?! " oceh Mattew lagi.
Amara memejamkan matanya sejenak.
" ayolah....Kulihat kau begitu menempel kepada tuan muda carter.
Kau pun boleh menempel padaku " kata Mattew lagi sambil menarik tangan Amara dengan kasar hingga tubuh gadis itu ikut tertarik dan berakhir dengan menubruk dada bidangnya.
" lepaskan aku...." setengah berteriak Amara mendorong tubuh Mattew yang menempel kepadanya.
" kenapa ?! Ku bilang kau boleh menempel padaku " kata Mattew lagi.
" lepaskan...aku tidak mau " sentak Amara dan suskses membuat Ryu menatapnya tajam.
" kau tidak mau menempel padaku seperti kau menempel pada Carter ?! "
" tidak....!! " jawab Amara ketus.
Mattew menatap Amara tak berkedip.
" it' s ok....tak apa, kalau begitu....meraka yang akan menempel padamu "
kata Mattew sambil tersenyum sinis kepada Amara kemudian beralih menatap ke arah teman temannya yang duduk di seberang keduanya duduk saat ini.
Mata Amara sontak melebar ketika ia menoleh ke arah tatapan mata Mattew.
❤❤❤❤❤
aray malah Matt yg bangunkan dia?
❤❤❤😍😙😗