Kisah pilu yang dijalani oleh gadis yatim piatu dihari pernikahananya sendiri.
Suami yang tega menyewakan dirinya pada lelaki diluaran sana yang belum tentu ia kenal.
Tapi siapa sangka, ia justru dipertemukan oleh salah satu CEO terbesar di Asia yang telah menyewa dirinya.
bagaimanakah kisah kehidupan gadis cantik tersebut?
Instagraam: @iraurah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lapar
Sudah seminggu lebih Dara tinggal dirumah Gio suami sahnya. Sudah seminggu juga Dara diperlakukan tak adil oleh suaminya sendiri dan kekasih dari suaminya itu.
Dara terus bersabar menghadapi sikap mereka, setiap hari dara disuruh membersihkan rumah dan menyirami tanaman di halaman rumah, terkadang dara tidak diberi makan oleh mereka, Dara hanya memakan sisa makanan milik Gio dan juga Agnes.
Kedua pasangan tersebut seperti tak menganggap ada satu manusia di rumah ini yang juga harus di penuhi segala kebutuhan hidupnya.
Tapi dara tak pernah memasukan ucapan dan cacian mereka, hati Dara seakan sudah kebal mendapat perkataan kasar dari mereka.
Dara juga sering mendapati suami bermesraan dengan wanita lain, melihat itu Dara hanya bisa memalingkan pandangannya dan melupakan apa yang ia lihat tadi. Walau terkadang Dara sesekali menitikan air mata yang jatuh begitu saja.
***
Pukul satu dini hari Gio terbangun karna rasa lapar dari cacing cacing yang menghujani perut.
Gio terpaksa bangun dari tidurnya, ia melihat Agnes yang masih tertidur di sampingnya, ia pun menguncang lengan Agnes untuk membangunkan wanita itu.
"Sayang.... " panggil Gio secara terus menerus sampai Agnes mau terbangun dari tidurnya.
"Hmmm" jawabnya dengan mata yang masih tertutup rapat.
"Sayang aku lapar, buatkan aku makanan" pinta Gio pada Agnes untuk membuatkannya makanan.
"Aku masih mengantuk... Lagipula aku tidak bisa memasak gio ... Tunggulah besok pagi, aku akan memerankan makanan untukmu" tolak Agnes dengan berbagai macam alasan.
"Tapi aku ingin makan sekarang sayang.... Aku sangat lapar" dengan sedikit memaksa Gio terus menguncang lengan Agnes agar wanita itu mau membuatkannya makanan.
"Sayang besok saja ya aku ingin tidur lagi" Agnes pun menutup seluruh tubuhnya dengan selimut dan melanjutkan tidurnya.
Gio berdecak kesal karna Agnes tidak mau membuatkannya makanan, dengan terpaksa Gio bangkit dari kasur menuju dapur untuk mencari makanan yang bisa ia makan sekarang.
Setibanya didapur Gio membuka kulkas dan mendapati berbagai jenis bahan makanan untuk dimasak, tapi sayangnya tidak ada makanan seperti roti atau kue yang bisa ia makan langsung tanpa perlu memasaknya.
Gio menatap semua bahan makanan yang ada, ia bingung harus melakukan apa karna dirinya sendiri sama sekali tidak bisa memasak apapun.
Gio pun menutup kulkas itu dan berjalan kembali ke arah kamar, tapi saat berada di tangga terlintas Dara diotaknya. Gio berpikir untuk meminta Dara membuatkan makanan untuk dirinya.
Jam segini pasti Dara sudah tidur, lagipula Gio gengsi untuk meminta dibuatkan makanan untuknya. Tapi rasa laparnya terus menganggu dan tidak bisa membuatnya tidur kembali.
Dengan terpaksa Gio kembali menuruni tangga dan berjalan ke arah kamar pembantu yang ditempati Dara.
Ketika sudah di depan pintu kamar Gio terdiam sebentar menetralkan rasa gugup yang tiba tiba melanda, ia menatap pintu kamar dan memberanikan diri untuk mengetuk pintu tersebut.
Tok
Tok
Tok
Tidak ada sautan dari dalam kamar, dirinya pun mengetuk pintu kembali.
Tok
Tok
Tok
Tetap tidak ada jawaban dari dalam kamar, dengan ragu Gio mencoba membukakan pintu tersebut.
Clekkk
"Tidak dikunci? Apa dia memang tidak pernah mengunci pintu?" gumamnya saat mengetahui pintu kamar Dara tidak dikunci.
Gio pun masuk kedalam kamar Dara dengan mengendap ngendap supaya dara tidak terbangun dari tidurnya.
Gio mendekat ke arah kasur secara perlahan lahan, saat sudah dekat Gio tercengang mendapati Dara hanya memakai pakaian tidur.
Gio menelan saliva dengan susah payah, ternyata Dara benar benar sempurna bahkan sangat jauh jika dibandingkan dengan Agnes yang memiliki tubuh lurus bak jalan tol ingatnya pada perkataan Leon.
Dengan mulut yang sedikit terbuka Gio terus menatap Dara. Sangking asiknya mengamati Sang istri Gio bahkan sampai tidak sadar jika Dara sudah terbangun.
"Tuan"