Bagian Kedua Kembar Pratomo dari Generasi Ke Delapan
Mandaka Pratomo adalah seorang arsitek jenius yang hobi berpetualang ke daerah konflik untuk membangun rumah sakit sesuai permintaan Opanya, Mamoru Bradford. Hingga suatu hari, Mandaka hendak menyelesaikan satu tugas lagi di pinggiran negara Sudan, mobilnya terkena tembakan roket. Mandaka dan pengawalnya dari Black Scorpio, Carole Laurent selamat dan mereka harus berjibaku untuk bisa kembali ke markas. Perjalanan keduanya tidak mudah apalagi mereka tidak pernah akur dari awal bertemu. Siapa sangka, lama-lama mereka saling tergantung satu sama lainnya.
Generasi Kedelapan Klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pindah
Carole mendampingi Mandaka selama proses pembicaraan serius dengan kontraktor lokal. Mereka terlibat diskusi yang sangat dalam dan detail karena Mandaka tidak mau ada kesalahan sedikit pun dalam merenovasi rumah sakit itu.
Gadis itu merasa seperti sekretaris yang mengikuti Bossnya kemana saja tapi dari Mandaka, Carole bisa tahu bahwa pria itu sangat serius dalam pekerjaannya. Mandaka memang belum ada tiga puluh tahun tapi dia seperti sudah sangat berpengalaman dalam segala hal.
Usai urusan rumah sakit, mereka semua pun kembali ke hotel dan sudah disepakati bahwa renovasi akan dimulai lusa. Mandaka akan terjun sendiri untuk melihat prosesnya untuk dua Minggu ke depan.
Sesampainya di hotel, Boromir mengatakan sudah mendapatkan rumah yang bisa mereka pakai dan lokasinya dekat dengan rumah sakit.
"Sebenarnya bukan rumah tapi seperti satu gedung apartemen tiga lantai dengan sembilan unit. Mereka menyewakan itu karena banyak yang tidak mau disana gara-gara dekat rumah sakit yang selalu berisik sirine. Sementara, para keluarga pasien tidak betah disana. Katanya horor," ucap Boromir.
"Satu gedung itu berapa kita sewa sebulannya?" tanya Mandaka.
Boromir menyebutkan angka dan Hugh mengatakan itu termasuk murah mengingat gedung tiga lantai dan sembilan unit kamar. Mandaka pun melihat-lihat dari iPad gambar-gambar gedung itu.
"Horor apanya Boromir?" tanya Carole dengan wajah sedikit panik.
"Katanya yang menginap disana, sering diganggu suara-suara tidak jelas. Ada yang bercakap-cakap, ada yang menangis. Aku tidak tanya detail lagi," jawab Boromir.
"Pantas harga yang ditawarkan murah untuk ukuran gedung seperti ini ...." Mandaka menoleh saat Carole beringsut ke dirinya dan memegang lengannya. "Kalau kamu takut, unit kita bisa sebelahan, chagiya."
"Nggak ... aku nggak takut ...." Carole semakin mendekat ke Mandaka.
Meskipun Carole berusaha menunjukkan tidak takut, tapi semua tim Black Scorpio dan Mandaka tahu, gadis itu takut.
"Je suis surpris. Vous pouvez rendre les gens battus mais effrayés par les fantômes ( Aku tuh heran. Kamu bisa membuat orang babak belur tapi takut soal hantu )," kekeh Mandaka dengan bahasa Perancis.
"Tu le sais déjà, ne l'explique pas ( sudah tahu jadi jangan diperjelas )!" cebik Carole judes ke Mandaka membuat pria itu tertawa kecil.
"Tu es adorable, tu sais ( kamu tuh menggemaskan, tahu )." Mandaka tersenyum ke arah Carole yang masih memasang wajah jutek. "Apakah di setiap unit apartemen ada tempat tidur dan kasur?"
"Belum. Jika besok kita pindah, kita harus beli dulu." Mandaka menoleh ke Carole. "Apakah kamu mau tempat tidur ala princess bewarna pink?"
Carole menyipitkan matanya. "Do I look like a girl who loves pink ( apa gue macam cewek yang suka pink )?"
Mandaka tersenyum. "Sometimes you look like princess who loves pink ( terkadang kamu terlihat seperti putri yang suka pink )."
Carole semakin memajukan bibirnya.
***
Tim Mandaka dan Black Scorpio bergerak cepat dengan menyelesaikan semua administrasi penyewaan gedung apartemen tiga lantai. Mandaka dan Carole memilih unit di lantai dua dan bersebelahan. Mandaka tahu kalau Carole tidak bisa sendirian tapi dia menolak satu unit bersama tim PRC. Mandaka tahu, Carole tipe orang yang tidak mudah dekat dengan orang baru.
Mandaka membeli tempat tidur bukan yang mahal tapi cukupan untuk mereka semua. Intinya yang penting baru semua. Perabotan pun dipilih yang simpel karena tahu kondisi di Khartoum masih belum kondusif. Carole dan dua wanita tim PRC membeli seprai dengan dikawal Bixby.
Membutuhkan waktu sekitar empat hari untuk menata gedung apartemen itu dan membutuhkan waktu seminggu untuk menyelesaikan semuanya termasuk proses IT dan semua program komputerisasi.
"Kita pakai satelit Jang Corp. Aku sudah minta ijin pada Mr Bayu O'Grady," ucap Bixby sambil menata semua layar monitor yang dibelinya mendadak karena monitor yang dibawanya ada dua yang retak.
"Lebih baik memang pakai punya Jang Corp karena lebih aman," jawab Mandaka. "Lagipula ini proyek kan juga berhubung dengan PRC Group. Meskipun lebih cenderung ke Al Jordan, Hamilton dan Bradford."
"Sama saja lah Manda. Toh mereka sama-sama berkerabatan dengan klan Pratomo." Bixby menatap Mandaka yang sedang memeriksa situasi sekitar gedung lewat CCTV yang dipasang di setiap sudut.
"Dari sini kita bisa melihat situasi di rumah sakit. Apa mereka sudah mulai bekerja?"
"Hugh dan Boromir berada disana saat kamu kemarin sibuk bersama kami untuk memasang instalasi listrik serta genset. Para pegawai kontraktor sudah bekerja disana. Hugh cukup puas dengan kerja mereka." Bixby menoleh ke arah Mandaka yang sangat terampil soal listrik dan elektronik. "Bagaimana bisa kamu paham dengan elektronik seperti ini? Aku selalu penasaran."
Mandaka menoleh ke Bixby. "Kalau aku pulang liburan, aku sering main ke rumah Opa Bayu. Tahu sendiri kan cucu Opa, Dom dan Pip tidak di New York melainkan di Virginia dan Poughkeepsie. Jadi Opa sering kesepian dan aku kesana untuk main. Opa mengajariku berbagai banyak hal. Baru Pip mau masuk junior high, dia pindah ke New York dan aku mulai jarang pulang karena padatnya ETH. Apa yang diajarkan Opa itulah yang menjadi bekal aku hingga banyak yang aku pelajari secara otodidak. Intinya sama, tinggal kamu modif nya bagaimana."
"Tapi kalau kamu tidak cerdas dan kreatif, tidak akan jadi bukan?' senyum Bixby.
"Alhamdulillah aku diberikan otak lumayan IQ nya jadi bisa menyerap semua ilmunya."
"Keluarga kamu memang dikenal orang-orang yang cerdas. Apalagi Opa kamu yang bernama Quinn Reeves ... Dia salah satu insinyur dari MIT kan?"
"Apa yang kamu dengar Bixby? Jangan bilang yang jelek !" ucap Mandaka yang tahu bagaimana reputasi Opanya dari garis Reeves.
Jika Levi Reeves dikenal sebagai peneliti kalem ( versi keluarga Reeves ) dan bukan biang kerok, putranya sebaliknya. Hoshi Paramudya Quinn Reeves adalah orang paling belagu di MIT! Gayanya yang mirip opanya, Eiji Reeves, membuat Hoshi bolak balik kena tegur dekan dan rektor. Terlepas dengan sikap belagunya sampai ditahan di kepolisian karena menodongkan pistol ke orang yang hendak membunuh Aji Yung -- calon iparnya masa depan --, Hoshi adalah orang jenius. Banyak penelitiannya yang dipatenkan termasuk aplikasi khusus untuk keluarganya dan itu dikembangkan bersama iparnya Jang Geun Moon dan adiknya Benjiro Smith.
"Yang aku dengar... Opamu pernah masuk bui karena menodongkan senjata api di kampus," kekeh Bixby.
"Itu memang tidak bisa aku bantah. Tapi keluarga aku kalau belum masuk bui, sepertinya belum afdol!" ucap Mandaka dengan wajah lelah.
"Termasuk kamu dan Sari bukan? Gara-gara membela Vendra?" gelak Bixby. "Rylee yang cerita."
"Dan Opa Nelson yang membebaskan aku bersama dengan Tante Nefa. Tapi aku dan Sari mendapatkan hukuman dari papa. Ah masa remajaku yang indah ....". Mandaka tersenyum lebar. "Dan aku tidak menyesalinya."
"Kamu dan Rylee sama-sama kacau! Kalau sudah begini, tidak perlu diragukan kalian dari akar keluarga yang sama bukan?" ucap Bixby.
"Touché."
***
Carole bersama Donna, salah satu anggota tim PRC Group, berjalan menuruni tangga di area bawah tanah tempat dimana ada ruang laundry. Mereka semua saat tahu ada ruang cuci dan setrika di basement langsung merasa senang karena mesin cuci dan pengering disana itu masih baru!
"Aku rasa ini jackpot ya Donna. Ada tempat cuci seperti ini. Jujur aku sudah mulai kehabisan baju bersih ...." Carole menoleh ke arah Donna yang membawa keranjang baju kantor.
"Iya. Aku juga mulai gemas karena baju bersihku menipis."
Kedua gadis itu mulai mencuci baju-baju mereka di mesin cuci masing-masing yang memang ada tiga unit cuci dan tiga unit pengering.
Disaat Carole dan Donna sedang melipat-lipat baju mereka, terdengar suara dari tembok basement. Carole dan Donna saling berpandangan lalu mereka ke sumber suara.
Keduanya pun menempelkan telinga di tembok sisi kiri ruang laundry itu dan mereka terkejut saat mendengar isi percakapan.
"Revolusi?" bisik Carole ke Donna yang ketakutan. "Siapa yang ada di sebelah?"
Ini sangat tidak beres!
***
Yuhuuuu up Siang Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu
tnggl bls dndam sm mreka....
Manda mh lg stuasi ky gt jg msh aja gombal....🤭🤭🤭
kusajikan kopi dan mawar untukmu mbakku tersayaaang
semangat terus up'nya
gedubragan lagi...