NovelToon NovelToon
Rush Wedding

Rush Wedding

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Anak Yatim Piatu / Pernikahan Kilat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Dijodohkan Orang Tua / Slice of Life
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author:

Sebuah kecelakaan beruntun merenggut nyawa Erna dan membuat Dimas terbaring lemah di ruang ICU. Di detik-detik terakhir hidupnya, Dimas hanya sempat berpesan: "Tolong jaga putri saya..." Reza Naradipta, yang dihantui rasa bersalah karena terlibat dalam tragedi itu, bertekad menebus dosanya dengan cara yang tak terduga-menjodohkan Tessa, putri semata wayang Dimas, dengan putra sulungnya, Rajata. Namun Rajata menolak. Hatinya sudah dimiliki Liora, perempuan yang ia cintai sepenuh jiwa. Tapi ketika penyakit jantung Reza kambuh akibat penolakannya, Rajata tak punya pilihan selain menyerah pada perjodohan itu. Tessa pun terperangkap dalam pernikahan yang tak pernah ia inginkan. Ia hanya ingin hidup tenang, tanpa harus menjadi beban orang lain. Namun takdir justru menjerat mereka dalam ikatan yang penuh luka. Bisakah Tesha bertahan di antara dinginnya penolakan? Dan mungkinkah kebencian perlahan berubah menjadi cinta?

Pengakuan yang tak terduga..

Suasana ruang kelas seni rupa itu cukup hening. Semua mahasiswa sibuk dengan lukisannya masing-masing, termasuk Tessa.

Namun suasana hening itu berubah riuh saat tiba-tiba orang yang—sangat populer dikampus Cakrawala ini mengetuk pintu.

Tok.. tok..

Semua sontak menoleh. Fokus yang sejak tadi mendarat dikepala mereka tiba tiba pecah hanya karena sosok laki-laki yang berdiri didepan pintu. Laki-laki dengan tinggi menjulang, memakai jersey Basket menenteng totebag ditangan kiri nya. Napasnya memburu, dada naik turun seolah paru-paru nya tidak cukup menopang udara. Peluh yang membasahi keningnya sampai jatuh ke ujung dagu—namun pesona nya tidak sedikitpun pudar.

Ya, siapa lagi kalau bukan Rajata Kastara.

Ruangan itu mendadak sunyi, semua mata terpaku melihat sosok Rajata berada  di fakultas seni. Terutama Tessa. Tangan yang semula memoles kanvas dengan lihai mendadak jadi kaku saat melihat Rajata-suami nya berdiri diujung pintu kelas nya.

Bisik-bisik mulai terdengar diruangan itu. "Eh itu Rajata kan? Ngapain dia disini?" Ucap salah satu mahasiswi yang berada didepan Tessa.

"Nggak tau, tapi keringetan gitu tetep ganteng banget anjir. Ini mah cuci mata gratis" sahut teman disebelahnya.

"Dia—ngapain disini?" Batin Tessa

Mata mereka sempat bertemu mengunci satu sama lain seolah sedang berbicara lewat tatapan mata. Sampai akhirnya suara Pak Irwan terdengar memevah keheningan.

"Ada yang bisa dibantu mas?" Tanya Irwan dengan nada rendah namun tegas.

"Maaf, Pak. Saya ada perlu sebentar dengan Tessa Alodia Kamani, boleh saya bicara sebentar? Jawab Rajata sedikit ragu.

Dia pun bingung kenapa dia berada di fakultas ini dan berdiri di ruang kelas ini. Meninggalkan lapangan basket, dan berlari kesini hanya karena tidak ingin Tessa menerima bantuan dari laki-laki lain?? Itu sedikit konyol—

Pak Irwan mengangguk kemudian menoleh ke arah mahasiswanya.

"Ada yang nama nya Tessa disini?" tanyanya datar, tapi cukup membuat beberapa mahasiswa saling pandang.

"Saya pak!" Tessa mengangkat tangan suaranya sedikit ragu. Ia berdiri perlahan dari kursi nya.

"Baik. Silahkan temui dulu. Saya beri waktu, lima menit ya."

Tessa mengangguk cepat lalu berjalan kearah Rajata, menarik paksa lengan laki-laki itu keluar kelas.

"Lo ngapain sih kesini?" Bisik Tessa tajam, suaranya ditahan rendah.

"Nih—gue kesini mau nganter ini," jawab Rajata sambil menyodorkan totebag ditangan kiri nya.

"Gue kan udah bilang ditelepon, nggak usah Ja" seru Tessa.

"Gue nggak terima ya, lo nerima bantuan dari laki-laki lain," balas Rajata santai.

Mendengar itu, Tessa mendelik. Mulutnya mengaga, bibir terbuka tanpa sadar. Bisik-bisik dari lorong mulai terdengar ditelinga mereka berdua. Mahasiswa yang lewat melirik mereka penuh rasa ingin tahu, tapi Rajata seolah menutup mata. Ia tidak peduli.

"Lo sadar nggak sih? Dengan lo berdiri disini, semua orang jadi curiga! Bukanya lo yang minta kita nggak saling kenal dikampus? Sekarang malah lo sendiri yang bongkar!"

"Ini semua juga gara-gara lo" Rajata bersikeras, tidak mau kalah.

"Kok jadi gara-gara gue?"

"Kalau lo nggak nerima bantuan dari cowok lain, gue nggak mungkin ada disini."

"Hah?!" Lo nggak lagi cemburu, kan? Tessa mengernyit, tidak percaya.

"Gue nggak cemburu. Tapi sebagai suami lo— ego gue tersentil. Lo harusnya gantungin hidup lo ke gue, bukan ke orang lain."

Tessa tidak bisa berkata apa apa. Dia mencoba memahami cara pikir Rajata—yang terasa aneh. Tidak ada rasa, tidak ada cinta, tapi dia bisa melakuka hal diluar nalar hanya karena ego—nya tersentil??

"Gantungin hidup gue ke lo? Lo nggak lagi serius jalani pernihakan ini, kan?" Tanya Tessa pelan, mencoba memastikan. Matanya menatap Rajata lurus, dia perlu tau tujuan laki-laki ini sebenarnya apa?!.

Rajata terdiam. Pandangannya lurus kedepan, ada bayangan ragu dimatanya.

Ia—tahu di dalam hatinya, ia masih mencintai Liora. Namun, ia juga tidak bisa mengingkari pernikahan ini— dan janji yang dia ucapkan diam-diam saat pemakaman Dimas—ayah mertuanya.

"saya janji akan menjaga—nya, selama saya masih hidup."  Dan janji itu yang menjeratnya sampai sekarang.

"Mungkin" jawab Rajata pelan, nyaris seperti bisikan.

"Udah lo masuk sana! Gue mau latihan, nanti pulang bareng"

Tanpa menunggu jawaban, Rajata melangkah pergi. Suara langkah kakinya menggema di lorong sebelum akhirnya hilang di balik gedung menuju lapangan.

Tessa masih berdiri di tempat. Pikirannya penuh dengan kalimat-kalimat Rajata. Saat ia kembali masuk ke kelas, suasana terasa berbeda. Semua mata tertuju padanya. Pandangan mereka terasa menusuk, seolah meminta penjelasan kenapa ia bisa kenal dengan Rajata.

Apalagi tatapan Diana dan Riasa yang begitu tajam—bikin Tessa ingin menghilang saat itu juga.

Tessa menunduk. Tanpa berkata apa-apa, ia melangkah pelan ke tempat duduknya, berharap semua ini hanyalah mimpi buruk yang segera berakhir.

***

Setelah selesai kelas, kini Tessa, Raisa dan Diana berada ditaman samping Gedung Fakultas Ekonimi, tepat didepan lapangan basket. Menunggu Putri—satu teman nya yang masih ada kelas.

Didepan terlihat Rajata dan yang lainnya tengah asyik bermain basket. Bola terus berpindah dengan cepat diantara mereka, suara sepatu berdecit di lantai lapangan.

Suara riuh mahasiswa yang menonton di tribun pun saling bersahutan.

Mereka menonton dari kejauhan sambil makan cilok yang masih mengepul panas.

Sambil mengunyah pelan, Dinda akhirnya angkat bicara, suaranya penuh rasa ingin tahu.

“Kok lo nggak pernah bilang kalau sodaraan sama Rajata sih?”

“Gue—juga baru tau pas orang tua gue meninggal!” Jawab Tessa cepat, mengalihkan pandangan ke sekitar. Menghindari tatapan penuh selidik dari sahabatnya.

Ia terpaksa berbohong. Selain karena Rajata memang ingin pernikahan mereka dirahasiakan, Tessa juga takut sahabat-sahabatnya berpikiran buruk. Apalagi, ia tahu betul betapa teman-temannya mengidolakan Rajata—Tessa tidak mau dicap sebagai perebut idola mereka, apalagi dianggap saingan.

“Jadi, yang lo bilang tinggal sementara dirumah om lo itu—dirumah Rajata?” Kini Raisa yang bertanya, matanya melebar penuh rasa ingin tahu.

Tessa hanya menggukan pelan tanpa mengucap sepatah kata pun. Ia lebih tertarik dengan cilok ditangannya, menusuk satu lalu memasukkannya ke mulut seolah tidak terjadi apa-apa.

“Whaaat?! Serius, Tess?!” teriak Dinda histeris, hampir saja menjatuhkan tusuk ciloknya.

“Gila! Lo tuh manusia paling beruntung, Tess! Bayangin, tiap hari bisa lihat Rajata. Makhluk Tuhan paling seksi,” puji Raisa sambil menepuk-nepuk lengan Tessa penuh iri.

Tessa berdecak, mengibaskan tangan ke udara, menepis kata-kata mereka.

“Biasa aja kali, dia tuh nggak se-keren yang kalian pikir.”

Belum sempat Diana dan Raisa merespons. Langkah cepat penuh emosi terdengar mendekat.

Mereka bertiga spontan menoleh. Mata ketiganya membesar tekerjut melihat siapa yang datang.

Lioara dan antek-antek yang selalu setia kemanapun ia pergi.

“Lo siapa-nya Rajata? Sampai harus disamperin segala, hah?!” bentak Liora tajam, suaranya menusuk langsung ke arah Tessa.

Berita soal Rajata yang datang khusus ke fakultas seni sudah sampai ke telinga Liora.

Diana yang duduk tepat di samping Tessa, sontak berdiri. Bahunya didorong sedikit oleh Liora saat mencoba mendekat.

“Santai dong, Lo! Lagian, Rajata bukan pacar lo lagi kan?” seru Diana, nadanya ikut meninggi. Emosinya terpancing melihat temannya diperlakukan begitu.

Adu mulut itu sontak menyita perhatian beberapa mahasiswa yang lalu-lalang. Beberapa berhenti, menonton dengan tatapan penasaran. Bahkan suara gaduh itu sampai ke lapangan basket, tempat Rajata dan teman-temannya sedang latihan.

Jevan mengernyit ketika menyadari siapa yang sedang berdebat di kejauhan. Ia menepuk pundak Rajata.

“Ja… bukannya itu pacar lo, Liora?” tanyanya dengan nada setengah heran.

Rajata hanya melirik sekilas, lalu kembali mendribel bola dengan cuek.

“Udah mantan,” jawabnya pendek.

Tibra, yang sejak tadi ikut memperhatikan, tiba-tiba mendekat. Sorot matanya cemas.

“Lo nggak mau coba lerai mereka, Ja?” tanyanya hati-hati.

“Nggak ada urusan. Udah, lanjut latihan aja,” Rajata menepis dingin, tetap fokus ke bola di tangannya.

Namun Tibra bersikeras. Ia satu-satunya yang tahu tentang hubungan Rajata dan Tessa.

“Lihat dulu siapa yang dilabrak Liora, Ja!”

Ucapan itu membuat langkah Rajata terhenti. Pandangannya menajam. Ia mengikuti arah tunjuk Tibra—dan matanya langsung melebar saat melihat sosok yang sangat familiar.

Tessa—

Refleks, Rajata melempar bola ke sembarang arah. Tanpa pikir panjang, ia berlari meninggalkan lapangan, menerobos kerumunan menuju Tessa—istrinya.

Semua mata tertuju pada Rajata yang kini berdiri di tengah-tengah kerumunan mahasiswa. Suasana yang tadinya riuh oleh bisik-bisik, berubah jadi hening.

Alih-alih menghampiri Liora, Rajata justru melangkah cepat ke arah Tessa. Ia sedikit membungkuk, menyejajarkan wajahnya dengan Tessa.

“Lo… nggak papa?” tanyanya dengan nada rendah tapi jelas, ada sedikit kekhawatiran di matanya.

Liora berdecak keras. Tangannya mengepal, rahangnya menegang.

“Jadi… kamu mutusin aku karena dia?!” bentaknya, telunjuk terarah tajam ke Tessa.

Rajata mengangkat wajahnya, tatapannya dingin menusuk Liora.

“Gue udah pernah bilang kan… alasan kenapa kita nggak bisa bareng lagi.”

“Dan kayaknya semua orang juga tau… alasan utamanya karena apa!” seru Rajata, suaranya meninggi penuh amarah.

Kerumunan mahasiswa terkejut. Bisik-bisik kembali terdengar, semua mulai curiga dengan hubungan Rajata dan Tessa.

“Aku nggak percaya… pasti dia udah godain kamu, kan?!” tuduh Liora histeris.

“Apa yang dia kasih sampai kamu berpaling dari aku?!” racau Liora, nadanya penuh dendam.

Hampir saja Liora menjambak rambut Tessa kalau saja tangan Rajata tidak lebih cepat menahan pergelangan tangannya.

“Jangan pernah sentuh dia!” teriak Rajata murka, nadanya menghentak membuat Liora terpaku di tempat.

“Kenapa? Sepenting itu dia buat kamu?! Siapa dia Rajata?!” Liora menjerit, matanya berair tapi penuh kebencian.

Rajata terdiam. Suaranya tercekat. Ada kata-kata yang ingin ia lontarkan, tapi terhenti.

Sebelum Rajata bisa menjawab, Tessa yang sedari tadi diam pun bersuara. Dengan suara pelan namun tegas ia berkata,

“Gue… sepupunya.”

Sekejap semua orang terdiam. Mata Rajata dan Tessa bertemu. Rahangnya mengeras, jemarinya mengepal kuat. Ada kilatan tidak terima di mata Rajata ketika mendengar Tessa mengaku sebagai saudara, bukan sebagai istrinya.

1
⭐⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ 𝙿𝚊𝚝𝚛𝚒𝚌𝚔_
So switt
Rezqhi Amalia
smngt thor
SHanum
ya begitulah rasanya tidur di sofa selamat, skrg tau kan rasanya
SHanum
/Sob//Sob//Sob/
SHanum
bu Renata punya anak gadis juga loh, coba bayangan klu anak ibu yg digituin
SHanum: nnti bilangin ke bu Renata ya
Muffin: Iya yaaa nggak mikir kesana mungkin dia kak kwkw
total 2 replies
SHanum
Ya Allah jangan sampai aku dipertemukan calon mertua seperti bu Renata /Sob/
SHanum: Aamiin..
/Facepalm//Facepalm/
Muffin: Semoga yaaa kak. Semoga dipertemukan dengan mertua yang baik. Btw ini renata blm apa apa loh hehe
total 2 replies
SHanum
seperti ini yang dinamakan sahabat sllu ada baik suka maupun duka
SHanum
mulai nih breaking news/Facepalm/
Ningsih,💐♥️
baru awal jadi menantu, sudah dimusuhi mertua....
kasihan, malang benar nasibmu Tessa
Muffin: Ada rajata nnti yang jadi pahlawan kesianhannya kak hehe
total 1 replies
Opi Sofiyanti
kadang orng tuh hrs di gtu in dl y, br keluar tanggung jwb nya...
Muffin: Bener sih. Emng harus dikasih paham dulu br ngerti
total 1 replies
Opi Sofiyanti
🥰🥰🥰🥰
Dewi Ink
kasian Tessa, punya mertua kayak Renata
Muffin: Justru yang diindosiar itunudh dibuat soft banget kak. Realitanya lebih parah. Pantengin aja terus Renata nnti aku kasih paham mertua kalo di real life gimana aslinya kekw
Dewi Ink: seperti kisah indosiar/Grin/
total 3 replies
Lonafx
nahh gini kan keren si Rajata 😎 Semoga bisa selalu jadi pelindung Tessa dari mertua yg terdeteksi 'bukan mertua idaman'/Facepalm/
Lonafx: kalau nakal, getok aja palanya Thor 😅
Muffin: Semoga rajata baik terus yaa😌😌
total 2 replies
Ella
Mertua modelan bgni cocok suntik rabies klau bukan krna ulah suamimu, tesa tdk akan jdi anak yatim piatu.dasar nene garong🤣
Muffin: Nah bener, agak gatau diri emng hehe
total 1 replies
Alsyafara Khalisa
baru di awal bab udah di buat mewek aja.
Athena_25
nah loh, sport jantung nggk tuh mak lampir, ayo tess, ksh pelajaran tuh si lampir biar tau rasa🤣
Muffin: Nanti kita kasih paham dia
total 1 replies
Athena_25
oh tidakkk, bisa-bisa si juna dikirim ke pluto oleh raja 🤭
Drezzlle
semoga Tessa bisa beneran jatuh cinta dengan Rajata
Muffin: Semoga ya kak 🥹
total 1 replies
HNP
💜💜💜🌹
Ningsih,💐♥️
untung Tessa punya sahabat yang baik, setidaknya ada teman yang siap mendengarkan curhat
Muffin: Alhamdulillah semoga jd teman seutuhnha
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!