Vira, seorang anak perempuan yang polos dan cantik selalu dikurung oleh ayahnya untuk menghasilkan uang dengan menjual tubuhnya.
Hingga suatu malam itu Vira mendapatkan pelanggan yang sangat berbeda dan cukup unik, berbicara lembut padanya dan bahkan memakaikan baju untuknya.
Namun, Vira tidak menduga bahwa pertemuannya itu justru mengubah nasibnya di masa depan nanti.
Siapakah sebenarnya laki-laki itu? dan takdir nasib apa yang tengah menunggunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sofiatun anjani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Setelah memutuskan rencana mereka pun keluar dari tempat persembunyian, sembari menggandeng tangan Vira, Sen mengamati sekitarnya yang mulai terasa sepi, dan hanya sedikit orang yang berlalu lalang.
Mungkin itu cukup sulit untuk mereka menyembunyikan diri. Namun sama sekali tidak terlihat pergerakan aneh dari pria misterius itu, maka itulah kesempatan mereka pergi bergegas.
Karena masih dalam incaran pria itu, mereka jadi tidak bisa leluasa keluar dan mencari penginapan. Tapi, Vin bilang kalau ia punya tempat ini persembunyian bagus di tengah kota.
Maka mereka bertiga pun hendak menuju ke sana, dengan jarak tempat berpindah mereka tadi sebenarnya lumayan jauh dari pusat kota, tapi selagi dengan kekuatan berpindah Vin masih bisa digunakan sekali lagi merek aman.
walaupun kekuatan Vin hanya bisa dilakukan dengan jarak tertentu saja, membuat mereka kini harus berjalan ke titik terdekat dari pusat kota.
"Apa tempat anda benar-benar aman?" tanya Sen selagi mereka berjalan di jalanan yang cukup sempit agar tidak ketahuan.
"Ya, lebih aman dari pada terus berpindah-pindah ke penginapan satu ke penginapan yang lain" jawab Vin sambil menyinggung Sen.
"Haha... saya rasa anda memang benar"
Ketika mereka berdua tengah asik beradu argumen, Sen menyadari kalau Vira tak lagi mengikuti mereka di belakang.
"Vira... Ada apa?" tanya Sen melihat kebelakang, Vira tengah melihat ke belakangnya, tidak mendengar panggilan Sen Vira terlihat sangat fokus dengan apa yang ia lihat di belakang sana.
Baik Sen maupun Vin sama-sama bingung dengan apa yang Vira lakukan, padahal jelas sekali tidak ada apapun di belakang sana, mereka sudah melewatinya dan itu hanya jalan sempit yang kosong.
Namun semakin lama Vira melihatnya, semakin ia tidak bisa bergerak sedikitpun, entah perasaan apa yang sebenarnya ia rasakan saat ini, ia sangat kebingungan dan ketakutan karenanya.
Saat tiba-tiba Vin lah yang pertama kali menyadari sesuatu, tak pikir panjang ia pun segera berlari ke arah Vira dan membawanya untuk menjauh sejauh mungkin, dan bersamaan dengan itu sebuah ledakan tepat di tempat Vira tadi berdiri.
Sen pun langsung membuat pelindung dengan pedangnya, tapi cukup terlambat sehingga tubuhnya justru terpental.
"Apa itu?!"
Seketika orang-orang yang ada disana pun menjadi panik setelah mendengar suara ledakan itu.
Dan untungnya baik Vira, Vin dan Sen sama-sama selamat, kalau saja Vin tidak segera bertindak mungkin hal yang buruk akan terjadi.
"Dia datang..." ucap Vin melihat di balik kepulan asap seseorang muncul.
Dengan perawakan tinggi dan besar, setelah beberapa langkah, asap di sekelilingnya pun langsung terhempas oleh sesuatu membuat orang yang ada di dalamnya kini terlihat jelas sosoknya.
"Dia!"
Pria besar yang mengincar Vira,Sen pun langsung bersiap sedia menerima serangan pria itu. Walaupun sebenarnya justru saat ini Sen benar-benar tidak berguna, seperti yang Vin katakan, ia memang tidak akan menang melawannya, baik di kondisinya saat ini maupun dalam kondisi yang lebih baik.
Karena Sen yakin pria di depannya itu memiliki lebih dari satu kemampuan khusus selain kekuatan ototnya yang luar biasa.
"Aku sudah memperingatkan mu tuan, aku tidak akan terlibat dengan hal ini, lebih baik pikirkan cara bagaimana kita bisa kabur daripada berpikir bagaimana cara mengalahkannya" ujar Vin menasehati Sen.
"Ya, saya mengerti itu"
Sementara itu Vira yang tengah dijaga Vin agar tidak ikut campur, kini benar-benar khawatir dengan Sen, ia tidak mengerti dengan apa yang terjadi saat ini, tapi ia juga tidak ingin Sen melindunginya sampai seperti itu.
Ada apa dengan mereka, bahkan orang sepertinya masih di pedulikan dan di lindungi, Vira masih belum mengerti apa-apa, karena Sen yang juga belum menjelaskannya dengan jelas.
Dan kini, Sen masih berdiam diri sambil memasang kuda-kuda, menunggu lawannya bergerak lebih dulu, dan saat pria itu mulai mengangkat tangannya Sen pun ikut menarik pedangnya dari sarungnya.
Jika pria itu hendak mengeluarkan sihir tentu saja harus mengucapkan mantranya, dan Sen sudah berlatih menangkis semua elemen sihir, ia menunggu sihir apa yang akan pria itu keluarkan.
Dan belum sempat Sen mendengar mantra yang diucapkan pria itu, tiba-tiba sesuatu melesat dari telapak tangannya menghantam Sen yang refleks menangkis serangan itu, tapi ia tidak tahu harus menangkis seperti apa karena ia sama sekali tidak bisa melihat jenis elemen apa itu.
Dan dalam sepersekian detik, saat Sen menebas serangan tak terlihat itu ia melihat bola kecil yang ternyata bom itu keluar dari dalam serangan itu dan akhirnya meledak ditempat.
Duarr!!!
Untungnya refleks Sen masih cepat membuatnya langsung menghindar tepat saat bom itu meledak.
"Tadi itu elemen tanah, dia sengaja menanamkan bom di serangannya" ucap Vin memberi tahu.
"Tapi bagaimana ia bisa mengeluarkan sihir tanpa merapal?" tanya Sen bingung karena tadi ia benar-benar tidak mendengar rapalan mantra dari pria itu.
"Dia merapal mantranya tanpa suara, cukup sulit karena sihir tidak bisa mendengar perintah, tapi itu juga salah satu kemampuannya untuk mengecoh lawan. Tapi aku tidak menduga ia akan menggunakan bom seperti itu" ujar Vin memberitahu.
"Padahal setahuku dia orang yang paling membenci kehancuran, dan bom adalah yang ia benci, tapi sekarang aku seperti tidak melihat dirinya yang dulu, apa yang sebenarnya terjadi?" batin Vin.
Melihat bagaimana Sen bisa menghindari serangannya, pria itu pun melepaskan serangan bertubi-tubi padanya.
Duar! Duar! Duar!
Dan selalu bisa Sen hindari dengan terus bergerak karena serangan yang tidak ada hentinya. Namun Sen juga tidak bisa terus menghindar seperti itu.
Vira yang melihat hal itu pun semakin khawatir dan panik melihat Sen yang mulai kesusahan menghindari setiap serangan, dan bahkan beberapa kali ia terkena ledakannya tapi tetap harus berlari dan menghindar karena serangan yang tidak ada habisnya.
Ia juga ingin melakukan sesuatu, tapi apa yang bisa ia lakukan, ia bahkan masih belum mengerti tentang sihir tempat ini, ia butuh bantuan, Sen butuh bantuan...
Bantuan...
Seketika Vira pun teringat dengan Nafa, pemuda yang ia temui di museum.
"Mereka adalah peri paling setia yang pernah ada, mereka akan melayani tuannya bahkan sampai akhir hayatnya segala cara bisa mereka lakukan"
Vira teringat ucapan Nafa tentang para peri pelayan yang paling setia pada tuannya itu, Vira juga punya para peri itu! Ia melihat kalung liontinnya dan memegangnya, ia sadar kalau para peri itu tidak pernah muncul lagi, tapi kali ini ia benar-benar butuh bantuan mereka.
Apa yang sebenarnya terjadi pada mereka? Apa mereka menghilang? Tapi liontinnya masih memiliki berlian perwujudan para peri itu.
Ingin rasanya Vira memanggil mereka, tapi sekeras apapun suaranya tetap tidak mau keluar.
Ia butuh bantuan mereka...
Tolong...
***