Zhao Jinyue, putri keempat Bangsawan Jing kehilangan segalanya setelah Pangeran Rui—sang suami—mendapatkan gelar Putra Mahkota.
Dia yang seharusnya menjadi Putri Mahkota tidak hanya dikhianati, tetapi juga difitnah dan dibunuh dengan kejam.
Zhao Jinyue pikir kematian tragisnya adalah akhir dari segalanya, tanpa diduga dia malah lolos dari lubang neraka dan kembali di hari Kaisar menjatuhkan titah pernikahan untuknya.
Dengan kenangan menyakitkan yang membekas di ingatannya, Zhao Jinyue mana mungkin bersedia mengulangi kesalahannya dengan menikahi Pangeran Rui dan membiarkan kakak ketiganya menjadi selir samping, bahkan bersedia menyetarakan status mereka.
Di kehidupan ini, Zhao Jinyue akan menjadi wanita yang berbudi luhur di mata dunia. Namun, diam-diam merencanakan pembalasan dan berbalik menaiki kapal Pangeran Runan, musuh bebuyutan Pangeran Rui.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mana Mungkin Tidak Menikah
Di Taman Istana Xianyang.
"Yue'er tidak ingin menikah dengan siapa pun, Yue'er hanya ingin berbakti pada ayah dan ibu."
Jinyue menatap nyonya bangsawan dengan penuh kasih, ada juga sekilas rasa sesal melintas di kedua netranya yang tidak disadari oleh kedua wanita paruh baya di depannya.
Di masa lalu, Jinyue seringkali mengabaikan kedua orang tuanya dan tidak mendengarkan nasihat mereka hingga kebodohannya mencelakai seluruh kediaman Bangsawan Jing.
Di kehidupan ini, dia ingin menebus kesalahannya dengan berbakti kepada mereka.
Jika sendiri lebih baik, untuk apa menikah?
"Yue'er, apa maksudmu bicara seperti itu?" Nyonya Bangsawan merasakan hatinya berdenyut nyeri hingga membuat matanya memanas, dia pun mengusap cairan bening yang mengalir tanpa terkendali di pipinya. "Salah mencintai orang bukan masalah besar, kamu masih bisa mencari jodoh yang lebih baik."
"Betul, Yue'er. Jangan berkecil hati." Selir Kekaisaran Agung—Selir Qin—ikut menimpali sambil menggenggam lembut tangan sang keponakan. "Masih banyak pria yang lebih baik dari A-Heng, kamu tidak perlu mengambil keputusan sebesar itu hanya karena dia."
Jinyue menundukkan kepalanya, dia sama tidak berniat meluruskan pemikiran Selir Agung Qin.
Lagipula, keinginannya untuk tidak menikah memang ada hubungannya dengan Pangeran Rui.
'Aku tidak ingin mempercayai pria mana pun, karena aku tidak ingin terluka lagi.'
Nyonya Bangsawan Jing setuju pada pendapat sang kakak, tetapi sebuah pemikiran tiba-tiba melintas di kepalanya.
Itu membuat kepercayaan dirinya hampir rubuh.
"Namun, masalah Yi Nan telah merusak reputasi Rumah Bangsawan Jing dan itu pasti akan berdampak pada Yue'er juga."
Meskipun hal hina dan tercela itu di dilakukan oleh Yi Nan, tetap saja Jinyue yang akan menerima dampak buruknya.
Bagaimanapun, Jinyue dan Yi Nan dibesarkan di bawah atap yang sama.
Orang-orang di ibukota akan berpikir moral Jinyue sama rusaknya seperti Yi Nan, mereka juga pasti akan memikirkan ratusan atau bahkan ribuan kali lagi untuk menikahkan putra mereka ke Keluarga Bangsawan Jing.
Ditambah dengan pembatalan pertunangan dengan Pangeran Rui, Jinyue mungkin akan dianggap sebagai wanita yang ditinggalkan.
"Takutnya—"
"Takut apa?" sela Selir Agung Qin yang memahami isi hati dan pikiran adiknya, dia ikut kesal membayangkan rumor buruk yang akan menjadi momok bagi kehidupan keponakannya.
"Kesalahannya ada pada Pangeran Rui dan sekarang, kakak ipar juga sudah menghadap Kaisar untuk meminta pembatalan pertunangan." Selir Agung Qin tampak menggebu-gebu saat berusaha membujuk Jinyue. "Kaisar pasti merasa bersalah dan akan memberikan kompensasi yang layak untukmu. Percayalah, reputasimu di ibukota tidak akan rusak karena kedua pezyina itu."
Jinyue tentu saja percaya pada kata-kata Selir Agung Qin.
Demi ayahnya, Kaisar pasti akan memberikan kompensasi.
Selain demi mengganti kerugian atas kerusakan mental, tindakan Kaisar juga tentunya akan membuat orang-orang berpikir bahwa Jinyue memiliki tempat istimewa di hati sang penguasa negeri.
Jadi, tentunya tidak akan ada yang berani menyinggung atau pun merendahkan Jinyue.
Selir Agung Qin menambahkan lagi. "Pangeran muda seumuran denganmu di Kerajaan ini juga banyak, kamu tentu bisa memilih sesuai keinginanmu."
"Bibi, apa harus memilih? Apa aku tidak bisa tidak menikah?" Jinyue masih teguh pada keinginannya untuk melajang seumur hidup.
"Usiamu sudah memasuki usia pernikahan. Mana mungkin tidak menikah. Bibimu, pasti akan menjadi penyokongmu." Selir Agung Qin masih mencoba meyakinkan Jinyue dengan penuh tekad dan percaya diri. "Pilih saja sesukamu."
"Bibi, apa aku harus memilih dari kalangan pangeran?"
Selir Agung Qin mengangguk sambil memasang ekspresi serius dj wajahnya. "Tentu saja, kamu hanya layak menjadi seorang putri."
Jinyue menggigit bibirnya sedikit, sebelum akhirnya mengutarakan keraguan di hatinya. "Tapi Bibi, ayahku punya syarat yang ketat untuk calon menantunya. Ketika aku memilih, aku juga harus mempertimbangkan persetujuan ayah."
Jika memang harus menikah, Jinyue hanya akan menikahi pria yang sudah mendapatkan restu dari ayah dan ibunya.
"Pemuda seperti apa yang ayahmu inginkan?"
Jinyue menatap tepat pada netra Selir Agung Qin dan berbicara tanpa ragu. "Ayah ingin pria itu hanya akan menikahiku seumur hidupnya."
Itu bukan hanya keinginan Bangsawan Jing, tetapi juga keinginan Jinyue.
Dia tidak berencana berbagi suami dengan wanita lain.
Cukup sekali!
Swlir Agung Qin tersenyum lembut. "Kalau begitu, Bibi akan menjamin pangeran yang menikahimu kelak tidak akan menikahi atau mengambil wanita lain sebagai selir."
Jinyue pun tersenyum, tetapi senyumannya tampak dipaksakan. "Baiklah, Yue'er pasti akan memilih dengan baik."
"Kalau begitu, Bibi bisa lega." Selir Agung Qin menghela nafas karena benar-benar merasa lega.
Nyonya Bangsawan menatap langit di luar gazebo, dia merasa sudah cukup lama bersantai di Istana Xianyang sambil menunggu sang suami menghadap Kaisar.
Jadi, dia pun memutus perbincangan di antara mereka. "Kakak, hari sudah larut, saatnya kami kembali. Suamiku mungkin juga sudah keluar dari ruang kerja Kaisar."
terima kasih