NovelToon NovelToon
Mari Jatuh Cinta

Mari Jatuh Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Cinta setelah menikah / Playboy / Konflik etika / Nikah Kontrak
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sayidah Syifaul

Adhya Kadhita Megantari,
sedang menikmati masa jomblonya,tenang tanpa ada gangguan dari para pria.
Nyatanya ketenangan hidupnya harus diganggu oleh playboy macam Hasabi Laka Abdullah.

Tiba-tiba tanpa ada aba-aba.
Gimana gk tiba-tiba, kalau pada pertemuan pertama Papa Desta memaksa menikahkan Adhya dengan Laka.

mau gk yaa?
Yuk, baca cerita pertama saya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayidah Syifaul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pengen peluk kamu

"Mas!"

"Mas!" Laka mulai tersadar karena mendengar panggilan yang sepertinya sedang memanggilnya.

Matanya mulai terbuka, dan mencoba menyadarkan dirinya yang baru saja terbangun dari tidur setengah jalannya.

Hah? Tidur setengah jalan?

Maksudnya, tuh tidurnya belum tuntas, soalnya ia dibangunkan dan bahkan belum ada sinar fajar yang muncul. Artinya masih malem, kan? Mungkin tengah malem. Ya, memang tengah malem.

"Masnya sinten? (masnya siapa?)" tanya bapak bapak yang membangunkannya.

"Saya anak Jakarta, pak. Mau pulang kampung, eh mobilnya mogok." jawab Laka sopan.

Sedangkan Adhya juga mulai terusik dari tidur nyenyaknya karena suara Laka yang tengah berbincang dengan bapak-bapak itu. Adhya, pun ikut bangun dari paha Laka yang ia jadikan bantal tadi.

"Oh, mobil ingkang teng ler niku gadah e sampean. Kulo pikir kok ditinggal teng ngriku nggene sinten? (Oh, mobil yang di utara itu punya kamu. Saya pikir punya siapa kok ditinggal disitu?)"

"Nggeh pak,( iya, pak), maaf bapak yang punya warung ini?"

"Nggeh"

"Maaf, mau tanya pak. Bengkel deket sini dimana ya?"

"Ngidul terus mas, 2 Km maleh menawi"

Adhya yang sejak tadi menyimak pembicaraan Laka dan bapak pemilik warung ini, pun menggeleng keras pada Laka, menolak mentah mentah untuk berjalan lagi sejauh 2 Km.

Ayolah.... Sejak berangkat tadi bahkan belum ada sesuap nasi pun yang masuk di oerut mereka,- tapi sudah banyak suap cemilan yang masuk mulut Adhya, ekhem!- masak masih disuruh jalan 2 Km lagi.

"Em... Pak, maaf, ada tempat solat?"

"Oh, ada mas di dalem,"

...****************...

"Masnya bisa pakek montor saya kalau berkenan. Tapi bengkelnya masih besok pagi bukanya," ujar pemilik warung ramah.

 Ternyata orangnya baik banget ya. Bapak pemilik warung itu juga mempersilahkan Adhya dan Laka untuk beristirahat di dalam. Lhah! Ada kamarnya ya? Bukan, bukan di kamar hotel. Namun di kamar yang tadi digunakan oleh Adhya dan Laka untuk sholat.

Setidaknya ada tempat untuk istirahat, kan? Mengingat Laka yang baru mendapat jatah tidur sedikit itu.

Ngomong ngomong sebagai author dengan sudut pandang orang ketiga tau segalanya. Pak pemilik warung ini tuh, buka warung ini karena menyediakan tempat istirahat sejenak untuk para pengendara truk. Mereka, kan biasanya malem malem tuh nyetirnya.

"Tidur, Ya! Besok pagi kita harus cari bengkel. Jangan sampai lo ngeluh ngantuk karena kurang tidur," ujar Laka pada Adhya. Pasalnya sejak tadi, tuh Adhya hanya duduk menatap wajahnya tanpa berniat untuk berbaring ataupun bicara. Memang wajah Laka ada apanya?

"Kamu nggak marah?" tanya Adhya. Elaaah..... Kalau lagi merasa bersalah ngomongnya jadi aku kamu gitu, ya?

"Sayangnya aku bukan tipe orang yang suka menghabiskan tenaga untuk marah marah," jawab Laka masih dalam posisi yang sama. Berbaring terlentang dengan berbantalkan kedua lengannya. Pandangannya lurus ke langit langit.

"Kamu nggak ngambek?"

"Ngambekan kayak cewek?"

Adhya ingi marah sekarang, enak saja Laka menghina spesiesnya dengan enteng begitu, tapi bagaimanapun juga, Adhya masih diliputi raha bersalah yang mendalam. Jadi, marahnya di pending dulu, ya!

Emang bener cewek tukang marah tukang ngambek.

"Maaf," ucapnya lirih dengan menatap Laka. Namun Laka tak juga menatapnya.

"Gue maafin,"

Serius? Semudah itu?

Readers dejavu gak?

Hehehe..... Sebelumnya kamu juga dengan mudah memaafkan Laka, kan Adhya, asal dia tau kesalahannya. Laka, pun juga akan begitu ke Adhya.

Yah, Adhya percaya saja pada Laka, toh mukanya memang tak menunjukkan kalau dia marah.

...****************...

Laka dan Adhya keluar dari dalam setelah melaksanakan solat subuh. Matahari belum nampak sepenuhnya. Hawanya masih dingin. Laka sudah merasa sedikit meriang sekarang. Mungkin kemarin dia terlalu bekerja keras.

"Ini kunci motornya mas, tinggal lurus ngidul,"

Laka mengangguk, menyambut niat baik bapak pemilik warung.

"Ikut,!" Adhya ngintil. Gak mau ditinggalin dia.

Laka mengangguk saja. Tak mampu bicara apapun. Ia sudah mulai pusing sekarang.

Adhya naik di boncengan motor, dan memeluk Laka. Ia merasakan suhu tubuh yang tinggi. Padahal ia sedang kedinginan sekarang.

Adhya mengintip wajah Laka dari spion motor. Dan, ya! Mengapa sejak tadi Adhya tidak sadar kalau wajah Laka begitu pucat.

"Lak, kamu sakit," tegur Adhya. Tapi Laka tidak menjawab. Ia malas sekali bicara karena pusing yang ia rasakan di kepalanya.

Aduh ini gimana sih. Mereka belum sampai tujuan loh, masak Laka sudah sakit. Terus Adhya harus gimana? Sedangkan Laka masih sok kuat. Adhya tidak tega pada Laka. Ingin menyuruhnya istirahat. Tapi mengatasi ini sendiri sepertinya ia tidak bisa.

Setelah sampai di bengkel dan menunggu pemiliknya datang. Lalu menjelaskan keadaan mereka. Pekerja bengkel itu mau untuk mengikuti mereka.

Laka menunggu disamping montir nya, sementara Adhya mengembalikan montor yang ia pinjam dan membelikan sepotong roti dan minuman untuk Laka di warung bapak bapak tadi.

Adhya sungguh merasa bersalah. Pasti Laka terlalu bekerja keras untuknya.

Adhya kembali pada Laka dengan berjalan kaki. Air matanya sudah menetes satu tetes. Lalu ia tahan, ia tidak ingin terlihat menangis.

Adhya sampai, posisinya sedang menghadap Laka yang memunggunginya karena tengah melihat montir membenahi mobilnya.

"Sudah mas, tapi ini masih butuh perbaikan lebih lanjut,"

Laka mengangguk lalu memberikan uang pada montir itu. Tak lupa ucapan terima kasihnya. Setelahnya, montor itu pergi. Laka belum menghadap Adhya. Ia menghela napas berat lau memijit pelipisnya karena mulai merasa pusing.

"Laka," panggil Adhya.

Lelaki sebaik ini. minusnya playboy

Laka balik badan, melihat Adhya yang sepertinya akan menangis karena matanya terlihat menahan air mata yang tumpah.

Kenapa? Batin Laka.

"Aku,- aku,- pengen banget peluk kamu. Boleh?" tanya Adhya yang tebtu membuat Laka terkejut bukan main. Adhya? Ingin memeluk Laka? Yang benar saja.

Namun Laka mengangguk untuk memastikan pendengarannya itu tidak salah. Tapi siapa sangka kalau Adhya benar-benar memeluknya setelah itu. Bahkan sangat erat.

Oh, Laka dag-dig-dug tapi rasanya senang sekali dipeluk istri, entah kenapa? Dia belum punya rasa sama Adhya, kan?

Laka membalas pelukan Adhya. Dan dengan beraninya, ia membenamkan wajahnya di leher Adhya yang tertutup hijab. Adhya bisa merasakan suhu tubuh Laka yang tinggi. Ia demam

Salah Adhya yang membiarkan Laka kesulitan sendiri kemarin.

"Makan roti dulu nih, ada air juga. Tapi gak ada obat. Gak bawa. Maaf ya?"

Laka mengangguk dengan wajahnya yang masih berada di posisi yang sama. Adhya agak geli sebenarnya. Dan itu membuat pelukannya semakin kencang pada Laka. Nahan geli soalnya.

Laka tersenyum diam diam. Suka banget kayaknya.

"Adhya! udah pelukan gini, lanjut kiss yuk!"

Hah?

1
Lovely
up lagi thor
Lovely
lanjut thor,,,,seru alurnya ringan gak bosen diselingi candaan...
Lovely
Gatot tuh Laka,,, lanjut thor/Facepalm/
SJR
Assalamu'alaikum, Mampir thor saling suportnya 🙏
Syifa Afida: ok, kak! makasih
total 1 replies
franza
keren bangett, semangatt author-nim
ian gomes
Aku suka banget tokoh-tokohnya. Jangan berhenti nulis thor.
Syifa Afida: makasih, kak udah kasih aku semangat/Smile/
total 1 replies
Linda Ruiz Owo
Ceritanya sangat menghibur, thor. Ayo terus berkarya!
Syifa Afida: makasih semangatnya, kak!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!