NovelToon NovelToon
Diamnya Melati

Diamnya Melati

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Pelakor jahat / Penyesalan Suami / Selingkuh
Popularitas:27.2k
Nilai: 5
Nama Author: Raina Syifa

Melati berubah pendiam saat dia menemukan struk pembelian susu ibu hamil dari saku jas Revan, suaminya.
Saat itu juga dunia Melati seolah berhenti berputar, hatinya hancur tak berbentuk. Akankah Melati sanggup bertahan? Atau mahligai rumah tangganya bersama Revan akan berakhir. Dan fakta apa yang di sembunyikan Revan?
Bagi teman-teman pembaca baru, kalau belum tahu awal kisah cinta Revan Melati bisa ke aplikasi sebelah seru, bikin candu dan bikin gagal move on..🙏🏻🙏🏻

IG : raina.syifa32

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raina Syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12

Pintu rumah terbuka perlahan, Melati berdiri di ambang dengan tangan menggenggam tas perlengkapan bayi. Di depan pintu, sosok wanita paruh baya muncul, wajahnya memancarkan kehangatan meski garis-garis halus usia mulai nampak di sudut matanya. Senyum lebar terpancar dari bibir Sandra begitu melihat Melati. "Melati, kamu pulang, nak?" sapanya dengan suara lembut dan penuh kasih.

Melati membalas dengan anggukan pelan, matanya yang sedikit sayu menatap Sandra. Namun, sebelum Melati sempat bicara lebih jauh, Sandra mengalihkan pandangannya ke sekeliling halaman seolah mencari seseorang. "Revan mana?" tanyanya dengan nada penasaran.

Melati menggeleng pelan, napasnya seolah tertahan sejenak. "Aku dari Jogja sendirian, Ma," jawabnya lirih, suaranya bergetar tipis menahan perasaan yang tak ingin ia ungkapkan.

Mata Sandra membesar mengajak menantunya masuk rumah, raut wajahnya berubah menjadi kaget dan sedikit bingung. "Lho, mama kira ia sudah tidak pulang ke sini buat jemput kamu," ucapnya dengan nada penuh keheranan sekaligus kekhawatiran. "Bener-bener kebangetan itu anak, istri dibiarin pulang sendirian dari Jogja bawa anak kecil lagi, awas saja kamu Van," omelnya.

Wajah Melati berubah sendu, bibirnya tercekat tanpa mampu membalas. Dia menundukkan kepala sebentar, seolah menelan berat kenyataan yang baru saja terungkap. Suasana yang semula hangat mendadak sunyi, hanya suara detak jam dinding yang terdengar mengisi ruang antara mereka. Sandra melangkah mendekat, merangkul bahu Melati perlahan, mencoba menyampaikan ketulusan dan dukungan tanpa kata-kata. Melati memejamkan mata sejenak, menahan gelombang emosi yang berdesir di dalam dadanya.

Melati menatap Sandra dengan mata yang perlahan memerah, dadanya sesak menahan curiga yang semakin kuat. "Selama aku di Jogja, Mas Revan menginap di sini nggak ma?" tanyanya pelan, suaranya tercekat seperti menahan amarah yang nyaris tumpah.

 

Sandra mengangguk pelan, "Iya, cuma sehari, itupun karena Alice merengek terus."

Hati Melati bergejolak. "Tega banget kamu, Mas," bisiknya dalam hati, napasnya tiba-tiba terasa berat. Ia meremas ujung bajunya sendiri, mencoba menahan perasaan kecewa yang membuncah. 

"Siapa perempuan yang bikin kamu lupa sama istri dan anakmu mas?" gumamnya lirih, matanya menatap kosong. Di balik dinding hatinya yang rapuh, Melati bertekad.

 "Kalau memang Revan selingkuh, apa boleh buat, Keputusan ada di tangan kamu nak. Tapi sebaiknya harus cari bukti yang jelas, supaya dia nggak bisa ngeles seenaknya."

Sandra menatap menantunya dengan sorot mata yang penuh iba, lalu menghela napas panjang seolah beban yang tak terucap menekan dadanya. Ia mengenal benar sifat Revan yang mudah goyah, gampang percaya orang lain, dan selalu jadi sasaran empuk orang-orang yang memanfaatkan kebaikannya.

 “Ya sudah, kamu istirahat saja. Malam begini, pasti kamu naik penerbangan terakhir, kan?” ucap Sandra lirih.

 Melati mengangguk pelan, wajahnya terlihat lelah tapi terpaksa. “Iya, Ma. Padahal aku pengennya pulang pagi, tapi apa boleh buat, tiket cuma dapat yang terakhir.” 

Tiba-tiba suara riuh anak-anak terdengar memanggil namanya berlari menuruni anak tangga. “Bunda, akhirnya pulang juga! Alice sama adik-adik kangen banget, loh, udah seminggu nggak ngeliat bunda!” 

Melati tersenyum dan langsung memeluk Alice, anak sambungnya, dan ketiga anak lelakinya yang masih kecil-kecil.

“Kalian semua sudah belajar, kan?” tanyanya dengan suara hangat. 

“Sudah, Bun,” jawab Alice sambil dengan lembut mengambil Ayana dari pelukan Melati. Alice menatap adiknya lalu mencium kening kecil itu, seolah mencoba menghapus rindu yang menggumpal di dada. “Kakak kangen banget, tau nggak, Dek? Rumah jadi sepi nggak ada  kamu.”

Melati menatap Alice dengan mata yang menyimpan tanya. "Ayahmu nggak pulang, Sayang?" suaranya lembut, namun ada garis kekhawatiran di balik nada itu. Alice menggeleng pelan, bibirnya mengatup rapat seperti menahan sesak. "Jarang, Bun. Sejak Bunda balik ke Jogja, ayah cuma sekali jenguk kami," jawabnya, lalu pandangannya mengalir ke Juna di sampingnya. "Iya, kan, Jun?" 

Juna mengangguk kecil, wajahnya cemberut. "Iya, Bun. Ayah nyebelin. Katanya kemarin mau ajak kita main Time Zone, eh malah bilang harus ke Bandung ada urusan penting katanya." Kalimat itu keluar dengan nada kecewa yang tak bisa disembunyikan. 

Melati terdiam, dadanya sesak. "Kemana kamu, Mas…" batinnya pelan, seolah memanggil sosok yang tak pernah benar-benar hadir lagi di tengah-tengah keluarga.

Melati menatap kedua anaknya dengan mata yang mulai berkaca-kaca, suara mereka seperti pisau yang menusuk hatinya. Alice menunduk pelan, bibirnya mengatup rapat menahan sedih yang tak mampu ia ungkapkan. Sementara Juna, dengan wajah cemberut dan tangan terkepal di pangkuan, tampak kecewa sekaligus marah.

“Kalau ayah nggak pulang terus, kita gimana, Bun?” suara Juna bergetar, matanya membelalak menahan perasaan terlantar. Alice menggenggam tangan adiknya erat, mencoba memberi kekuatan meski hatinya sendiri remuk.

Melati menghela napas panjang, dadanya sesak. Dalam diam, ia bertanya pada dirinya sendiri, “Kemana ayah mereka sebenarnya pergi? Kenapa dia lebih memilih pergi jauh daripada ada untuk anak-anaknya?”

Rasa takut dan kesepian menggerayangi pikirannya, bayangan anak-anak yang menunggu tanpa kehadiran ayahnya terus menghantui. Ia menatap keluar jendela, berharap angin malam membawa jawaban, namun hanya sunyi yang menjawab.

Tanpa sadar, air mata menetes di pipinya, menandai betapa dalam luka yang tersembunyi di balik senyuman yang dipaksakan. Melati tahu, malam ini bukan hanya anak-anaknya yang merasa kehilangan, tapi juga dirinya.

Sandra memperhatikan menantunya yang wajahnya muram, dadanya ikut sesak. Ia mencoba merangkai kata pelipur. “Maafkan anak mama, ya. Kalau selama ini dia sering bikin kamu terluka, kecewa  atau belum bisa bikin kamu bahagia.” 

Matanya menyiratkan harap, menunggu respons. Melati hanya mengangguk pelan, suaranya pelan tapi tegas, “Iya, Ma. Mama nggak salah kok.”

Sandra menghela napas panjang sebelum memecah suasana. “Ya sudah, kamu istirahat dulu, ya.” Matanya kemudian beralih ke cucu-cucunya yang mulai terlihat ngantuk. 

“Kalian juga,bobok, besok kan harus sekolah,” ucapnya lembut.

 Alice, Juna, Kula, dan Dewa tanpa banyak bicara mengangguk dan berjalan perlahan menuju kamar masing-masing. Melati menarik napas dalam-dalam lalu menggendong putri kecilnya dengan lembut ke kamar. Ia duduk di tepi tempat tidur, mengusap rambut si kecil hingga tertidur dengan damai. 

 Setelah itu, Melati melangkah ke kamar mandi. Tangan-tangannya menyentuh air hangat yang mengalir, menghapus rasa lelah dan lengket di tubuhnya setelah perjalanan udara panjang dari Jogja ke Jakarta. Ia menutup mata sejenak, membiarkan diri tenang sejenak sebelum malam ini usai.

***

Pukul 01.05 dini hari, Revan melangkah pelan memasuki rumah mewah orang tuanya. Jari-jarinya cekatan menekan kode pintu yang selalu bisa ia akses kapan saja. Setelah pintu terbuka, ia melepas sepatu dengan hati-hati, berusaha agar suara tapaknya tidak memecah sunyi dan membangunkan penghuni rumah. Kamar gelap gulita menyambutnya begitu ia melangkah masuk. 

Revan merogoh saku dan mengambil ponselnya saat nada dering tiba-tiba memecah kesunyian. Cahaya layar ponsel menyorot wajahnya yang lelah. 

“Iya, aku baru sampai,” ucapnya pelan sambil menutup ponsel.

Tanpa disadari, tatapan tajam dari sudut gelap mengarah padanya. Wajah itu merah dan bibirnya bergetar, seolah menahan amarah yang hampir meledak. Revan masih belum sempat bicara lagi, ketika ia menekan saklar lampu. Sinar terang mendadak memenuhi ruangan, membuat Revan terlonjak. Di atas tempat tidur, istrinya menatapnya dengan mata besar dan senyum menyungging.

“Sayang?!” 

 “Kenapa, Mas? Kaget?”  

1
amelia lia
cerita nya koq makin bertele-tele si masak si jasmani udah mati bisa hidup lagi. buruan donk thor selesai kn episode nya. krn aku udah baca di frizo klau jasmine itu licik.
NH..8537
klo dasar..nya Revan cinta mati sm melati gak bakal goyah unt ke dua kali.. apalagi sdh ada 4 anak..klo km goyah lg wassalam dah Van🤭sabar mel..ada satu ani" yg perlu di basmi🥹 good job kak 👍 semangat dan sehat slalu ya kak💪🙏😘
Mamahnya Rayhan
what Jasmin bukannya??
Ashilla Khanza Azzahra
dari dulu jasmine terobsesi bgt sama revan haduhhh kasian melati gk s dewi gila skrng malah ada jasmine bagaimana ini
siti maesaroh
si reino jg aneh nawarin sekertaris kok prempuan udah jelas revan g mau sketaris prempuan , revan ya jg ditanya jawabnya mlh terserah waktu itu. yaallah kk kasihan melati loo, semoga melati bisa melepaskan diri ya kk raina tolong deh berpihak sm melati knpa selalu tersakiti 😢😢
siti maesaroh
jasmine menyamar sbgai hilda dasar jalang amit" deh kegatelan g habis".
NH..8537
hanya di novel orang mati bisa hidup lg🤭 kok uler Keket...nya nambah lg..dan pas gitu si Jasmin lg🤭sabar" ya mel🥹🙏
siti maesaroh: bikin gerhet aja klo sijas hujan dtg lgi,, dn knp dr dulu melati sllu yg tersakiti 😢😢
total 3 replies
siti maesaroh
kak ini gimana sih buknya jasmine dah mati dan knpa skrg harus dihidupkan lg ,knpa alurnya mlah kek penjgat" gini sih kk, g like lah kk klo kek gini😢😢😢
dari dulu kok melati trus yg nerima siksaan dan kjhtan,
siti maesaroh
km ttp sj bodoh van sblum melati hilang yg ke dua kli yg prtma itu dewi yg menyekap istrimu,jgn kau anggap remeh dewi itu krna obsesinya dia bisa mlkukn apapun
Raina Syifa
Bagi yang belum mengenal Bu Jasmin, yang terobsesi dengan muridnya bisa di kepoin di aplikasi sebelah❤️❤️
Mamahnya Rayhan
telat van
amelia lia
kelamaan revan keburu metong melati. lelet kali si revan ini knp gak dr td teringat cincin nya. ayyooo thor buat melati ada yang nyelamatin. jgn bertele tele donk cerita nya. buruan ketemukan dengan revan.
Agunk Setyawan
🤮
siti maesaroh
kenapa sih kk harus dibuat kek gini alurnya, knapa harus dibuat lambat untuknemukn melati, dan knpa melati sllu menderita kk thor ada dendam.apa sih kk thor ini sm melati😢😢,plis kk lepasin melati
Arin
Ya...... telat deh Revan nolong Melati. Biasa orang panik, gak banyak lupanya......
Ini perempuan siapa lagi yang ganti nyulik Melati.
Kalau punya suami ganteng, mapan dan kaya banyak pelakor bersliweran pingin gantiin istri sah. Semoga Revan bisa nolong Melati dan anaknya. Kasihan......
NH..8537
waduh siapa..pun itu km sdh jd penolong unt melati.. lanjuttt kak👍trus semangat dan sehat slalu kak 💪 abai..kan sj kata" yg tidak penting 🤭🙏😘
Agunk Setyawan
novel aneh
Mamahnya Rayhan
Revan kah? atau si Abah?
kaylla salsabella
di sebelah mana thor lapak mana
siti maesaroh
semoga melati cpt terlepas dari kurungan sikunti iblis itu, mksih kk raina updatenya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!