Cintai Aku Kumohon

"usia birru tahun ini 33 tahun, apakah dia tidak memberi tahumu?" tanya kakek farhan,

"dan buku nikah itu, asli kah itu?" tanya pria tua berwibawa itu lagi menunjuk buku nikah yang terletak di atas meja.

"asli kek.." sahut reeva cepat,kepalanya mengangguk-angguk meyakinkan, birru mengamati reeva yang bersikeras dengan kakeknya, hati birru menghangat. Tatapan mata dari seluruh keluarganya ternyata menerima reeva, dan itu sudah cukup untuk birru. Keluarganya bukanlah seperti keluarga konglomerat di luaran sana, yang sombong dan angkuh. Keluarga besar birru lebih terlihat cuek dan sedikit unik. Sejauh ini keluarganya belum pernah ribut masalah harta, dan itu semua karena pengaruh kakeknya. Kedua tantenya juga tidak pernah meributkan posisi birru sebagai penerus grup argatama,kedua suami dari tante-tantenya itu juga menjalankan perusahaan masing-masing yang telah kakeknya serahkan. Perusahaan besar yang berdiri sendiri, walau masih di bawah naungan grup argatama. Sementara kedua tantenya itu, sama seperti birru, menjalani kehidupan dengan tenang tanpa pernah merasakan sulitnya hidup. Tante rima, anak kedua kakeknya, mengelola galeri seni milik grup argatama, sementara tante risa, tante bungsu birru menjalankan dan mengoperasikan butik grup argatama yang menyebar di seluruh kota.

"papa, kita pindah ke ruang keluarga saja, di sana lebih nyaman" ajak tante rima menyarankan, tangannya meraih lengan kakek farhan yang terlihat kesusahan bangun dari duduknya, om harris suami dari tante rima terlihat membantu mertuanya berjalan.

"ayo birru, ajak istrimu ke ruang tengah" ajak tante risa dengan ramah, tersenyum manis menatap reeva yang terlihat canggung. Wanita berusia sekitar 45 tahun itu terlihat sangat cantik dan awet muda, tak ada kerutan di wajahnya. Suaminya yang seperti pria korea itu juga terlihat sangat tampan, wajahnya mengingatkan reeva pada aktor kesayangannya won bin. Tante risa berjalan menuju ruang tengah dengan menggandeng lengan suaminya manja.

"ayo.." ajak birru menyadarkan reeva yang masih terpesona menatap tante risa dan suaminya.

"ah...iya.."sahut reeva tergagap menyambut uluran tangan birru.

"jangan lupa ini" tegur birru mengingatkan dan mengulurkan buku nikah mereka kepada reeva.

"sempat-sempatnya kamu membawa buku nikah itu, bisa-bisanya kamu berpikir sejauh itu" bisik birru pelan, bibir pria itu tersenyum tipis, menatap istrinya yang unik itu.

"aku hanya menyiapkan antisipasinya saja, sejujurnya aku sudah memprediksi pertanyaan kakek tadi" jawab reeva lirih, tangannya mengaitkan ke lengan suaminya kembali.

"hahahahha.." tawa birru terdengar lucu, "aku yakin kamu bisa mengimbangi keanehan kakekku, karena kamu juga aneh"

Reeva melotot lucu, mata besarnya terlihat mempesona, dan birru memalingkan wajahnya. tatapan mata besar milik reeva selalu berhasil membuat birru terpesona.

"kenapa kau tidak membuat resepsi untuk pernikahanmu?" tanya sang kakek, begitu birru dan reeva duduk di hadapannya.

"aku sibuk kek, dan menurutku itu nggak penting, di rumah orangtua reeva, kami sudah melakukan resepsi kecil-kecilan" sahut birru terdengar tidak antusias, reeva yang duduk di sisi birru terlihat menganggukkan kepalanya setuju.

"apakah kalian sudah bulan madu?" pertanyaan tuan farhan yang santai, terdengar bagai ledakan ban pecah di telinga reeva, matanya menatap nanar ke arah tuan farhan yang menatap mereka penuh selidik.

"papa..istri birru masih anak-anak, nggak mungkin mereka bulan madu, kalau birru bersikeras bulan madu, semakin terlihat kalau birru itu penyuka anak-anak" ujar tante risa santai tanpa beban, ucapannya barusan mengundang tawa seisi rumah.

"tante..."tegur birru melotot, menatap tante cantiknya yang menjulurkan lidah ke arahnya.

"benar itu birru.." tante rima ikut nimbrung, namun kali ini wanita paruh baya itu terlihat serius. "reeva terlalu muda, untuk jadi istri dan melayanimu di ranjang, tunggu sampai usianya 20 tahun saja"

"mana mungkin birru tahan.." celetuk om harris kocak, suara tawa kembali terdengar. Mata reeva membola heran, pembicaraan yang sedikit sensitif terlihat menjadi pembicaraan yang biasa saja. Reeva tidak menyangka keluarga birru tidak sekaku yang ia bayangkan, tidak seperti keluarga konglomerat kebanyakan.

"itu urusanku..reeva istriku, apa yang akan kulakukan padanya,terserah akukan?" birru menyahut santai, lagi-lagi reeva menjawil lengan birru untuk sedikit sopan. Gerakan reeva tidak luput dari pengamatan tuan farhan. Bibir tuanya tersenyum penuh arti, ada harapan dihatinya, gadis kecil di hadapannya ini bisa mengontrol hidup birru yang diluar kendalinya selama ini.

Harapan itu ada, mata tuanya tidaklah buta. Tatapan cucunya ke gadis cilik ini terlihat berbeda dari tatapannya ke wanita-wanitanya yang lain yang selama ini tuan farhan kenal. Gadis cilik ini juga memiliki sesuatu yang tidak wanita lain miliki, dan tuan farhan berharap, semoga dugaannya benar.

"kamu kuliah reeva?" tanya tuan farhan mengalihkan pertanyaannya, suara tawa yang terdengar, tiba-tiba hening.

"belum kek, reeva baru tamat sekolah, birru sudah meminta reeva untuk memusatkan minat, dan birru akan mencarikan universitas untuk reeva" jelas reeva terlihat antusias, mata besarnya yang berbinar terlihat begitu indah,

"emangnya kamu punya minat yang besar terhadap sesuatu?" sambung tuan farhan lembut menatap istri cucunya itu.

"he-eh" angguk reeva cepat, matanya terlihat begitu antusias,

"reeva sangat menyukai dunia antariksa kek, reeva ingin menjadi seorang astronom"

Mata tua tuan farhan membelalak kaget, tatapan antusias dari reeva mengingatkan akan hobbynya. Tuan farhan juga sangat menyukai dunia antariksa, mata tua itu menatap reeva bersemangat. Selama hidupnya baru kali ini ia bertemu dengan wanita yang memiliki hobby seperti dirinya.

"apa yang membuat kamu menyukai dunia antariksa reeva?" tanya tuan farhan penasaran, ia ingin tahu jawaban reeva, apakah sesuai dengan yang ada dalam pikirannya.

"banyak kek, salah satunya reeva yakin, di luar sana pasti ada kehidupan cerdas lainnya selain kita. Reeva ingin menjadi salah satu yang menemukannya" jelas reeva bersemangat, jawaban itu benar-benar mengena di hati tuan farhan, senyum manis dan puas terlihat dari wajahnya.

"papa menemukannya...hahaha papa menemukannya" celetuk tante rima menyadarkan tuan farhan yang sedang memandang takjub cucu menantunya itu.

"iya mbak,..lihat wajah papa sampai begitu bahagianya" sambung tante risa menatap papanya dan reeva bergantian. Reeva yang tidak memahami apa maksud mereka, hanya diam menatap kedua tante birru bingung, namun senyum di bibir mereka terlihat sangat tulus.

"darimana kau dapat istrimu itu birru?" pertanyaan om harris tiba-tiba mengagetkan mereka semua, reeva yang bingung semakin bingung melihat semua tersenyum, termasuk suaminya sendiri.

"dari planet jupiter" sahut birru singkat, namun mengundang tawa seluruh penghuni rumah, tak terkecuali reeva yang ikut tertawa walau ia tidak tahu apa yang sedang mereka tertawakan.

Bersambung...