NovelToon NovelToon
Dermaga Cinta Sang Kapten

Dermaga Cinta Sang Kapten

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama / Menikahi tentara
Popularitas:36.4k
Nilai: 5
Nama Author: Deyulia

Setelah hubungannya tidak mendapat kejelasan dari sang kekasih. Kapten Prayoda, memutuskan untuk menyerah. Ia berlalu dengan kecewa. Empat tahun menunggu, hanyalah kekosongan yang ia dapatkan.

Lantas, ke dermaga mana akan ia labuhkan cinta yang selama ini sudah berusaha ia simpan dengan setia untuk sang kekasih yang lebih memilih karir.

Dalam pikiran yang kalut, Kapten Yoda tidak sengaja menciprat genangan air di bahu jalan pada seorang gadis yang sedang memarkirkan motornya di sana.

"Sialan," umpatnya. Ketika menoleh, gadis itu mendapati seorang pria dewasa tampan dan gagah bertubuh atletis memakai baret hijau, berdiri resah dan bersalah. Gadis itu melotot tidak senang.

Pertemuan tidak sengaja itu membuat hari-hari Kapten Prayoda tidak biasa, sebab bayang-bayang gadis itu selalu muncul di kepalanya.

Bagaimana kelanjutan kisahnya?

Ikuti juga ya FB Lina Zascia Amandia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 Penemuan Yoda

     Amira menatap pesan dari Yoda lama sekali. Hatinya terasa bimbang. Ia ingin menjawab “ya”, tapi entah kenapa jemarinya seperti tertahan. Ada sesuatu yang membuatnya ragu.

     Akhirnya ia mengetik pelan.

     “Maaf Kak, aku nggak janji. Kita lihat saja besok.”

     Pesan itu terkirim. Dan di seberang sana, Yoda yang menunggu balasan langsung membaca dengan alis berkerut. Ada rasa kecewa yang menusuk. Ia berharap Amira akan menyambut ajakannya dengan semangat, namun balasan itu justru terasa dingin.

     "Kenapa jawabannya begitu, Amira?” gumam Yoda lirih. Ia mencoba memahami, tapi tetap saja ada rasa sesak yang mengganjal.

     Keesokan paginya, udara masih sejuk. Burung-burung baru saja berkicau. Amira masih terbaring di ranjang ketika terdengar suara motor berhenti di depan rumah. Ia buru-buru bangun dan mengintip dari jendela.

     Ternyata Iqbal. Dengan setelan olahraga sederhana, dan kaos bertuliskan polisi di punggungnya, lelaki itu berdiri sambil tersenyum lebar, menatap ke arah rumah.

    "Lho, Kak Iqbal? Kenapa dia tiba-tiba datang ke rumah, mau apa?" Amira benar-benar terkejut dengan keberadaan Iqbal di depan rumahnya. Padahal selama ini, Amira tidak pernah mau diantar sampai depan rumah. Amira selalu memilih di antar di gang depan di bawah gapura.

     Amira bergegas tergesa menuju kamar, lalu segera membersihkan diri. Karena ia yakin Iqbal akan menghampiri rumahnya.

     Benar saja, suara ketukan di depan mengundang rasa penasaran sang bunda. Daisya melangkah menuju pintu depan, lalu membuka.

     "Lho, Iqbal, ya?" Daisya terkejut dengan kedatangan Iqbal yang pertama kali setelah sekian tahun tidak pernah kelihatan sejak dia tugas di luar daerah.

     "Iya Tante. Tante sehat?" Iqbal basa-basi dengan wajah gembira. Dia meraih tangan Daisya lalu menciumnya.

     "Alhamdulillah, tante sehat. Bagaimana kabar kamu dan mama papa, mereka baik-baik saja, kan?"

     "Alhamdulillah kami sehat juga Tante. Oh iya, Amiranya ada Tante?" Iqbal berkata dengan sopan. Hal ini membuat Daisya menyukai Iqbal.

     "Sebentar ya, sepertinya dia masih di kamar. Tapi, sebenarnya tadi sudah bangun." Daisya bangkit dan meninggalkan ruang tamu. Langkah kakinya menuju tangga untuk mencari Amira.

     Amira sudah muncul di tangga paling atas dengan pakaian santainya.

     "Amira, ada Iqbal. Kalian janjian?" todong Daisya, dia menduga Amira dan Iqbal janjian.

     "Nggak kok, kami nggak janjian."

     "Ya sudah, temui saja, geh!" titah Daisya tersenyum, tersirat sebuah kebahagiaan di sana.

     Amira menuruni tangga, sebenarnya dia malas menemui Iqbal. Entah kenapa, meskipun pesona laki-laki tampan bertubuh atletis dan sudah mapan itu, cukup ok, akan tetapi Amira seperti kurang respek.

     Amira tiba di ruang tamu. "Kak Iqbal! Eh, ada apa?" Kening Amira mengkerut, sebab ia merasa tidak ada janji dengan Iqbal.

     "Aku mau ajak kamu jalan. Nanti di lapangan Banteng kita joging. Sepertinya kalau joging bersama kamu, akan lebih bersemangat," aku Iqbal berterus terang. Dia memang ingin joging bersama Amira sudah sejak beberapa hari yang lalu.

     "Joging, ke lapangan Banteng?" Amira terlihat kaget. Seketika dia teringat ajakan Yoda tadi malam lewat pesan WA. Meskipun dia tidak menjanjikan, akan tetapi yang pertama mengajak joging adalah Yoda.

     "Kenapa bisa samaan gini, sih? Mereka tidak sedang janjian, kan?" gumamnya dalam hati.

     "Amira, gimana?" Iqbal menyapa Amira yang termenung sampai Amira kaget.

     "Gimana, ya?" Amira terlihat bingung. Dia tidak bisa berkata jujur kalau sebenarnya ada orang lain yang lebih dulu mengajaknya joging. Di sisi lain Amira juga tidak menjanjikan menyanggupi ajakan Yoda.

     "Ayolah Amira, sekali-sekali." Iqbal membujuk dengan wajah yang memelas bikin Amira tidak karuan.

     Setelah berpikir agak lama, akhirnya Amira mengangguk pelan. Amira sudah mempertimbangkan, kalau dirinya memutuskan untuk ikut ajakan Iqbal karena kasihan saja Iqbal terlanjur sudah menghampiri ke rumah.

     Mengenai ajakan Yoda, dia belum memutuskan, iya atau tidak. Jadi, bagi Amira tidak ada salahnya dia tidak memenuhi ajakan Yoda, toh dia tidak janji akan pergi.

     "Tapi, kenapa jogingnya harus ke lapangan Banteng? Gimana kalau Kak Yoda ada juga di sana." Hati Amira kembali bimbang.

     "Ok, kalau begitu sebaiknya kita jalan sekarang." Iqbal berdiri lalu keluar lebih dulu.

     "Sebentar. Aku ganti dulu baju." Amira berlari kecil menuju rumahnya untuk bersiap. Pakaian olah raga dan kaos lengan panjang kedodoran, atasnya kerudung segi empat warna krem. Sepertinya Amira memang penyuka hijab warna krem.

     "Ayo." Amira sudah siap. Sejenak Iqbal menatap Amira dengan lengkungan di bibirnya.

     "Ehhh, kamu tidak perlu naik motor lagi. Biar kita semotor pakai motor aku," cegah Iqbal ketika Amira sudah menghampiri motornya di bawah canopi.

     Amira terperanjat, lalu dia menggeleng. "Aku pakai motor aku saja. Kita berangkat barengan naik motor. Nanti di parkiran lapangan Banteng motor kita simpan di sana. Setelah itu, baru deh joging," atur Amira kekeuh dengan pendiriannya.

     Dengan wajah terpaksa Iqbal mengikuti kemauan Amira. Daripada tidak sama sekali.

     Motor mereka sudah melaju menuju lapangan Banteng yang jaraknya sekitar 15 menit dari rumah Amira.

      Mereka sudah tiba di parkiran lapangan Banteng. Iqbal segera menuruni motornya. Suasana lapangan dan jalan di samping kiri dan kanan sudah mulai disesaki manusia, tua muda, besar kecil, laki-laki perempuan. Juga pedagang kaki lima yang melapak khusus di hari Minggu saja.

     Iqbal dan Amira mengarahkan kakinya ke lapangan. Mereka berdua mulai berlari dengan kecepatan yang medium.

     Baru satu putaran lapangan, Amira mulai berkeringat, tapi sebetulnya dia masih kuat dan sanggup. Namun, ketika akan melanjutkan jogingnya kembali, getaran ponselnya terasa. Tapi, Amira tidak menghiraukannya. Dia tidak mau diganggu karena hari ini benar-benar fokus joging.

     Sementara, Iqbal, meskipun tidak berkata apa-apa, dia tetap mengamati Amira. Dia sedikit penasaran dengan sikap Amira ketika sebelah tangannya meraba saku celana treningnya.

     Di tempat berbeda, Yoda menepikan motornya di bawah pohon kesemek. Dia merogoh poselnya, lalu membuka WA. Wajah Yoda kecewa, tidak ada tanda Amira membalas WA nya dan memberi respon positif atas ajakannya.

     "Sepertinya Amira memang tidak akan joging. Balasan WA dia semalam juga seperti enggan ikut. Hahhhh, terpaksa aku joging sendiri deh." Yoda menghela napas, lalu memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celana treningnya.

     Meskipun dia kecewa karena Amira tidak mau diajak joging olehnya, Yoda akhirnya pasrah dan memutuskan joging sendiri di lapangan Banteng.

     "Tidak apa-apa, mungkin dia memang sedang tidak mood aku ajak joging." Yoda berlapang dada, lagian Amira memang tidak menjanjikan untuk ikut joging.

     Kaki Yoda mulai berlari kecil di jalur putaran lapangan. Tubuhnya yang atletis dan bugar, terlihat jelas bahwa ia adalah seorang aparat negara. Tidak jarang beberapa perempuan muda mengarahkan tatap kepadanya. Kagum dan menyukai serta berharap Yoda bisa menyapa dan berkenalan dengan mereka.

     Tiga putaran sudah, Yoda mengakhiri jogingnya. Yoda menepi dan menduduki tanah beralas rumput gajah, ia berselonjor merilekskan otot-ototnya setelah joging tadi.

     Mata Yoda menyusuri tepi jalan yang ditempati pedagang kaki lima. Lalu berhenti di satu titik di mana seseorang sangat ia kenali berada di sana.

     "Amira? Itu Amira. Tapi, kenapa bersama polisi itu?" Yoda kecewa ketika mendapati Amira tengah duduk lesehan dengan Iqbal.

1
Esther Alviah Ekawati Paulus
Sukses selalu adek Lina dalam menulis dan suka dengan karakter Yoda yang move on dari Aika, serta mantan tunangannya.
Lina Zascia Amandia: Mksh byk Bun.... 🥰🥰🥰
total 1 replies
dewi_nie
jodoh Amira SDH terlihat jelas hilalnya..
sabar bang Yoda..cinta emang perlu perjuangan.
dewi_nie
si Iqbal masuk jebakan Batman Amira..
hmm..Amira ujianmu marai koe kwareken mangan.aku seng Moco Karo mbayangke melok warek pisan mir.🤭
Lina Zascia Amandia: Heheheh.... ikutan kenyang sampe perut gak muat.
total 1 replies
dewi_nie
semoga Serelia segera mendapatkan pengganti Yoda.
Marya Dina
wes mir coba tes lgi yoda nya.soal nya emak mu ini.kyak nya koo sreg.ma yoda dr pada ma babal.minta saran juga ma saka jangan lupa😁☺️
Supryatin 123
pilih sesuai hati yg paling dalam amira.minta petunjuk kpd Allah SWT.lnjut thor 💪💪💪
K4RL4
akuh mendukung mu dengan yoda, amira. ni akuh kasih bunga mawar merah biar kamu semangat milih yoda, ga perlu ragu utk buang iqbal sejauh mungkin.
kk othor akuh kasih kopi biar melek bab selanjutnya 😁.
Lina Zascia Amandia: Mksh Kak...
total 1 replies
Marufah Rufah
udah mir ngk usah pusing2 pilih aja Yoda ,,, dia lebih tulus lebih Nerima km apaadanya ngk kyak Iqbal blum apa2 udh bandingin km sm cwek lain
Rina
Udah deh pilih Yoda aja Amira , sepertinya dia mau menerima kamu apa adanya gak seperti Iqbal yang harus mengikuti keinginannya 🫢🫢🫢
Ayudya
ayo lah Mira lebih baik Yoda dari pada Iqbal yg gede gengsi
Ickhaa PartTwo
Lanjuttt mba othor
ana nuryana
/Smile/
𝐈𝐬𝐭𝐲
ceritanya bagus aku suka banget .😍😍
Lina Zascia Amandia: Mksh byk Kak...
total 1 replies
𝐈𝐬𝐭𝐲
suka cara Amira menguji calon pasangannya, mana yg lebih mau menerima aliran apa adanya, dan Amira dapat bonus kenyang ..🤣🤣🤣
Lina Zascia Amandia: Aliran dana inginnya ya... heheheh
total 2 replies
Siti Nurjanah
aamiin
Marufah Rufah
jangan di luluskan ujian untuk Iqbal ,,, biar Amira sama Yoda aja thorr
Lina Zascia Amandia: Hehehh......
total 1 replies
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
Yuliana Tunru
nah mulai tau kan beda kedua x yg mana tulus dan mn yg agak2 terpqksa jg kaget..
Marya Dina
fiiling kita sama amira.
iqbal gk cocok
rnak yg lebih tua iya kan ehhh mapan buka n tua ding🤣😁😁☺️
Marya Dina: iya itu maksut nya😁😁😁
total 2 replies
Marya Dina
aku denger lhoo bal ..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!