NovelToon NovelToon
Bride Of The Fate

Bride Of The Fate

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Duda / CEO / Beda Usia / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:526
Nilai: 5
Nama Author: Rustina Mulyawati

Anya Safira adalah gadis berusia 20 tahun. Ia bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah hotel. Suatu hari Anya tengah membersihkan kamar hotel yang sudah ditinggalkan oleh tamu. Namun, Seketika seorang pria masuk dan menutup pintu serta menguncinya. Pria itu mabuk dan tidak sadar kalau ia salah masuk kamar.

Melihat tubuh seksi Anya pria tersebut tidak tahan dan segera mendorong tubuh Anya ke atas ranjang. Pria itu pun naik dengan hasrat yang tidak tertahankan. Anya yang ketakutan hendak berteriak. Namun, pria itu segera membekap mulut Anya sambil berbisik.

"Jangan berteriak. Aku akan memberimu satu miliyar asal kau layani aku, " bisiknya.

Anya yang memang sedang membutuhkan uang, tidak pikir panjang dan menerima tawarannya. Dan disitulah awal dari semuanya.

Anya tidak tahu, kalau pria itu adalah tuan Elvaro. Duda kaya raya seorang Presdir perusahaan ternama YS.

Lalu, apakah yang akan terjadi selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rustina Mulyawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12. Hari Itu Tiba

 Hari yang ditunggu akhirnya tiba. Anya sebenarnya merasa gugup untuk bertemu dengan Elvaro lagi. Kejadian semalam itu terus saja terbayang di kepalanya. Saat ini Anya sedang duduk di depan cermin dan berdandan sangat cantik. Meskipun itu juga disuruh oleh Ranti.

 "Apa ini tidak terlalu berlebihan? Haruskah aku berdandan seperti ini?" gumam Anya.

  Anya pun segera menyelesaikan riasannya. Hari ini Anya terlihat sangat cantik. Sementara, Ranti sedang menyiapkan beberapa jamuan kecil dibantu oleh Syella.

 Ketika Anya keluar dari kamar untuk membantu Ibunya dan adiknya berkemas rumah. Ranti dan Syella terpukau melihat penampilan Anya yang baru. Cantik dan elegan.

 "Wahhh... Sejak kapan Kakak menjadi cantik seperti ini?" ujar Syella.

 "Ya ampun! Cantik sekali! Ibu baru sadar kalau anak Ibu bisa secantik ini, " sahut Ranti pun ikut memuji sambil tersenyum lebar.

 Anya tersipu malu dengan pujian mereka. Anya merasa mereka terlalu berlebihan. Tapi, memang sih, Anya sebelumnya tidak pernah berdandan seperti ini. Dan ini pertama kalinya ia berdandan juga memakai gaun yang bagus.

  "Apa sih? Kalian terlalu berlebihan!" seru Anya.

  Persiapan untuk menjamu kedatangan Elvaro Sugito sudah selesai. Walaupun sederhana tetapi mereka sudah melakukan yang terbaik semampu mereka.

  Tidak lama kemudian, terdengar suara mobil terparkir di depan rumah mereka. Ranti memang sengaja mengundang ke rumah dan mengirim lokasi ke Elvaro.

  Ranti, Anya dan Syella bersiap menyambut kedatangan Elvaro di depan pintu rumah mereka.

 Anya sedikit terkejut karena ternyata Elvaro membawa banyak orang. Anya pikir ia hanya akan datang seorang diri. Tetapi, melihat penampilan Elvaro yang begitu rapih dan terlihat sangat gagah menawan membuat Anya tidak bisa memalingkan tatapannya dari Elvaro.

 Begitu Elvaro sangat terpukau melihat penampilan Anya yang sangat cantik. Tatapan mereka saling bertemu untuk waktu yang cukup lama.

 "Selamat datang!" sapa Ranti.

 "Hallo! Saya Dita Mamahnya Elvaro. Senang bisa bertemu dengan anda, " sahut Dita sambil berjabat tangan dengan Ranti.

  Dita berpikir Ranti adalah calon yang akan dinikahi oleh Elvaro.

  "Senang bisa bertemu anda. Saya Ranti. Silahkan masuk, " balas Ranti.

  Mereka pun masuk dan duduk di ruang tamu. Namun, karena sofanya tidak cukup, jadi Anya dan Syella hanya bisa berdiri di samping Ranti.

  Dita melirik ke arah Elvaro dan berbisik pelan.

  "Ternyata calon kamu terlihat sudah sedikit berumur. Tapi walaupun sudah punya dua anak dia terlihat masih muda."

 Elvaro tertawa kecil mengetahui Dita salah mengira tentang calon pengantinnya.

 "Mah, bukan Bu Ranti. Tapi anaknya yang mengenakan gaun putih itu, " balas Elvaro.

  Dita menoleh ke arah Anya dengan seksama. Dita sangat senang ternyata calon yang di maksud oleh Elvaro itu terlihat sangat muda dan sehat.

 "Ternyata kamu yang akan menjadi menantuku?" ujar Dita sambil berdiri menghampiri Anya dan memegang tangannya.

 Aiden dan Bima terkejut mengetahui ternyata calon Ayahnya itu masih sangat muda dan ternyata bukan Ibunya.

 "Apa?!"

 Serentak Aiden dan Bima bersamaan membulatkan kedua bola matanya. Sampai-sampai yang lain ikut terkejut karena mereka.

 "Ayah? Aku pikir Ayah akan menikah dengan Ibunya, " ucap Aiden.

 "Ayah, dia itu terlalu muda untuk jadi isteri Ayah. Kamu? Berapa usiamu?" timpal Bima sambil menunjuk Anya.

 Dita dengan sigap memukul tangan Bima.

 "Tidak sopan! Memangnya kenapa kalau dia masih muda? Usia tidak penting. Yang penting mereka cocok satu sama lain. "

 "Nek! Aku tidak setuju! Aku harus memanggilnya apa nanti? Dilihat dari penampilannya dia sepertinya seusia denganku. Aku tidak mau. Pokoknya tidak, " rengek Bima merajuk.

 "Dasar anak ini. Hal itu pun harus diributkan!" seru Dita lagi.

 "Bu Ranti. Saya minta maaf atas keributan yang Bima lakukan. Dia memang sedikit kekanak-kanakan. Tolong dipahami saja, " sambung Dita merasa tidak enak kepada Ranti.

 "Tidak papa, Nyonya. Saya mengerti."

 "Jangan panggil saya Nyonya. Panggil saya Bu Dita saja. Sekarang kita kan besan. Jadi tidak papah."

 "Baik, Nyonya. Eh, maksudnya Bu Dita. Kalian pasti sudah lapar karena menempuh perjalanan yang sangat jauh. Kami menyiapkan sedikit jamuan untuk kalian. Mari, kita makan terlebih dahulu. "

 Ranti mempersilahkan keluarga Sugito ke meja makan untuk makan bersama.

  Meskipun Bima masih merajuk tetapi ia tetap dengan lahap menyantap masakan Ranti dan Anya. Walaupun terlihat sederhana tapi keluarga Sugito sangat menyukainya.

 "Maaf yah, kalau jamuan kami hanya sesederhana ini, " sesal Ranti.

 "Tidak. Ini sudah sangat cukup. Jangan merendah seperti itu. Justru kesederhanaan seperti ini yang membuat kamu merasa nyaman, " sahut Elvaro.

 "Itu betul, Bu Ranti. Kami merasa sangat senang bisa merasakan masakan seenak ini, " timpal Dita.

 "Biasa aja tuh!" tambah Bima masih merajuk.

 "Kau ini! Ngomong biasa aja tapi makannya yang paling banyak, " tukas Aiden.

 Mereka tersenyum bersama melihat kelakuan Bima yang memang terlihat lucu.

             ***

  Setelah makan. Dita dan Ranti berbincang serius untuk masa depan Elvaro dan Anya. Sementara itu, Elvaro dan Anya tengah mengobrol berdua di depan rumah.

 "Saya penasaran. Kenapa kamu mau menikah dengan saya?" tanya Elvaro.

 "Tentu saja karena uang. Memangnya karena apa lagi?" jawab Anya tanpa ragu.

 Elvaro tersenyum. "Memangnya uang lima miliar dari saya tidak cukup?" sindir Elvaro.

 "Saya tidak bisa menggunakan uang itu. Meskipun saya punya uang sebanyak lima miliar. Tapi tetap saja, saya membuat khawatir mereka. Karena saya tidak bisa mengatakan dengan jujur dari mana saya dapat uang lima miliar itu. Anda pikir, Ibu saya tidak akan curiga. Jika Ibu saya mengetahui yang sebenarnya, saya tidak tahu apa yang akan terjadi padanya. Dia pasti akan sangat kecewa sama saya. Dia akan merasa hancur dan saya akan bersalah sepanjang hidup saya. Karena itu saya lebih memilih dengan anda. Maaf jika ternyata pernyataan ini membuat anda kecewa, " jelas Anya panjang lebar.

 "Yah, saya memang sedikit kecewa. Tapi tidak papah. Walau sekarang kamu menikahi saya karena uang. Pelan-pelan, kamu pasti akan menyukai saya. "

  Anya hanya tersenyum mendengar ucapan Elvaro.

 "Lalu, bagaimana dengan anda? Kenapa anda ingin menikahi saya? Apakah karena kejadian malam itu?"

 Tatapan mereka saling beradu. Elvaro tidak langsung menjawab pertanyaan Anya. Seketika tangan ke kah itu meraih tubuh mungil Anya sehingga menempel pada tubuh besarnya. Anya terkejut bukan main. Namun, tatapan mereka tidak berpaling.

 "Tentu saja karena saya menyukaimu, nona kecil, " balas Elvaro dengan senyuman yang menggoda.

 Deg~

 Tiba-tiba saja jantung Anya berdetak sangat cepat. Menyadari detak jantungnya yang tidak terkontrol Anya segera melepaskan dirinya dari pelukan Elvaro.

 Di sisi lain, Bima dan Aiden terus memperhatikan Elvaro dan Anya. Bima terus menatap tajam ke arah mereka. Tidak berpaling sedikit pun. Entah kenapa Bima sama sangat merasa kesal. Hidungnya mengembang dengan dagu yang sedikit tenggelam. Tangannya mengepal erat seakan ingin memukul sesuatu untuk melampiaskan kekesalannya.

 "Jangan bilang Kakak setuju dengan pernikahan Ayah ini. "

 "Yah, mau bagaimana lagi? Kita menentang pun akan percuma. Lagi pula Nenek menyukainya. Kita sama sekali tidak berhak untuk tidak menyetujuinya. "

 Aiden membalas dengan nada yang begitu santai.

 "Jika dia menikah dengan Ayah. Kita akan memanggil nya apa? Mamah muda? Iihhhh dengan hanya membayangkan saja aku sudah merasa geli. "

  Bima bergidik setiap kali membayangkan panggilan terhadap Anya nanti.

 [Yasudah. Kalau begitu, aku akan membuat wanita itu tidak bisa bertahan dan pergi dengan sukarela. Pokoknya aku tidak setuju punya Ibu tiri yang sebaya dengan ku. Apa yang akan orang lain katakan nanti!] Bathin Bima.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!