Kiara merupakan seorang gadis ceria yang menikmati hidupnya dengan kerja. Ibunya sudah meninggal sekitar lima tahun yang lalu. Sedangkan ayahnya jarang dirumah dan juga jarang memberikan nafkah kepadanya semenjak ibunya meninggal. Itu sebabnya gadis itu memilih bekerja.
Namun, siapa sangka petaka dalam hidupnya dimulai!
Kiara dipaksa menikah dengan Axel Blackthron, seorang CEO dingin karena ayahnya memiliki hutang sebesar lima milyar rupiah.
Situasi semakin rumit saat Kiara mengetahui sebuah fakta bahwa pria yang akan menikah dengannya merupakan suami dari sahabatnya, Rachel.
Apa yang akan dilakukan Kiara?
Apakah ia akan menolak perintah ayahnya atau justru membiarkan dirinya menjadi duri dalam rumah tangga sahabatnya.
Bagaimana nasib Kiara kedepannya?
Yuk, ikuti cerita kedua Author.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya.
Salam hangat dari author💐💐💐
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rezqhi Amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12
...~Happy Reading🤗💐~...
Meskipun orang itu memakai kacamata hitam dan masker, tetap saja Kiara hafal betul siapa orang itu. Tapi yang Kiara tidak mengerti ada hubungan apa kedua orang itu.
...~~~...
'Apa mungkin aku salah lihat ya,'
"Kak Kiara kok melamun?" ucap Lili yang sedang menikmati burgernya.
"Tidak, yuk dilanjutin makannya," ucap Kiara lembut.
"Kak Kiara kenapa tidak makan?" tanya Lili.
"Kak Kiara kenyang Lili, kamu lanjutin makannya. Ya ampun kamu kok belepotan gitu," ucap Kiara seraya mengambil tissu dan membersihkan mulut Lili yang penuh sambel tomat dan mayones dari burger.
"Kak Kiara, kakak tau nggak. Lili sangat senang loh bisa kenalan dengan kakak Kiara. Lebih senang lagi kalau kak Kiara mau jadi ibunya Lili, jadi Lili tidak kesepian deh dirumah. Lili pasti setiap hari main dan tidur sama kak Kiara," ucap Lili yang kini memakan ice cream rasa vanila.
Kiara yang mendengar itu seketika tersedak air liurnya sendiri.
"Lili sayang, tanpa jadi ibunya Lili kak Kiara bisa kok temani Lili main tiap hari seperti ini," ucap Kiara. Seulas senyuman manis terbit di bibir pink wanita itu, mengakibatkan kedua lesung pipinya kelihatan.
"Yang benar kak?" tanya Lili dengan wajah berbinar.
"Iya sayang, cepet habisin ice cream nya terus kita jalan-jalan yuk. Lili mau kemana lagi habis ini?" tanya Kiara.
"Lili mau beli mainan, Lili mau beli boneka barbie terus habis itu kita main barbie deh," ucap Lili.
"Iya, nanti kita cari toko mainan ya. Makanya cepet habisin ice cream nya. Awas belepotan lagi ya," ucap Kiara.
Tidak sengaja netra Kiara menangkap sosok itu lagi. Ia melihat orang itu berdiri tidak jauh darinya.
'Apa benar dia Rachel? tapi dia sama siapa?'
Ekor mata Kiara terus menangkap sosok pria asing yang terlihat sangat dekat dengan orang yang ia curigai adalah Rachel.
Jantung Kiara berdegup kencang. Apa yang sebenarnya terjadi?
Mengapa Rachel dan pria itu terlihat begitu dekat?
Apa mungkin Rachel selingkuh dari Axel?
Tapi mana mungkin, bukankah menurut Rachel, Axel begitu baik dan meratukan nya?
Apa mungkin itu cuma orang yang mirip Rachel,
Tapi mengapa orang itu memakai kacamata hitam dan masker, seakan-akan identitasnya tidak ingin diketahui?
Pertanyaan-pertanyaan itu berputar di benaknya, menciptakan badai kebingungan dan kecurigaan.
"Kak Kiara, ayo!" Lili menarik-narik tangan Kiara, membuyarkan lamunannya.
"Eh, iya sayang. Ayo kita cari toko mainan," jawab Kiara berusaha tersenyum, meskipun pikirannya masih dipenuhi tanda tanya.
Mereka berjalan menyusuri mall, mencari toko mainan yang diinginkan Lili. Kiara berusaha fokus pada Lili, tapi matanya sesekali melirik ke arah tempat orang itu lagi. Namun, kedua orang itu sudah tidak ada di sana.
'Mungkin aku hanya salah lihat,'
...~~~...
Di tengah hiruk pikuk kota, sebuah restoran mewah menjadi saksi bisu pertemuan antara dua pengusaha muda, Axel dan Felix. Keduanya dikenal sebagai pengusaha muda yang sukses di bidangnya masing-masing.
"Jadi, bagaimana menurutmu proposal ini?" tanya Felix, sambil menyesap kopi hitamnya.
Axel meletakkan dokumen yang sedang dibacanya. "Prospeknya bagus, tuan Felix. Integrasi teknologi dari perusahaan ku ke jaringan perusahaan mu sangat bagus, saya setuju untuk melanjutkan ini."
Felix tersenyum lega. "Baguslah, saya sangat yakin ini akan membawa keuntungan bagi kita berdua."
Setelah membahas detail-detail teknis dan strategi implementasi, suasana pertemuan menjadi lebih santai. Mereka mulai bertukar cerita tentang kehidupan pribadi masing-masing.
"Bagaimana kabar Lili?" tanya Axel, mengingat putri semata wayang Felix yang sangat menggemaskan.
"Lili baik-baik saja. Dia semakin pintar dan aktif. Sekarang sedang senang-senangnya bermain dengan seorang wanita muda yang menolongnya beberapa hari yang lalu," jawab Felix dengan senyum bangga.
Axel sangat yakin, wanita muda yang dimaksud Felix adalah Kiara.
Axel mengangguk. "Saya salut padamu, tuan Felix. Meskipun sibuk dengan bisnis, kamu tetap memantau perkembangan Lili. Tidak mudah menjadi seorang ayah tunggal."
Felix menghela napas. "Memang tidak mudah, tuan Axel. Tapi anda tahu persis bahwa Lili adalah putri semata wayang saya, satu-satunya harta berharga yang ditinggalkan Claudia. Saya hanya ingin memberikan yang terbaik untuknya."
Tiba-tiba, Axel menatap Felix dengan tatapan serius. "Tuan Felix, saya tahu ini bukan urusanku, tapi saya sebagai rekan bisnis dan juga temanmu saya peduli padamu,"
Felix mengerutkan kening. "Ada apa, tuan Axel?"
"Saya dengar tadi kamu bilang Lili akhir-akhir ini dekat dengan seorang wanita yang menolongnya beberapa hari yang lalu. Saya hanya ingin mengingatkanmu, berhati-hatilah dengan wanita itu. Dia pasti berharap menjadi ibu sambungnya, awalnya memang terlihat baik dan menyayangi Lili. Tapi kita tidak tahu kedepannya setelah ia berhasil mengambil hati anda dan Lili. Saya cuma khawatir anda salah memilih dan menyesal dikemudian hari," ucap Axel dengan nada khawatir.
Felix terdiam sejenak. Ia tahu Axel hanya ingin yang terbaik untuknya dan Lili.
"Saya mengerti tuan Axel, saya sendiri juga belum kepikiran di sana. Jujur saja, sampai saat ini belum ada yang bisa menggantikan posisi Claudia dihati saya," jawab Felix.
Axel mengangguk lega. "Aku hanya tidak ingin kamu tertipu, Felix. Banyak wanita yang hanya mendekat karena kekayaanmu, bukan karena diri kita yang sebenarnya. Diluar sana ada beberapa wanita licik yang rela melakukan segala cara demi uang. Aku pernah mendengar ada yang rela menikahi suami sahabatnya, dan ada juga yang mencari duda kaya meskipun dia memiliki suami yang kaya. Wanita seperti itu tidak pernah puas dengan yang namanya harta."
Felix terkekeh. "Seperti sinetron saja ya."
Mereka melanjutkan obrolan dengan topik yang lebih ringan. Namun, pesan Axel tetap terngiang di benak Felix.
'Apa mungkin Kiara seperti itu, sepertinya tidak. Wajahnya kelihatan polos, dan juga kelihatan tulus,'
'Apa wanita itu sudah memiliki suami atau pasangan? kalau suami sepertinya tidak, karena selama saya kerumahnya belum pernah saya melihat laki-laki seumurannya. Dan juga respon pak Zamuel yang menunjukkan Kiara masih single'
...~~~...
Kiara dan Lili telah tiba dirumah Kiara. Mereka berdua sedang bercanda ria di teras.
Tiba-tiba sebuah mobil yang tidak lain mobil dari Felix memasuki perkampungan rumah itu.
Lili berlari dan memeluk ayahnya dengan sumringah.
"Ayah, hari ini aku senang banget. Kak Kiara membawaku jalan-jalan. Lihat apa yang aku beli,' ucap Lili sambil menunjukkan beberapa boneka barbie lengkap dengan baju dan rumah-rumahan boneka tersebut.
Seulas senyuman hangat muncul dibibir pria itu. Ia sangat yakin, Kiara memang benar-benar tulus kepada putrinya. Buktinya wanita itu memberikan yang terbaik.
'Kenapa wanita itu sangat keras kepala,
saya harus memberikan pelajaran yang lebih keras kepadanya,'
...~~~...
Hallo guys, gimana kabar kalian?
Seperti biasa ya, author harap tinggalkan jejak 👍🗨️ biar author semakin semakin bersemangat untuk berimajinasi lagi🤗
Salam Literasi🤗💐
