NovelToon NovelToon
TERJERAT CINTA DUDA

TERJERAT CINTA DUDA

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Aliansi Pernikahan / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Desty Cynthia

Alana Shaabira Dewantara harus menelan pil pahit tak kala Calvin lebih memilih di jodohkan dengan pilihan orang tuanya daripada bersama Alana.
Ditengah kegalauan Alana, masa lalunya muncul kembali. Teman semasa kecilnya yang dulu Alana cintai sebelum Calvin.
"LEPASIN KAK!" Alana terus menghindari pria masa lalunya itu.

Tangan kokoh seseorang menarik tangan Alana "Jangan sentuh milikku! Alana tunanganku!" Ucap Erlando Agathias dengan gentle.

Seketika itu hati Alana berdesir dia menatap lekat Erlando dan berlindung dibelakangnya. "Tenang ada aku!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kepergian Alana

Akhirnya hari yang ditunggu tunggu tiba juga. Rumah sakit tempat Alana bekerja akan melaksanakan gathering hari ini. Semua sudah berkumpul di halaman rumah sakit yang luas itu.

Namun Alana masih belum muncul di sana. Dia masih ada di rumahnya. Bis yang di sewa untuk pergi ke acara gathering akan berangkat 4 jam lagi. Jadi Alana masih ada waktu mempersiapkan semuanya.

"Periksa semuanya Alana, papih udah nempelin gps di sini yah. Di hp kamu juga. Hp kamu harus selalu aktif, mengerti?" Ucap papih Al yang membantu Alana packing untuk gathering ke Lembang, Bandung.

Mamih Aleesya juga sedang menyiapkan banyak makanan ringan di tas satu lagi. "Ya ampun mih, udah kayak mau pindahan aja hahaha. Cuma seminggu aja kok mih." Ucap Alana.

"Jaga jaga sayang buat di jalan, pasti kan laper perjalanan jauh. Nanti Ray ikutin dari belakang bus. Ini susunya, kue roti sama banyak deh pokoknya. Nanti sarapan dulu sayang. Mamih udah siapin ayam goreng kesukaan kamu, tempatnya nanti suruh Ray aja yang cuci yah." Ucap mamih Aleesya panjang lebar.

"Iya mamih sayang."

"Nana...au ana?" Ellea berlari ke kamar Alana dan merentangkan tangannya ke Alana.

"Cayangnya onty...mau ke Bandung sayang. Udah wangi nih Eaa cayang."

"Nih pakai." Athala memakaikan gelang ke tangan adiknya itu. Dia sangat khawatir pada kembarannya yang hanya beda 10 menit itu.

"Wihhh bagus banget...ahhh so sweet kakakku ini."

"Juna udah pasang alat pelacak di sini. Kakak enggak mau kejadian kayak Zena. Buat jaga jaga aja." Ucap Athala. Sebelumnya istrinya Athala pernah di culik. Jadi sebagai kakak yang baik, dia tidak ingin adiknya kenapa kenapa.

Alana reflek memeluk kakaknya dan mencium pipi kakaknya terus terusan "Basah ih Alana...!" Athala mengelap pipinya.

"Hahahah biarin...mmmmuaahhhhh!"

"Opah, Eea au itut." Ellea sudah memanyunkan bibirnya dan hampir menangis.

"Nanti Ellea jalan jalan sama opah yah, kita beli boneka yang buesaaaaaaaar banget." Ucap papih Al.

Setelah drama panjang di kamar Alana. Mereka semua ke bawah ke meja makan untuk sarapan dulu. "Ya ampun sayang jangan capek capek." Mamih Aleesya melihat Zena sedang menata makanan.

"Enggak kok mih, aman hehehe."

"Dadah dedek utun, onty pergi dulu. Jangan dulu lahir, onty cuma seminggu kok." Ucap Alana ke perut besar Zena yang baru menginjak 8 bulan.

"Hati hati onty. Jangan lupa makan di sana."

"Makasih kakak iparku the best." Celetuk Anna.

"Martabak telor?" Ucap mamih Aleesya. "Iya mih, Anna pengen martabak telor buatan kak Zena. Semalam di habisin kak Atha, nyebelin."

"Kakak kan butuh asupan gizi buat nonton bola."

"Kamu itu kasihan tuh Zena, nanti kalau Anna minta yang aneh aneh jangan diturutin. Anna minta sama mbok Sum aja yah, Zena udah hamil besar sayang." Kata mamih Aleesya.

"Enggak apa-apa kok mih, tadi juga dibantu bibi hehehe."

-

-

-

Alana diantar ke rumah sakit oleh papih Al, Athala dan Athar. Yang lainnya dirumah menemani Zena dan Ellea. "Hati hati disana ya sayang kabari papih kalau udah sampai." Ucap papih Al.

"Iya papih sayang." Alana memeluk papihnya dulu.

Lalu Athala dan Athar juga memeluknya. "Kalau ada yang macam macam bilang ya kak, nanti aku hajar!" Ucap Atharya. "Hahahah iya iya..."

"Jaga diri baik baik, ini pertama kalinya kamu pergi sendiri." Athala juga memeluk dan mencium kening adiknya itu.

Erlando menghampiri papih Al "Tolong jaga anak saya, dia alergi dingin. Kulitnya bisa merah merah. Salepnya ada di tas." Kata papih Al.

"Siap om, saya akan menjaga calon istri saya." Jawab Erlando tegas. Tak berselang lama 3 bis ekslusive itu berangkat ke Lembang, Bandung.

-

-

-

Bis itu sampai juga di Bandung setelah menempuh beberapa jam perjalanan panjang. Mereka menginap di Villa milik kelurga Alana. Villa yang sangat luas dan mewah. Membuat semua staff rumah sakit senang.

Papih Al sengaja membeli Villa dadakan. Supaya dia juga bisa memantau anaknya. "Nah untuk cewek cewek di atas yah, para lelaki di kamar bawah. Dan beberapa staff lainnya di villa sebelah."

Disana ada 3 villa, Alana dan para dokter spesialis menempati villa utama. Berbeda dengan perawat dan staff lainnya yang menempati villa satunya lagi.

Alana sudah sampai di kamarnya, dia membuka pintu balkon kamarnya. "Wowww sejuk banget. Hebat juga papih pilih villanya. Seger." Ucapnya, dia merentangkan kedua tangannya.

Karena acaranya masih lama sekitar dua jam lagi, Alana memutuskan untuk tidur dulu. Dia juga sudah menelepon Erlando, kalau dia ingin istirahat. Ray yang ditugaskan papih Al ikut menginap di paviliun belakang villa.

Erlando pergi keluar kamarnya karena ingin mengecek tempat itu. Dia menemui Emil asistennya yang sedang di parkiran. "Gimana, Mil tempat ini? Aman?"

"Aman boss. Tidak ada yang mencurigakan."

"Bagus. Awasi Jessica, aku tidak ingin dia mencelakai Alana. Jangan sampai lengah." Ucap Erlando dingin, dia sempat mendengar kalau Alana di dorong oleh Jessica ketika dirinya sedang ke Surabaya.

-

-

-

Wanita yang kini sedang dibicarakan oleh Erlando dan Emil saat ini tengah merencanakan sesuatu yang jahat untuk Alana. "Kamu harus mati Alana! Kamu harus merasakan penderitaan yang selama ini aku alami." Seringai Jessica di kamar tidurnya.

Acara gathering berjalan lancar pada awalnya. Namun setelah dua hari ada kejadian yang tak menyenangkan. Kini Alana dan yang lainnya sudah berada di rerumputan yang sangat luas itu. Villa itu berada di puncak gunung dan di kelilingi jurang.

Mata Erlando sedari tadi melirik kekasihnya yang serius mendengarkan pak Jaka selaku ketua acara ini. "Cantik sekali calon istriku."

Game pertama adalah mencari petunjuk di beberapa pohon sekitar sana. Alana dan Jessica menjadi satu kelompok. Mau tak mau dia menurutinya. Sebelum pergi Erlando memakai kan cardigan ke Alana. Beberapa staff rumah sakit sudah tahu hubungan Erlando dan Alana.

"Ponsel kamu aktif kan?"

"Iya mas aktif kok tenang aja."

"Hubungi aku kalau ada apa apa yah. Emil dan Ray akan mengikuti kamu dari belakang. Aku tidak percaya wanita ular itu." Bisik Erlando ke telinga Alana.

Alana mengangguk pelan patuh pada perintah calon suaminya ini. Mereka mulai berpencar sesuai kelompoknya. Di tengah perjalanan, Jessica memulai pembicaraan.

"Kamu masih kesal sama aku?"

"Hmm iya!" Jawab Alana datar.

"Hahahaha aku minta maaf yah atas kelakuan ku tempo hari. Aku mau jadi teman kamu, Alana." Jessica menghentikan langkahnya dan menyodorkan tangannya ke arah Alana.

Mata Alana mengernyit dengan tingkah aneh Jessica. Begitu pun Emil dan Ray yang melihat dari posisi yang agak jauh. "Dia mau apa?" Tanya Emil. "Kita pantau dulu." Jawab Ray.

Dibalik manisnya Jessica dia punya niat terselubung. Alana dengan ragu menjabat tangan Jessica. "Oke...aku juga minta maaf sama kamu." Celetuk Alana.

Jessica terus berjalan duluan ke depan yang disusul Alana. Dia sengaja mempercepat langkahnya supaya Emil dan Ray kehilangan jejak. Dan benar saja rencana Jessica berhasil. Dia tersenyum licik dan membawa Alana semakin jauh dari wilayah yang sudah dibatasi.

"Kayaknya kita kesasar deh, Jess." Ucap Alana yang sudah mulai ngos ngosan. Dia setengah membungkuk sambil memegang kedua lututnya.

"Benar kok. Loh pengawal kamu kemana?" Tanya Jessica pura pura tidak tahu. Alana menoleh ke belakang. Benar saja Emil dan Ray tidak ada. Dan di tengah hutan hanya ada mereka berdua.

"Mereka ketinggalan, aku telepon dulu." Alana mengambil ponsel dari saku celananya dan mencoba menghubungi Ray, namun ponselnya tak ada sinyal.

Senyum Jessica semakin mengerikan, di saat Alana tengah sibuk dengan ponselnya, Jessica perlahan meninggalkan Alana sendirian disana tanpa disadari Alana.

"Ihhh kok enggak ada si_" Alana baru menyadari kalau Jessica sudah tidak ada bersamanya. "Jess, kamu dimana? Jangan bercanda deh, Jessica!" Alana mulai panik celingukan melihat sekelilingnya.

"Syalan! Harusnya aku enggak ikutin Jessica. Aku harus kemana?" Lirihnya.

1
Rian Moontero
lanjuuuttt/Determined//Determined/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!