NovelToon NovelToon
Gadis Centil Milik CEO Dingin

Gadis Centil Milik CEO Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: siti musleha

Di dunia ini, tidak semua kisah cinta berawal dari tatapan pertama yang membuat jantung berdegup kencang. Tidak semua pernikahan lahir dari janji manis yang diucapkan di bawah langit penuh bintang. Ada juga kisah yang dimulai dengan desahan kesal, tatapan sinis, dan sebuah keputusan keluarga yang tidak bisa ditolak.

Itulah yang sedang dialami Alira Putri Ramadhani , gadis berusia delapan belas tahun yang baru saja lulus SMA. Hidupnya selama ini penuh warna, penuh kehebohan, dan penuh canda. Ia dikenal sebagai gadis centil nan bar-bar di lingkungan sekolah maupun keluarganya. Mulutnya nyaris tidak bisa diam, selalu saja ada komentar kocak untuk setiap hal yang ia lihat.

Alira punya rambut hitam panjang bergelombang yang sering ia ikat asal-asalan, kulit putih bersih yang semakin menonjolkan pipinya yang chubby, serta mata bulat besar yang selalu berkilat seperti lampu neon kalau ia sedang punya ide konyol.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siti musleha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15 Tarian Adrian

Langit malam itu bertabur cahaya lampu kota. Di dalam kamar besar bergaya modern, Alira berdiri di depan cermin dengan gaun biru panjang yang baru saja dikenakannya. Gaun itu memang sederhana, tapi memeluk tubuhnya pas sekali, menonjolkan sisi anggun yang jarang ia perlihatkan.

“Mas…” panggilnya lirih sambil menoleh. Adrian sedang sibuk memasang dasi di depan lemari kaca.

“Hm?” sahutnya singkat tanpa menoleh.

“Kalau aku pakai gaun ini, Mas yakin aku nggak bikin semua orang terpana?” nada Alira centil, tapi matanya gugup menatap bayangan sendiri di cermin.

Adrian akhirnya menoleh. Tatapannya singkat, tapi cukup membuat Alira menahan napas. “Kau terlihat… pantas.”

Alira terkekeh, menutupi gugupnya. “Cih, gombal gaya dingin.”

Adrian berjalan mendekat, dan tanpa banyak bicara, ia meraih rambut Alira yang masih tergerai acak, menyingkirkannya perlahan ke samping untuk merapikan pita kecil di bahu gaunnya.

Deg.

Sentuhan dingin jarinya membuat tubuh Alira merona seketika. Ia menunduk, wajahnya merah padam. “M-mas… jangan tiba-tiba gitu. Aku jadi deg-degan.”

“Kalau kau bergerak terlalu banyak, pita ini bisa lepas,” jawab Adrian datar, meski jaraknya begitu dekat hingga napasnya berembus di kulit Alira.

“Ya Tuhan… suamiku dingin ini bisa bikin jantung aku copot,” bisik Alira pelan, lebih ke dirinya sendiri.

Adrian menatapnya sebentar, lalu menarik diri. “Ayo. Kita terlambat.”

Hotel bintang lima di pusat kota malam itu dipenuhi orang-orang berjas rapi dan gaun glamor. Lampu kristal menggantung megah, musik klasik mengalun, dan suara gelas beradu menciptakan suasana elegan.

Begitu Adrian dan Alira masuk, banyak mata langsung tertuju. Beberapa tamu bahkan berbisik, mengomentari betapa cantiknya Alira dengan gaun biru sederhana tapi anggun.

Alira tersenyum kecil, menunduk malu. Sementara Adrian, dengan tatapan tajamnya, seperti mengirim pesan diam-diam: *Jangan terlalu lama menatap istriku.*

“Mas… semua orang lihat ke sini. Aku jadi grogi,” bisik Alira sambil meremas pelan lengan jas Adrian.

“Itu karena kau terlalu mencolok,” jawab Adrian singkat.

“Eh? Jadi Mas nyalahin aku dong?”

“Bukan salahmu. Mereka saja yang tidak tahu batas.”

Kalimat itu membuat hati Alira menghangat, meski wajahnya tetap dibuat centil. “Ih, Mas ternyata bisa juga ngomong manis. Aku makin jatuh cinta, loh.”

Adrian tidak menanggapi. Ia hanya menggenggam tangan Alira lebih erat, membuatnya kembali salah tingkah.

Tak lama, seorang pria tinggi dengan setelan jas hitam mendekat. Wajahnya tampan, sebanding dengan Adrian, tapi senyumnya lebih ramah, lebih hangat. Dialah Mr. Seto.

“Alira…” sapanya dengan nada lembut, seolah mereka sudah lama dekat. “Kau terlihat menawan malam ini.”

Alira sempat terdiam, gugup. “T-terima kasih, Mr. Seto.”

Adrian menatap pria itu dengan dingin, tatapannya menusuk. “Kau seharusnya memberi salam pada saya lebih dulu.”

Seto tersenyum tipis. “Oh, tentu. Selamat malam, Adrian. Tapi bagaimana pun juga, malam ini terasa lebih cerah karena istrimu.”

Suasana di antara mereka langsung mengental.

Alira yang berdiri di tengah hanya bisa melirik keduanya, merasa seperti sebutir kelereng di antara dua singa.

Acara berjalan, mereka duduk di meja bundar bersama beberapa rekan bisnis lain. Namun, dari awal hingga hidangan pembuka disajikan, Seto terus saja berusaha menarik perhatian Alira.

“Alira, apakah kau suka musik klasik? Saya dengar ada konser minggu depan. Mungkin kita bisa—”

“Tidak,” potong Adrian dingin sebelum Alira sempat menjawab. “Istriku tidak punya waktu untuk itu.”

Seto menaikkan alis. “Oh? Bagaimana kau bisa yakin begitu, Adrian? Bukankah seharusnya kita biarkan dia yang memilih?”

Alira melirik Adrian dengan gugup. Tangannya di bawah meja sudah salting, meremas ujung gaunnya.

“Suamiku benar,” ucapnya akhirnya, dengan suara pelan. “Aku… sibuk minggu depan.”

Seto menatapnya sejenak, lalu tersenyum samar. “Sayang sekali.”

Adrian menegakkan bahunya, dan di bawah meja, tangannya menyentuh jemari Alira lalu menggenggam erat. Alira langsung menegang, wajahnya memanas. Ia tidak berani menoleh, tapi genggaman itu terasa begitu menegaskan *Kau milikku.*

Musik waltz mulai dimainkan. Banyak pasangan bangkit ke lantai dansa.

Seto berdiri, mengulurkan tangan pada Alira. “Bolehkah saya mendapat kesempatan berdansa denganmu malam ini?”

Alira terkejut, wajahnya langsung merah. “E-eh… aku—”

Adrian bangkit lebih dulu. Dengan gerakan tegas, ia menarik tangan Alira, membuat gadis itu berdiri mendadak. “Maaf. Istriku hanya berdansa dengan saya.”

Suasana seketika menjadi hening di sekitar meja. Beberapa tamu melirik dengan rasa ingin tahu.

Seto tetap tersenyum, meski sorot matanya menantang. “Kalau begitu, semoga kalian menikmati.”

Adrian membawa Alira ke lantai dansa tanpa memberi kesempatan membantah.

Di Lantai Dansa

Alira masih salah tingkah ketika tangan Adrian meraih pinggangnya, mendekatkan tubuh mereka.

“M-mas… aku… aku nggak bisa dansa,” bisiknya panik.

“Saya bisa,” jawab Adrian singkat.

“Tapi aku bisa nginjek kaki Mas, loh…”

Adrian menatap matanya tajam. “Kalau kau nekat, saya tidak akan melepasmu malam ini.”

Alira langsung merona, jantungnya berdebar kencang. Ia menunduk, menggenggam erat bahu Adrian. “Jahat… Mas bikin aku makin gugup.”

Langkah mereka mulai mengikuti irama. Perlahan, Alira terbawa suasana. Meski kaku, ia tidak bisa menolak betapa hangat genggaman Adrian.

Sesekali ia melirik ke arah Seto yang masih memperhatikan mereka. Tatapan pria itu membuatnya makin gugup, tapi genggaman Adrian di pinggangnya terasa seperti benteng yang melindungi.

Saat musik berhenti, Adrian tidak langsung melepaskan Alira. Ia menariknya lebih dekat, berbisik tepat di telinganya.

“Dengar baik-baik, Alira. Kau tidak perlu menoleh pada siapa pun malam ini. Kau hanya perlu melihat saya.”

Alira menahan napas, wajahnya panas. “S-suami…”

Adrian akhirnya menoleh ke arah Seto yang masih berdiri jauh. Dengan tatapan keras, ia menundukkan kepala sedikit, seolah mengucapkan satu kalimat tanpa suara: *Dia milikku.*

Acara belum selesai ketika seorang pelayan datang membawa secarik kertas untuk Adrian. Pria itu membuka lipatan kecilnya, lalu tatapannya berubah serius.

Alira melirik penasaran. “Ada apa, Mas?”

Adrian meremas kertas itu hingga berkerut, lalu menyelipkannya ke saku jas. “Tidak ada.”

Tapi sorot matanya tak bisa berbohong—ada sesuatu yang besar, sesuatu yang mungkin terkait dengan Seto, dan jelas itu bukan kabar baik.

Alira menggenggam lengan Adrian pelan. “Mas…”

Adrian menoleh, menatapnya dalam. “Apapun yang terjadi nanti, jangan jauh dariku.”

Alira tercekat, tak bisa berkata-kata.

Dan di sisi ruangan, Seto tersenyum samar sambil meneguk wine, seolah tahu persis apa yang akan terjadi setelah malam itu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!