"Oi Margaretha! Retha!"
"Apa sih?"
"Jangan galak-galak dong sama Aa Ken yang handsome ini"
"Hoekk!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hanisanisa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Sesuai dengan prediksi Retha, Ken datang setelah setengah jam berlalu. Dengan setelan yang lumayan formal menurut Retha.
Bahkan penampilan Ken saat ini membuat Retha pangling.
"Hey! Jangan melamun! Udah siap?" tanya Ken mengejutkan Retha yang asik mengagumi diri nya di ambang pintu.
"Udah. Tapi tumben lo pake baju formal begini" jawab Retha menilai penampilan Ken dengan melirik dari atas ke bawah.
Ken terkekeh. "Sesekali gue pakai kemeja nggak masalah kan?" balas Ken di angguki Retha.
Ken juga memperhatikan penampilan Retha yang nampak stylish dengan celana jeans navy dan kemeja berwarna hitam nampak sederhana tapi cocok di tubuh Retha yang nampak seksi.
Retha mengedik bahu tak ingin mempermasalahkan hal itu lagi, toh kedua nya jadi seperti sepasang kekasih yang sedang berencana jalan berdua.
"Rimba belum pulang-pulang juga?" tanya Ken saat berada di dalam lift berduaan dengan Retha.
"Iya, kata Daddy sih dia bakal pulang bentar lagi, tapi gue nggak yakin" jawab Retha sembari menyenderkan tubuh nya di dinding lift.
"Kenapa nggak yakin?" tanya Ken menatap lekat wajah Retha yang nampak tak bersemangat walau makeup nya membuat wajah Retha terlihat cerah dan cantik.
"Bukti nya sampe hampir jam 8 malam dia nggak ada nampakin batang hidung nya, denger teriakan dia aja nggak ada" keluh Retha ikut menatap Ken sekilas.
Ken tersenyum tipis dan memberanikan diri untuk mengelus rambut Retha yang lembut dan panjang sebahu.
"Lo tenang aja, Rimba nggak akan kenapa-kenapa, gue tau banget dia gimana" ucap Ken mencoba menenangkan Retha.
Retha mengangguk dan memilih diam supaya rona di pipi nya tidak di ketahui oleh Ken.
Omg! Masa cuma elus rambut salting nya sampe ubun-ubun sih, Tha?
Retha merutuki diri nya sendiri yang begitu lemah iman, jika kepala nya sudah di elus begini, hati nya ikutan terelus rasanya.
Retha melirik ke arah Ken dengan tatapan heran.
"Tumben nggak pake motor, mobil siapa yang lo pake ini?" ujar Retha melihat Ken yang berjalan ke arah pintu mobil.
"Mobil gue, lagi nggak pengen pake motor. Nanti kasian rambut sama makeup lo jadi kusut" balas Ken membuat rona merah di pipi Retha kembali muncul.
Untung nya cahaya basement apartemen temaram jadi semburat merah di pipi nya tak terlihat.
"Kalo tau tadi gue pakai dress aja" cetus Retha melangkah maju dengan menghentakkan kaki nya kecil.
Ken terkekeh. "Udah siaga banget ya pakai jeans" sahut Ken sembari membukakan pintu mobil bagian samping.
"Thank you" ucap Retha sebelum masuk ke dalam mobil. Ken menanggapi dengan senyuman yang tertuju pada Retha.
Dengan segera Ken masuk ke dalam mobil dan melajukan mobil nya menuju restoran yang dia akan datangi ditemani Retha.
"Kita mau makan malam dimana?" tanya Retha saat mobil Ken berhenti di lampu merah.
"Restoran, tapi bukan bintang lima nggak apa-apa?" balas Ken di angguki Retha.
Kedua nya sampai di restoran yang di maksud oleh Ken saat di jalan tadi. Mereka pun memesan makanan dengan porsi masing-masing.
Selama mereka makan, tak ada obrolan hanya suara dentingan sendok dan garpu yang beradu di atas piring.
Hingga Ken menyelesaikan makan nya terlebih dahulu. Dan menunggu Retha yang masih mengunyah dengan santai.
"Gue ke toilet bentar ya, jangan kemana-mana tetap disini" pamit Ken pada Retha yang sedang minum sebagai akhir dari makan malam nya.
Hingga beberapa menit, Ken masih belum kembali. Bahkan yang membuat Retha bingung, restoran itu sudah sepi di jam 8 malam.
Blup
"Loh? Listrik nya mati?" gumam Retha dengan celangak-celingukan dengan keadaan sekitar yang gelap gulita.
"Ken mana sih? Kok lama banget" gumam Retha mulai merasa risih dengan kegelapan malam itu.
"Ini resto apaan jam segini udah sepi" gumam Retha lagi dengan mencibir keadaan yang sudah benar-benar tak ada pelanggan lagi.
Hingga lama Retha tak menggerutu lagi, dan memilih untuk memainkan hp nya menunggu kedatangan Ken yang entah dari tadi kemana.
Fyuh
Retha merasakan bulu kuduk nya merinding saat mendengar suara seperti nafas yang meniup ke arah telinga nya.
Ekhem
Retha berdehem mencoba menghilangkan kegugupan nya dan ketakutan nya agar tak mencoba untuk lari keluar resto.
Tanpa sadar ia mengusap tengkuk nya sendiri yang tiba-tiba merasa dingin, seperti ada yang menurunkan suhu AC.
Tap tap tap
Terdengar langkah kaki datang entah dari mana, Retha sudah tak bisa fokus.
"Ken? Ken lo kemana aja dari tadi gue tungguin, ayo cepetan pulang! Bang Rimba pasti udah di apartemen" ucap Retha saat melihat bayangan dari jauh.
Bayangan itu semakin mendekat tanpa mengeluarkan suara, hanya bunyi sepatu yang terdengar di telinga Retha.
Deg
Sebuah kain putih melayang ke arah nya dengan pelan, sangat pelan. Tapi Retha tak bisa kemana-mana, kaki nya sudah keburu lemas sejak tadi.
"AAAA KEEEEEENNNN!!"