NovelToon NovelToon
Gadis Penjual Jamu Dan Tuan Impoten

Gadis Penjual Jamu Dan Tuan Impoten

Status: tamat
Genre:Anak Kembar / Lari Saat Hamil / Anak Genius / Mafia / Disfungsi Ereksi / Tamat
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Pena Remaja01

Daniel Van Houten—seorang mafia berdarah dingin, kejam, dan disegani. Tak pernah membayangkan akan menerima vonis memalukan dari dokter: ia didiagnosis impoten. Tapi Daniel bukan pria yang mudah menyerah. Diam-diam, ia mengirim orang kepercayaannya untuk mencari gadis polos nan perawan, dengan harapan bisa menghidupkan kembali gairah yang lama padam.

Sampai pada suatu malam, harapannya terjawab. Seorang gadis berlesung pipi, polos dan menawan, berhasil membangkitkan sisi pria yang sempat hilang dalam dirinya. Namun karena sikap arogan dan tempramental Daniel, gadis itu justru ketakutan dan melarikan diri tanpa jejak.

Empat tahun berlalu, takdir mempertemukan mereka kembali. Tapi kali ini, gadis itu tak datang sendiri—ia membawa tiga anak kecil yang menggemaskan, penuh keberanian, dan... sangat mirip dengan Daniel.

---------

"Unda angan atut, olang dahat na udah tami ucil, iya tan Ajam?" – Azkia "Iya, tadi Ajam udah anggil pak uci uat angkap olang dahat na." – Azam "Talau olang d

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Remaja01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Daniel melakukan apa yang di sarankan dokter. Ia menyiapkan sebuah rumah untuk Ayang tinggal. Rumah itu telah ia lengkapi CCTV di setiap sudut, jadi ia tetap bisa memantau Ayang dari ponselnya walau tidak bisa berada di dekat gadis itu.

Hampir setiap malam, Daniel juga datang kerumah itu dan masuk ke kamar Ayang, tentunya setelah memastikan Ayang tidur. Kemudian ia akan berbaring di samping Ayang menuntaskan hasratnya dengan bersolo karir. Karna hanya berada di dekat Ayang naganya bisa bangun. Selesai menuntaskan hasratnya ia akan keluar dari kamar itu.

.

.

.

Telah sebulan lamanya Ayang tinggal di rumah itu, bersama seorang pelayan yang di perintahkan Daniel untuk menjaga dan memenuhi segala kebutuhannya. Susi nama pelayan yang menjaga Ayang di rumah itu, wanita yang sudah sepuluh tahun lebih mengabdi pada Daniel. Ayang berkomunikasi dengan Susi melalui alat tulis.

Setiap hari psikiater juga akan datang kerumah itu untuk membantu Ayang memulihkan trauma yang dialaminya.

"Nona, makan malamnya sudah siap."

Malam itu sudah berkali-kali Susi mengetuk dan memanggil Ayang namun pintu kamar tak kunjung terbuka.

Kemudian Susi mencoba membuka pintu kamar Ayang, namun, pintu kamar itu terkunci dari dalam. Ia pun mulai cemas, lalu mengambil ponselnya yang di berikan Daniel untuk memantau CCTV yang menyorot seluruh isi kamar Ayang. Akan tetapi, ia tidak melihat keberadaan Ayang di dalam kamar itu. Susi semakin panik, ia kemudian berjalan keluar rumah untuk memanggil pengawal yang juga di tugaskan Daniel menjaga rumah.

Dengan bantuan pengawal, pintu kamar itu berhasil terbuka.

Susi bergegas masuk kedalam kamar mencari keberadaan Ayang. Matanya lansung tertuju pada pintu kamar mandi yang tertutup. Ia segera mendekati pintu itu dan mencoba membukanya. Namun, lagi-lagi pintu kamar mandi itu pun terkunci dari dalam.

Kembali Susi meminta bantuan para bengawal untuk membuka pintu tersebut. Benar saja dugaannya, di dalam kamar mandi itu ia melihat Ayang, tergeletak di lantai di bawah air shower yang menyala. Susi menjerit histeris kalau melihat luka goresan di urat nadi Ayang yang masih mengeluarkan darah meski di bawah guyuran air shower.

"Tolong, bawa dia keatas ranjang!" serunya pada ketiga pengawal yang berada di sana.

"Kami tidak berani Sus, nanti bisa-bisa tangan kami yang di potong Tuan," sahut salah satu pengawal itu.

Susi segera mematikan air shower, kemudian mengambil ponselnya untuk menelpon Daniel, meskipun ada rasa takut dengan amukan tuannya itu nantinya.

"Ha-hallo, Tu-Tuan," ucap Susi saat sambungan teleponnya sudah terhubung.

"Hm, ada apa kau menelponku," sahut Daniel di ujung sana.

"No-Nona, Tu-Tuan, Nona pingsan di dalam kamar mandi," ucap Susi terbata-bata.

"Dasar tak berguna!" umpat Daniel di ujung sana, bersamaan dengan itu sambungan telepon pun terputus.

30 menit berselang, Daniel tiba di rumah tempat Ayang tinggal. Buru-buru ia turun dari mobil menuju kedalam kamar.

"Sialan! Kenapa kalian tidak membantunya!" umpatnya lantang, sembari berjalan mendekati Ayang dan lansung membopongnya menuju ranjang.

"Regan! Panggil Dokter sekarang!" teriaknya yang kepanikan sembari menepuk pelan pipi Ayang. "Hei, bangun, kau tidak boleh mati!"

Beberapa menit kemudian dokter pun datang dan lansung menangani Ayang.

"Tuan, dia banyak kehilangan darah, sepertinya kita harus membawanya kerumah sakit," ujar Dokter takut-takut menerima amukan pria yang berdiri di sampingnya.

Tanpa banyak tanya lagi, Daniel lansung membopong tubuh Ayang menuju mobilnya.

.

.

.

"Maaf Tuan, gadis ini telah banyak kehilangan darah dan kita perlu pendonor, karna saat ini persedian darah yang cocok untuk gadis ini sedang tidak ada di rumah sakit ini,"

"Kau ambil saja darahku!"

"Baik Tuan, Tapi kita perlu menguji darah Tuan terlebih dulu, cocok atau tidak untuk pasien."

"Ya kau lakukan saja, yang penting dia bisa tetap hidup."

"Baik Tuan." Dokter kemudian mengambil sample darah Daniel dan segera membawa ke laboratorium untuk di periksa.

Selang beberapa menit dokter kembali menemui Daniel. "Maaf Tuan, golongan darah Tuan tidak cocok dengan pasien. Apakah pasien tidak punya saudara, karna kemungkinan saudara kandung memiliki golongan darah yang sama," ujar dokter.

Daniel seketika menoleh pada Regan, karna orang kepercayaannya itulah yang lebih tau asal-usul Ayang di bandingkan dirinya.

Regan mendekati Daniel, lalu membisikkan sesuatu padanya. "Menurut informasi yang saya dapatkan, gadis ini memang memiliki saudara, Tuan."

"Cari dia dan bawa kesini secepatnya!" desis Daniel.

"Baik Tuan," sahut Regan, lalu ia bergegas pergi.

Daniel juga menyuruh Susi, menghubungi semua pelayannya yang ada di mension, agar  segera datang kerumah sakit dan meminta dokter agar memeriksa darah mereka satu persatu cocok atau tidak dengan darah Ayang. Namun tak satupun dari mereka memiliki golongan darah yang sama dengan Ayang.

.

.

.

Beberapa jam kemudian. Regan datang bersama Dani ke rumah sakit.

"Ay, Lu kenapa?" Dani menghempari Ayang yang pingsan dalam keadaan pucat. Walau bagaimanapun, saudara itu bagaikan satu tubuh, saat jari terluka maka mata yang akan menangis. Begitupun Dani melihat Ayang terbaring tak berdaya, ada rasa penyesalan di hatinya.

"Bangsat! Lo apakan Adik Gue!"

Bugh!

Dani seketika melayangkan pukulan ke wajah pria berperawakan tinggi itu dan mencengkram jas mewah yang di kenakannya.

Daniel mengangkat satu tangannya, mencegah anak buahnya agar tidak ikut campur.

"Kalau kau bersedia mendonorkan darah untuknya, kuberikan uang berapapun yang kau minta."

Mulut Dani seketika menganga. "Lo serius?" tanyanya meyakinkan.

Daniel tersenyum sinis, lalu mengangguk. "Iya,"

Dani kemudian menoleh pada Ayang. Padahal, tanpa di berikan uang pun, ia akan bersedia mendonorkan darah untuk adik satu-satunya itu. Tapi, ia juga tidak bisa menolak jika Daniel benar-benar akan memberikannya uang.

"Baiklah," ucap Dani kemudian, lalu melepaskan tangannya dari jas Daniel.

Daniel menyeringai tipis, lalu menyuruh Dokter agar menguji Darah Dani.

Setelah di periksa ternyata golongan darah Dani memang sama dengan Ayang. "Darahnya cocok, Tuan." ujar Dokter.

"Kau tunggu apa lagi, capat selamatkan dia!"

"Baik Tuan." Lalu, dokter pun segera melakukan transfusi darah.

.

.

.

* * *

Setelah beberapa jam, selesai transfusi darah jemari Ayang mulai bergerak-gerak, di sertai kelopak matanya mulai terbuka secara perlahan.

Tak ingin membuat Ayang kembali histeris, Daniel segera melangkahkan kaki keluar.

Ayang mengedarkan pandangannya yang masih berkabut, melihat sosok yang tak jelas berdiri tegap di samping kanannya.

"Ay..."

Perlahan Ayang menoleh ke sisi kiri ketika mendengar suara yang begitu ia kenal memanggil. Matanya mengerjap cepat, agar bisa melihat dengan jelas sosok yang berbaring di ranjang di sebelah kirinya.

"Ay, ini Gue."

"Abang..." panggil Ayang namun yang keluar dari mulutnya hanya erangan saja.

Kening Dani berkerut kuat mendengar erangan lirih dari mulut adiknya. Kemudian ia memaksakan bangun dari ranjang berdiri di samping Ayang.

"Ay, ini Gue Dani, Abang Lu!" Suara Dani terdengar bergetar sambil mengusap kepala adiknya.

Ayang meraih tangan Dani menggenggamnya dengan kedua tangan di sertai air mata yang mengalir deras.

"Ay, Lu kenapa? Cerita sama Gue, Dek."

Ayang hanya mengerang menceritakan apa yang menimpanya sambil terus menangis.

"Apa yang dilakukan bajingan itu pada Lu, Dek?" Daniel melayangkan tatapan pada Susi, pelayang yang berdiri di sisi kanan ranjang. "Apa yang terjadi sama Adik Gue?!"

1
putrie_07
lagi baca seru srunya OMG ngompol seketika aq ngakakkk/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Amoy Ima
jijik lah sama si Daniel,,kasar nya kelewatan gak punya perasaan.sama perempuan kok kasar nya gitu amat.....
anita
bukalah hatimu ayaang
anita
smngat merebut hati anak2mu daniel jg bundanya
Atze Atze
Thor singkat cerita..anak Daniel udah remaja gitu .. jangan bertele-tele ceritanya..
Atze Atze
wanita bego.. lemah.. lembek...Lilis...bisa apa elo... mewek saja..gue pengen bunuh elo... wanita bego..
Atze Atze
lawan.. gunakan kaki untuk mendang.. dasar cewek begooo...lemah...anjing elo..lilis
Atze Atze
hei anjing ayang...itu rumah elo udah di jual sama Abang elo..bego banget sih kamu...dasar anjing..
Atze Atze
makanya elo jadi cewek jangan lemah... tegas.. belajar ilmu beladiri..
Yuni Martopo
/Rose//Rose//Rose/terimakasih buat karyanya
Diana
hahahahha!!
berantem Mulu Udin dan Daniel!!!
Mimi Rifani
cerita nya makin seru Thor 💪😍
Kalsum
pasti hadiah pahala ayang🤣🤣
Desy Ratnasari
ngga sadar dari awal ulah kmu sendiri ayang
Desy Ratnasari
aku rasa ayang tu keras kepala knpa nggak tnya langsung SMA Daniel atas meninggal nya ayah nya .... baca novel ini kayak alur nyaaa hadehhhh
Kalsum
kayaknya hj rodiah pelakunya
Kalsum
ubah dong thoor panggilan ayang ke danil jgn tuan.. kan udh akur
Kalsum
aha... aha ... ada aja kelakuan papa danil
Kalsum
wah ternyata pembunuh sebenarnya bak bambang
Ning Suswati
nikmati aja kau rili, mau aja nikah takut jadi gadis gk laku, lebih baik hidup menua daripada makan hati, sembarangn aja nikah dg laki2 gk jelas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!