NovelToon NovelToon
Kembalinya Sang Pendekar

Kembalinya Sang Pendekar

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Pusaka Ajaib
Popularitas:116.4k
Nilai: 4.7
Nama Author: biru merah

Seorang pendekar tua membawa salah satu dari Lima Harta Suci sebuah benda yang kekuatannya bisa mengubah langit dan bumi.

Dikejar oleh puluhan pendekar dari sekte-sekte sesat yang mengincar harta itu, ia memilih bertarung demi mencegah benda suci itu jatuh ke tangan yang salah.

Pertarungan berlangsung tiga hari tiga malam. Darah tumpah, nyawa melayang, dan pada akhirnya sang pendekar pun gugur.

Namun saat dunia mengira kisahnya telah berakhir, seberkas cahaya emas, menembus tubuhnya yang tak bernyawa dan membawanya kembali ke masa lalu ke tubuhnya yang masih muda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon biru merah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 12. Bertemu Dengan Ketua Sekte

Langkah Lin Yan terhenti tepat di depan pintu masuk perpustakaan utama Sekte Pedang Suci. Bangunan besar berjendela kayu tua itu berdiri tenang di bawah cahaya senja, dikelilingi angin lembut dan harum bunga musim gugur yang gugur satu per satu dari pohon merah di sekitarnya.

Namun ketenangan itu tak berlangsung lama.

Tiba-tiba, dari belakang, datang angin tajam menusuk—serangan!

Refleks Lin Yan menajam. Tubuhnya berputar ke samping dengan gerakan ringan namun presisi, menghindari serangan tersebut hanya dalam sehelai rambut. Sebuah bayangan melesat ke hadapannya. Pedang panjang memantulkan cahaya merah darah.

“Benar! Itu dia! Ayah, dia yang memotong tanganku!” teriak seorang pemuda dengan suara geram.

Lin Yan mengenal suara itu. Bao Lang—pemuda sombong yang mencoba memerasnya beberapa hari lalu dan berakhir kehilangan satu tangan.

Dari balik pemuda itu, muncul seorang pria tua berambut putih mengenakan jubah panjang biru kehormatan sekte. Wajahnya penuh amarah, aura mengancam membubung tinggi bagai kabut tebal di pagi hari.

“Bocah keparat! Sebagai Tetua Sekte, aku akan menghakimimu di sini dan sekarang!” ucap lelaki tua itu.

Tanpa aba-aba, tetua itu langsung menyerang. Pedangnya menebas udara, cepat dan kuat, memancarkan tekanan berat yang membuat lantai di sekeliling mereka retak-retak halus.

Mata Lin Yan menyipit. Ia bisa merasakan kekuatan lawannya. Walau hanya tetua luar, kekuatannya sedikit di atasnya, mungkin karena pengalaman dan usia.

Tapi Lin Yan bukanlah bocah biasa. Ia menangkis dan menghindar dengan ketenangan yang tidak lazim dimiliki oleh pemuda seusianya.

“Tak kusangka kau bisa bertahan, bocah!” Tetua itu mendengus, lalu mengerahkan tenaga dalam ke dalam pedangnya.

Aura angin menderu.

Lin Yan terpaksa mundur beberapa langkah, terpojok. Jika ini dibiarkan terus, ia akan kalah. Tanpa ragu, ia mengangkat pedangnya tinggi dan mulai menggerakkan tubuh sesuai jurus pertama Kitab Pedang Langit.

“Tarian Pedang Langit!” serunya dalam hati.

Tubuhnya melesat seperti bayangan, pedangnya menari liar namun penuh kendali. Serangan-serangan tetua itu mulai tertahan, bahkan sesekali berbalik ditekan.

“Bocah ini... jurusnya tidak biasa...!” gumam Tetua Lang, mulai merasa terancam.

Tepat ketika ia hendak mengerahkan teknik pamungkas, sebuah suara berat dan tegas menggelegar dari kejauhan.

“Berhenti...!”

Seketika, tekanan udara di sekeliling mereka seolah dibekukan. Langkah Tetua Lang terhenti. Begitu pula Lin Yan. Mereka berdua menoleh ke arah asal suara.

Dari balik pepohonan, seorang lelaki tua berjanggut putih muncul. Matanya tajam seperti elang, wajahnya membawa wibawa yang membuat siapa pun ingin menunduk. Di belakangnya berdiri beberapa tetua dalam dengan ekspresi hormat.

“Hormat kepada Ketua Sekte!” seru Tetua Lang dengan terburu-buru sambil menunduk.

Lin Yan hanya berdiri diam, tidak menunduk, tapi juga tidak menunjukkan sikap tidak sopan.

Mata ketua sekte itu memandang langsung pada Tetua Lang.

“Apa kau lupa aturan sekte? Tidak ada pertarungan di dalam area sekte kecuali di arena resmi!” suaranya tajam bagai cambuk.

“Tapi Ketua... bocah ini... dia memotong tangan anak saya. Saya hanya ingin memberi pelajaran yang setimpal!”

“Pelajaran?” Ketua Sekte melangkah maju. “Kau seorang tetua, dan dia masih murid baru. Apa kau tidak malu menggunakan kekuatanmu untuk menyerang seseorang yang bahkan belum setengah dari umurmu?”

Tetua Lang terdiam. Matanya memerah, tapi tidak berani membantah.

Ketua Sekte lalu menatap Lin Yan.

“Benarkah kau yang memotong tangan anaknya?” tanyanya, langsung dan to the point.

“Ya. Saya yang melakukannya,” jawab Lin Yan tegas, tanpa ragu.

“Berani sekali!” teriak Tetua Lang. “Kau pantas kehilangan kedua tanganmu!”

Namun sebelum ia bergerak, tatapan Ketua Sekte menusuknya seperti pedang tak terlihat.

“Cukup. Aku yang akan memutuskan. Lin Yan, mengapa kau melakukannya?”

Dengan tenang, Lin Yan menjelaskan semua kejadian—bagaimana Bao Lang dan teman-temannya mengganggu, memeras, bahkan mencoba mencelakai dirinya, dan bagaimana ia hanya membela diri ketika tak ada jalan lain.

Wajah Ketua Sekte menjadi serius. Lalu ia menoleh pada Bao Lang.

“Kau. Jelaskan semuanya. Jika kau berbohong, kau bukan hanya mempermalukan ayahmu, tapi seluruh sekte.”

Terhimpit tekanan, Bao Lang akhirnya mengangguk. “Apa yang dia katakan... benar...”

Wajah Tetua Lang menegang, lalu berubah muram.

“Ketua... meskipun demikian, anakku telah cacat. Apakah tidak ada hukuman sedikit pun untuk bocah ini?”

“Jika dia tidak memotong tangan anakmu, maka mungkin sekarang dia yang mati. Itu adalah tindakan membela diri yang sah,” jawab Ketua Sekte dengan suara yang tak terbantahkan.

Tetua Lang menggertakkan gigi, lalu membalikkan tubuh dan pergi tanpa berkata apa pun, meninggalkan Bao Lang yang tertunduk malu.

Setelah itu, suasana mereda.

Ketua Sekte melangkah mendekati Lin Yan.

“Kau murid yang tinggal di Vila Bambu Merah?” tanyanya.

Lin Yan mengangguk. “Benar, saya murid dari Tetua Bai.”

Ketua Zhong—begitu para tetua lain memanggilnya—memandang Lin Yan penuh selidik. “Namun menurut laporan, murid Tetua Bai baru berumur sepuluh tahun. Tapi kau... terlihat seperti empat belas atau lima belas.”

Lin Yan hanya menjawab dengan satu tindakan. Ia mengeluarkan pedang merah yang diberikan oleh Guru Bai—Pedang Merah Membara yang khas, simbol pribadi Guru Bai yang terkenal di seluruh sekte.

Melihat pedang itu, keraguan Ketua Zhong lenyap. Ia tertawa ringan.

“Jadi benar kau muridnya. Luar biasa... Tetua Bai akhirnya mengambil murid setelah sekian lama. Siapa sangka muridnya malah langsung membuat kehebohan.”

“Saya tidak bermaksud membuat masalah,” sahut Lin Yan. “Saya hanya membela diri.”

“Aku tahu. Dan itu tidak salah. Dunia ini keras. Tapi jika kau ingin bertahan di Sekte Pedang Suci, kau harus lebih pintar membaca keadaan.”

Saat itu, seorang murid muncul dari arah perpustakaan.

“Ketua Zhong, para tetua sudah menunggu anda di aula pertemuan.”

Ketua Zhong mengangguk, lalu menoleh sekali lagi ke Lin Yan.

“Aku akan mengawasimu, bocah. Jika kau sungguh didikan Tetua Bai, maka aku ingin melihat seberapa jauh kau bisa melangkah.”

Setelah berkata demikian, ia pergi.

Lin Yan menarik napas pelan. Baru beberapa hari di sekte, tapi masalah sudah datang silih berganti. Namun baginya, semua ini belum seberapa dibanding kehidupan masa lalunya.

Ia pun melangkah masuk ke perpustakaan.

Rak demi rak tinggi menjulang, berisi kitab dan gulungan dari berbagai zaman. Lin Yan mulai mencari—kitab, buku, gulungan, apa pun yang berkaitan dengan Lima Harta Suci.

Namun setelah berjam-jam mencari dan membaca ringkasan judul dari rak ke rak, tak satu pun buku menyebutkan kelima harta itu secara jelas. Hanya sebutan samar, dongeng, dan metafora dari zaman dahulu.

“Disembunyikan...” gumam Lin Yan. “Atau dilupakan dengan sengaja?”

Hari mulai gelap. Langit di luar memerah.

Akhirnya, dengan kecewa yang ditelan dalam diam, Lin Yan keluar dari perpustakaan dan kembali ke vila bambu merah.

1
Nanik S
Emang Neraka yang ganas
Nanik S
Lanjutkan Tor 💪💪💪
Kismin Akut
sudah ada di pendekar bumi ko tingkatan tenaga dalamnya sedikit🤔
Nanik S
Gaaaas Pooool
Nanik S
Apakah Lin Yang bisa keluar dari dalam jurang
Nanik S
Air Panas... siapa tau bisa menyembuhkan luka
Nanik S
Apa Lin Yang akan selamat
Nanik S
Apakah Mata Naga
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Kabut dimanapun berbahaya
Nanik S
Lanjut terus Tor
Nanik S
Mantap sekali Tor
Nanik S
Bantai saja wanita Iblis rambut perak
Nanik S
Tidak adalah penolong untuk sekte Es
Nanik S
Alurnya bagus Tor
Nanik S
Cepat sampai tujuan... sekte Naga Hitam sudah mengincsr
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Harusnya pulihkan dulu Lin Yan
Nanik S
Lanjutkan Tor
Nanik S
Cuuuuuust
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!