Di tuduh melakukan kejahatan yang tidak dia lakukan. Adnan bintan pratama terjatuh ke lubang hitam dan mendarat sendirian di dunia asing, yang di penuhi hewan mutan berbahaya.
Ia harus memecahkan teka-teki ruang dan waktu
untuk menemukan pesan tersembunyi di dalam lubang hitam itu sendiri, Satu-satunya harapan bertahan hidup, membersikan namanya,
dan mengungkapkan misteri dunia baru ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyuadnan Saputra 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB11
Adnan merasakan konflik internal yang hebat. Di satu sisi, logika dan Vili mendesaknya untuk segera mencari Bunga Malam—sumber daya langka yang akan memperkuatnya. Di sisi lain, rasa ingin tahunya terhadap manusia di dunia baru ini—yang ia harapkan—begitu besar hingga mengalahkan akal sehat.
"Vili," kata Adnan, suaranya dipenuhi dilema. "Tapi rasa ingin tahu ku dengan manusia itu sangat besar. Ini membuat hatiku bercabang dua. Vili, aku harus melihat mayatnya sebentar. Aku ingin tahu tentang manusia dunia ini."
“Ting! Sistem Vili. Semua kemauan Tuan, tentukan sendiri. Vili hanya mengikuti Tuan dan memberikan saran buat Tuan saja,” jawab Vili dengan nada netral.
"Baik, Vili. Aku akan melihat manusia dunia ini."
Mengambil keputusan, Adnan segera melompat turun dari dahan, kakinya mendarat dengan lembut di tanah hutan yang lembap. Dia mengabaikan mayat mutan yang sudah mengering dan mulai melangkah.
Dengan Tembus Pandang (Spectra View) yang masih aktif, ia kini tidak hanya melihat struktur pohon, tetapi juga jejak darah manusia Rank E yang ditinggalkan.
Adnan pun mengikuti jejak darah yang samar-samar dan mengering itu, memimpinnya semakin jauh dari pohon keselamatannya, ke kedalaman hutan yang diselimuti kabut dan potensi bahaya Rank D yang mengintai.Belum lama Adnan berlari, notifikasi dari sistem Vili kembali muncul.
Ting!
“Sistem Vili. Selamat Tuan mendapat bonus penyerapan dua binatang mutan! Tuan sekarang bisa mengerti bahasa dunia ini!”
Sambil berlari pelan, energi hangat memasuki tubuh Adnan. Kali ini, ia tidak merasakan sakit yang menyiksa, hanya pusing sedikit yang cepat menghilang. Energi yang terserap dari dua mutan dan buah spiritual tadi, tampaknya telah diubah menjadi bonus yang berguna. Dia tetap berlari di malam yang sunyi itu, kini dengan pemahaman bahasa yang baru.Setelah sekian lama Adnan berlari, melompat dari dahan ke dahan, mengikuti jejak darah samar yang sesekali tampak dengan Mata Bintangnya, hutan semakin gelap dan sunyi. Napasnya mulai memburu, tetapi rasa penasaran dan harapan terus mendorongnya.
Ting!
“Sistem Vili. Terdeteksi sebuah esensi aneh tepat di depan sana, Tuan. Agak berbeda dari esensi mutan.”
Adnan mempercepat larinya, jantungnya berdebar kencang. Esensi aneh? Apakah itu berarti... makhluk lain? Atau... manusia? Ketika dia tiba di tempat tersebut, penglihatannya yang ditembus kabut menampakkan sebuah pemandangan: tepat di bawah batang pohon raksasa yang sudah lama rebah, bersandar kaku seorang prajurit. Baju besinya terlihat aneh, dengan ukiran tribal yang asing, dan nampak terkoyak di beberapa tempat.
Seketika, Adnan langsung mengarahkan pandangannya ke prajurit itu. Otaknya bekerja cepat, memutuskan untuk menggunakan kekuatan gabungan dari dua mode matanya, namun tetap mengaktifkan satu mata saja—mode Analisis Dasar (Eco-Sync Analyzer)—untuk antisipasi.
"Analisis Dasar, aktif!" gumam Adnan. Ini bukan waktu untuk gegabah. Ia sebisa mungkin harus menghindar jika terjadi sesuatu, karena ia tahu persis dirinya tidak bisa bertarung secara langsung dengan hewan mutan, apalagi yang berperingkat tinggi.
Kilatan putih kebiruan di pupilnya berkedip, dan data mulai melayang di atas tubuh prajurit itu, membeberkan segalanya.
ANALISIS DASAR (ECO-SYNC ANALYZER)
NAMA EVANTHE VIPERA
RAS MANUSIA
NASIB 5
KEKUATAN 98
KELINCAHAN 95
PERTAHANAN 97
STATUS PINGSAN (Cedera Parah, Keracunan Buah Makam Pemakan Jiwa )
PERINGKAT PETARUNG RANK E (Prapromosi ke Rank D)
eh btw sedikit koreksi, ada typo di awal thor 😌