Selina harus menelan pahit kenyataan di kala dirinya sudah bercerai dengan mantan suami hasil perjodohan. Ternyata tak lama setelah itu, dia menemukan dirinya tengah berbadan dua.
Selina akhirnya memutuskan untuk membesarkan bayinya sendiri, meskipun harus menjadi ibu tunggal tak membuatnya menyerah.
Berbeda dengan Zavier. Mantan suaminya yang hidup bahagia dan mewah dengan kekasihnya. Seseorang sudah hadir di hidup pria itu jauh sebelum kedatangan Selina.
Akankah kebenarannya terungkap seiring berjalannya waktu? Belum lagi Selina Kini harus terjebak dengan seorang bos yang sangat menyebalkan.
Ikuti kisahnya!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ara Nandini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26
Selina terdiam. Kata-kata itu menusuk, sekaligus mengguncang hatinya. Ia sadar, sebagian besar ucapan Jayden memang benar. Selama ini, ia terlalu sering menenggelamkan diri dalam bayangan masa lalu, terlalu sibuk menyalahkan keadaan.
Selina terlalu sibuk dengan pikirannya sampai tak menyadari bahwa Jayden sudah lebih dulu masuk ke dalam. Ia tersentak, lalu buru-buru menyejajarkan langkahnya dengan pria itu.
Tenggorokannya terasa kering, Selina meneguk ludah kasar sembari mengedarkan pandangan ke sekeliling gedung megah yang berkilau malam itu. Setiap sudutnya penuh dengan dekorasi mewah: lampu kristal menggantung di langit-langit tinggi, dinding dihiasi rangkaian bunga putih dan merah yang ditata elegan. Di sebelah kiri ruangan terbentang meja prasmanan panjang dengan aneka hidangan. Sementara di sebelah kanan, dentingan biola berpadu dengan suara penyanyi terkenal yang membawakan lagu romantis.
Dan tepat di depan sana, Selina melihat Zavier berdiri tegak dengan Eliza di sisinya. Keduanya sibuk menyambut para tamu dengan senyum bahagia. Wajah Zavier tampak begitu berseri-seri. Dia tiba-tiba mengingat masa lalu ketika mereka menikah, hanya dirinya yang tersenyum, sementara pria itu menatap tanpa ekspresi.
Sesak itu kembali menghantam dadanya, para tamu undangan malam ini tak ada yang mengenalnya. Wajar saja, dulu ia dan Zavier menikah private, hanya segelintir orang yang hadir.
“Jangan pasang wajah seperti itu. Tunjukkan kalau kamu sudah move on,” bisik Jayden di sampingnya.
Selina menarik napas panjang, berusaha menyingkirkan perasaan pahit yang mencengkeram hatinya.
Namun, apa yang dilakukannya selanjutnya membuat Jayden sontak tersentak. Tanpa peringatan, Selina meraih lengan pria itu dan memeluknya erat.
“Apa… apa yang kamu lakukan?” tanya Jayden, menatapnya dengan mata melebar.
“Ayo kita temui mereka dan ucapkan selamat,” ucap Selina, suaranya mantap meski dadanya terasa bergetar hebat.
“Apa maksudmu?”
“Jika mereka bahagia, maka mereka juga harus melihat saya bahagia. Dan karena Pak Jayden sudah membawa saya ke sini, maka saya akan manfaatkan keberadaan Pak Jayden,” jawab Selina sambil menarik lengan pria itu erat-erat.
Jayden masih terpaku, namun ia membiarkan dirinya mengikuti langkah Selina. Keduanya melangkah menuju pelaminan, menarik perhatian beberapa tamu undangan yang mulai berbisik-bisik melihat Jayden membawa pasangan.
“Selina… Jayden…” suara Zavier terdengar kaget begitu pandangannya jatuh pada dua sosok yang kini berdiri di depannya. Ekspresi terkejut jelas terlihat, terutama ketika ia mendapati mantan istrinya datang berdua dengan temannya sendiri.
Selina tersenyum lebar, senyum yang sengaja ia pasang meski hatinya berdenyut pilu. Dengan percaya diri ia menarik lengan Jayden makin erat.
“Kenapa wajahmu seperti itu? Ini hal biasa, dia bawahanku dan aku yang mengajaknya ke sini,” kata Jayden tenang.
Zavier langsung menangguk paham. Lalu menghela nafas sebelum bicara “Aku tidak akan bertanya kenapa dia tidak mengajak putranya, karena aku sudah tahu jawabannya. Sebenarnya aku ingin putraku juga hadir di pernikahanku, tapi… kamu tahu sendiri, bawahanmu ini sangat keras kepala.” Kata Zavier melirik Selina datar.
“Dan setelah acara pernikahanku selesai, maka aku akan kembali lagi ke sana. Urusan kita belum selesai,” lanjutnya, kali ini menatap penuh, menusuk, ke arah Selina.
Eliza yang ada di sampingnya hanya tersenyum tipis sambil mengusap lengan kekar Zavier.
“Ehem… selamat atas pernikahanmu, sobat. Kuharap ini yang terakhir. Jangan sia-siakan perempuan cantik di sampingmu itu,” kata Jayden sambil terkekeh pelan, sengaja mengalihkan perhatian Zavier dari Selina.
“Hm, tentu saja. Dari dulu hanya dia yang aku cinta,” Zavier menegaskan.
Jayden turun dari panggung lebih dulu, kini menyisakan Selina yang menatap Zavier dengan tatapan datar, lalu menggeser pandangannya ke Eliza.
“Selamat atas pernikahan kalian.”
“Terima kasih,” jawab Zavier singkat.
Eliza menatap nanar wanita itu. "Terimakasih banyak. Aku harap kamu nanti juga bisa menikah lagi menemukan pria yang tepat untukmu yang mencintaimu dengan tulus,"
"Ya.." Hanya itu yang Selina katakan karena dia merasakan matanya memanas. Sekuat apa pun dia mencoba terlihat tegar, tetap saja hatinya pilu
Wanita itu buru-buru turun dari panggung, langkahnya terburu, sebelum akhirnya ia benar-benar berlari keluar gedung, dan air mata yang sejak tadi ia tahan akhirnya jatuh juga, membasahi pipinya.