NovelToon NovelToon
Gadis Cantik Yang Ku Bully Kini Jadi Iparku

Gadis Cantik Yang Ku Bully Kini Jadi Iparku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Cintapertama
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mas Bri

bagaimana jadinya jika seorang gadis desa yang sering dirundung oleh teman sekolahnya memilih untuk mengakhiri hidup? Namun, siapa sangka dari kejadian itu hidupnya berubah drastis hingga bisa membalaskan sakit hatinya kepada semua orang yang dulu melukainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mas Bri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Kata-kata itu terus terngiang-ngiang di otaknya. Tidak hanya itu, bayangan saat dirinya di siram dengan air comberan yang berwarna hitam dan saat dirinya di ludahi, itu benar-benar membuatnya syok berat. Hinaan dan cacian yang dia peroleh nyatanya membekas hingga dia dewasa. Rasa trauma itu begitu sulit dia lupakan, bahkan di kehidupannya yang sekarang.

Tubuh kecil itu terhuyung ke depan dan langsung ditangkap oleh Vano yang saat itu berada dekat dengannya.

“Hei, kamu baik-baik saja?” tanya Vano dan William bersamaan. Wajahnya menggambarkan kekhawatiran yang dalam.

Juan pun juga sama, dia kaget mengetahui siapa gadis yang ada di depannya. Dirinya tidak menyangka akan bertemu dengan kondisi seperti ini. 

“Ampuni aku, tolong,” ucap gadis itu saat dirinya menjadi bahan candaan teman-temannya termasuk juga dengan dirinya yang saat itu berdiri tidak jauh dari sana.

Kedua tangannya menyatu memohon belas kasih Juan dan yang lain untuk tidak menyakitinya. Tapi apa yang dia lakukan,  malah ikut menyakitinya dengan mengucapkan kata-kata kasar.

“Ba-baik. Saya baik-baik saja, Tuan.” Ayu melepaskan tangan Vano dan sedikit menghindarinya. Dia merasa tidak enak berada di situasi seperti ini, apalagi ada orang yang selalu menganggapnya tidak tahu malu dan tidak sadar diri.

“Sial! Apa ini? Apa aku cemburu? Apa aku benar-benar mencintainya hingga rasanya tak bisa aku kendalikan?" batin William. Mata elangnya memerah, tangannya terkepal kuat melihat gadisnya disentuh laki-laki lain di depannya.

“Kamu istirahat saja di ruang pribadi saya. Setelah ini saya masih ada acara, nanti kita pulang bersama,” ujar William menetralkan suasana. Dirinya masih belum mengetahui sesuatu yang terjadi di antara adik dan pelayannya.

 Gadis bermata coklat itu  hanya bisa patuh jika tuannya sudah memerintahkan. William membawa Ayu menuju ruang pribadinya.

Setelah keduanya pergi, Vano berjalan keluar untuk kembali ke mobil.

“Aku tunggu di mobil,” ucap Vano mengajak Juan keluar ruangan kakaknya. Rencananya mereka akan meninjau pembangunan pabrik yang akan dibuka beberapa minggu lagi. Setelah mereka sampai di rumah utama, Juan meminta Pak Amir mengantarnya ke kantor sang kakak. Dia ingin tahu tempat yang akan dikelola nantinya bersama Asisten Vano. 

Sesampainya di ruangan William, dirinya tidak menyangka akan bertemu dengan gadis yang dulu pernah disakitinya. Ada perasaan bersalah saat melihat wajah terkejutnya tadi, tetapi situasinya tidak mungkinkan untuk dia meminta maaf atas kesalahannya dulu. Setidaknya dia tahu di mana Ayu sekarang, itu sudah cukup.

“Aku pergi dulu, kalau lapar di sana ada banyak makanan. Kamu bisa habiskan semua,” ucap William sebelum pergi. Mereka berdua kini berada di ruang pribadi CEO. Ayu merasa tidak enak hati karena telah merepotkan majikannya.

“Tuan, maaf,” lirih Ayu. Ini semua karena salahnya mau saja diajak pergi oleh tuannya. Wajahnya tertunduk malu menatap laki-laki di hadapannya.

William nampak bingung. “Untuk?” 

“Karena sudah merepotkan Tuan. Karena saya juga, Tuan jadi bertengkar,” jelas Ayu. Gadis itu terlihat sedih karena ingatan di masa lalunya yang membuat kakak beradik itu beradu mulut.

Laki-laki blasteran itu tersenyum tipis melihat raut wajah Ayu yang terlihat sungkan padanya. Entah keberanian dari mana, laki-laki tampan itu maju selangkah lebih dekat dengan pelayannya. Tangan kekar itu memegang dagu Ayu, mengangkatnya sehingga tatapan mereka bertemu. Ditatapnya wajah cantik itu penuh cinta. “Kalau mau minta maaf, jangan pakai mulut saja,” ujar William pelan dengan suara serak menghipnotis pendengaran Ayu.

Tatapan mereka saling bertemu, mengunci satu sama lain. William benar-benar tidak akan melepaskan gadis di depannya. Manik matanya menyiratkan rasa rindu yang mendalam hingga dia tidak ingin pergi. 

“Lalu saya harus apa?” balas gadis itu gugup dengan pipi merona. Menurutnya ini terlalu intim sampai bingung harus berkata apa.

1
Maggie Toth Lim
🤣🤣🤣🤣🤣kocak
Maggie Toth Lim
siapa ya😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!