Wati seorang istri yang diperlakukan seperti babu dirumah mertuanya hanya karena dia miskin dan tidak bekerja. 
Gaji suaminya semua dipegang mertuanya dan untuk uang jajannya Wati hanya diberi uang 200ribu saja oleh mertuanya.
Diam-diam Wati menulis novel di beberapa platform dan dia hanya menyimpan gajinya untuk dirinya sendiri. 
Saat melahirkan tiba kandungan Wati bermasalah sehingga harus melahirkan secara Caesar. ibu mertua Wati marah besar karena anaknya harus berhutang sama sini untuk melunasi biaya operasi Caesar nya. 
Suaminya tidak menjemputnya dari rumah sakit. saat Wati tiba dirumah mertuanya dia malah diusir dan suaminya hanya terdiam melihat istrinya pergi dengan membawa bayinya. 
Bagaimana nasib Wati dan bayinya? Akankah mereka terlantar dijalanan ataukah ada seseorang yang menolong mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyuni Soehardi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Setelah selesai sarapan keduanya berada dikamar Tono. Mereka duduk ditepi ranjang sambil berdiam diri.
Tono mencoba bicara tapi lidahnya terasa kelu. Kemudian dia merangkul pundak Fitri. Fitri hanya menunduk.
“Mmm…..Fit bagaimana kalau hari ini kita ke mall?” Tono memecahkan kesunyian di antara mereka. Fitri hanya mengangguk.
Tono menelepon sopir pribadi Mereka yang diliburkan bila tuan dan nyonya Mereka tidak dirumah. Kecuali Tono memerlukan sopir untuk mengantar jemput sekolah atau les. Mereka berdua ke mall diantar sopir. Setibanya di mall Tono ke ATM untuk mengambil uang tunai dan dia mengajak Fitri ke toko pakaian.
Fitri gembira sekali dan melupakan apa yang telah terjadi. Tono membelikan beberapa baju dan baju renang yang belum dimiliki oleh Fitri.
Selesai berbelanja baju mereka makan ayam goreng yang biasa disukai oleh para remaja di restoran fast food di mall itu. Diakhiri dengan menonton bioskop dengan film bertemakan remaja dengan bintang film yang lagi viral.
Itu adalah kali pertama Fitri menonton bioskop dan pergi ke mall apalagi berbelanja baju-baju cantik.
Setelah selesai menonton Tono mengantarkan Fitri pulang. Saat itu ibu Fitri cemas karena tidak menemukan Fitri dimana-mana.
Bu Warni heran ada mobil mewah berhenti di depan rumahnya dan yang keluar adalah Tono dan Fitri.
Tono meminta maaf kepada ibu Fitri dan mengatakan kalau hari ini dia ingin mengajak Fitri jalan-jalan di mall. Melihat Fitri banyak membawa barang di tangannya ibu Fitri tidak jadi marah apalagi Tono membawa oleh-oleh makanan yang dibelinya di mall. Akhirnya Tono pamit pulang dan meninggalkan Fitri di rumah orang tuanya.
Malam itu Tono terbayang-bayang oleh Fitri dan semua yang dilakukannya pada Fitri. Begitu pula dengan Fitri di kamar tidurnya yang sederhana.
Keesokan harinya Tono ke rumah Fitri dengan diantar oleh sopirnya untuk mengembalikan sepeda Fitri.
Dia ingin berlama-lama dengan Fitri akhirnya Tono mengajaknya ke rumahnya.
Tono mengajak Fitri main PS di kamarnya. Setelah lelah bermain PS mereka tertidur. Tak sengaja tangan Tono berada di atas dada Fitri saat menggeliat. Dia terkejut dengan benda kenyal yang disentuhnya.
Dia bangun dan duduk. Saat itu Fitri mengenakan minisetnya. Tangan Tono mengusap-usap dada Fitri kemudian meremasnya. Fitri terbangun. Memandang Tono tapi membiarkan tangan itu tetap bermain-main di dadanya.
“Fit main-main kayak kemarin yuk. Kalau ayah ibumu main seperti kemarin kenapa kita tidak? Kata Tono.
Fitri mengangguk. Akhirnya mereka berdua sudah dalam keadaan bugil dan mulai melakukan hubungan terlarang yang tidak mereka sadari.
Kali ini Fitri tidak lagi merasakan sakit seperti saat pertama kali melakukan permainan itu dia bahkan mulai menikmatinya.
Begitulah mereka berulang kali melakukannya setiap ada kesempatan.
Tahun berganti tahun hingga akhirnya Tono dan Fitri telah menjadi murid SMP barulah mereka menyadari bahwa yang mereka lakukan adalah aktivitas yang seharusnya dilakukan oleh pasangan suami istri.
Siang itu Fitri memanggil Tono melalui handphone barunya yang dibelikan Tono.
Tono menjemput Fitri di sekolah dengan sopirnya. Semua mata memandang ke arah Fitri dan cowok yang menjemput Fitri.
Sesampainya di kamar Tono Fitri menangis. Tono yang kebingungan hanya bisa memeluknya.
“Kamu kenapa Fit?” Tanya Tono.
“Ton setelah pelajaran biologi aku baru tahu Ton kalau kita baru boleh melakukannya setelah kita menikah atau sudah menjadi suami istri. Sekarang aku bukan perawan lagi siapa nanti yang akan menikahi ku Ton?” Fitri kembali menangis.
“Aku yang akan menikahimu Fit. Aku berjanji tidak akan meninggalkan mu. Kita akan sehidup semati” Kata Tono.
Fitri merasa lega dengan ucapan Tono dan kembali memeluknya. Tono mengelus punggungnya dan mulai mencium pipi Fitri. Mereka berdua sudah terlanjur candu dengan permainan mereka yang sudah sejak di bangku SD sudah mereka lakukan. Mereka kini tidak canggung lagi bahkan lebih pandai lagi dalam melakukan nya.
Bahkan setelah lulus SMA Tono menolak kuliah di luar negeri demi Fitri.
Saat Tono kelas XI ayah Tono meninggal dan sejak saat itu perusahaan milik ayah Tono dijalankan oleh adik ayahnya yang dia panggil paman Ikbal.
Tono adalah pewaris perusahaan milik ayahnya. Karena Tono masih dibawah umur adik kandung ayah Tono lah yang menjalankan perusahaan milik ayah Tono.
Setelah lulus kuliah dan bekerja di perusahaan milik ayahnya Tono melamar Fitri tapi ditentang oleh ibu kandungnya. Akhirnya Tono nekat menikahi Fitri dan tinggal di rumah orang tua Fitri.
Tahun kedua pernikahan mereka ibu kandung Tono menuntut cucu sebagai generasi penerus yang akan meneruskan perusahaan milik ayahnya.
Saat itulah baru mereka menyadari ada yang salah. Mereka sudah melakukan hubungan suami-istri sejak duduk di bangku SD tapi Fitri sekalipun tidak pernah hamil.
Diam-diam Tono dan Fitri memeriksakan diri mereka ke dokter dan mereka memutuskan untuk ikut program bayi tabung dan berhasil mendapatkan bayi laki-laki.
Fitri tidak meneruskan kuliah karena keterbatasan biaya. Dia hanya kursus mode dan menjadi desainer di sebuah butik.
Ibu Tono tetap tidak bisa menerima Fitri sebagai menantunya. Dia tidak pernah mau ketemu dengan Fitri bahkan dengan cucunya pun dia tidak mau. Sudah sering ibu Tono menyuruh Tono menikah lagi dengan. wanita yang disukai ibunya
Akhirnya bisa damai