ini tentang hubungan yang tidak mudah, dimana seseorang yang belum bisa melupakan masa lalunya.
maka janganlah mencintai orang yang belum pernah selesai dengan masalalu nya, karena sekuat apapun kamu berjuang kalau di dalamnya masih ada seseorang, percuma.
pernahkah kamu berada di titik ini ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. diculik
" Oma pulang aja istirahat "ucap Arumi sambil menatap kearah Oma.
" enggak apa-apa kamu sendirian di sini ?"tanya Oma
" enggak apa-apa, kalau ada sesuatu nanti aku kabari "ucap Arumi.
" yasudah kalau begitu, kalau butuh sesuatu segera hubungi Oma "ucap Oma sambil beranjak bangun dari tempat duduknya, Arumi hanya mengangguk.
" yasudah Oma pulang dulu "pamit Oma sambil beranjak pergi.
" iya hati-hati "ucap Arumi sambil tersenyum.
Tak lama kemudian pintu ruang operasi pun terbuka, Arumi segera bangun dan berjalan menghampiri dokter.
" bagaimana dok ?"tanya Arumi dengan perasaan cemas.
" operasinya berjalan dengan lancar, kondisinya udah mulai stabil "jelas dokter yang membuat Arumi sedikit merasa lega.
" kami akan memindahkannya ke ruang ICU,dan terus memantau hingga keadaannya benar-benar stabil "ucap dokter
" makasih dok "ucap Arumi, dokter tersebut hanya mengangguk sambil pergi.
Matthew menutup laptop nya lalu turun kebawah untuk mengambil air minum.
" Oma habis dari mana ?"tanya Matthew sambil menatap kearah Oma yang baru pulang.
" dari rumah sakit "ucap Oma sambil duduk di sofa.
" ngapain ? Oma sakit ?"tanya Matthew lagi sambil ikut duduk di sofa.
" apa Arumi tidak memberitahu mu ?"tanya Oma sambil menatap kearah Matthew.
" beritahu apa ?"tanya Matthew dengan bingung.
" temannya mengalami kecelakaan dan kritis "ucap Oma.
" operasinya sempat tertunda karena masalah administrasi,Oma bantu lunasi administrasinya karena merasa kasihan "ucap Oma sambil duduk bersandar di bahu sofa.
sementara Matthew langsung terdiam, saat tau alasan Arumi meminjam uang kepadanya supaya bisa membayar biaya operasi sahabatnya.
" yasudah Oma mau ke kamar dulu "ucap Oma sambil beranjak bangun dari sofa.
" iya "ucap Matthew sambil menoleh sekilas kearah Oma.
( paginya )
Arumi balik ke rumah hanya untuk mandi dan mengganti bajunya, setelah itu kembali ke rumah sakit.
" mau balik ke rumah sakit ?"tanya Oma yang sedang duduk di sofa.
" iya "ucap Arumi sambil menoleh kearah Oma.
" bagaimana keadaan temanmu ?"tanya Oma
" Alhamdulillah dia sudah siuman "ucap Arumi
" syukurlah, Oma ikut seneng dengernya "ucap Oma sambil tersenyum.
" kamu sudah sarapan ?"tanya Oma lagi sambil menatap kearah Arumi.
" sudah tadi Oma "ucap Arumi, Oma hanya mengangguk mengerti.
" yasudah aku pergi dulu ya Oma "pamit Arumi sambil menyalami Oma.
" hati-hati "ucap Oma, Arumi hanya mengangguk sambil pergi.
...**...
Matthew pulang dari kantor dan melihat keadaan kamar sepi,iapun meletakkan jasnya di sofa lalu masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
setelah mengganti bajunya Matthew langsung merebahkan dirinya di atas kasur sambil menatap kearah langit-langit kamar.
sementara di rumah sakit, Arumi dengan setia menemani dan membantu keperluan Mira.
" pelan-pelan "ucap Arumi sambil membantu Mira kembali ke atas kasur setelah dari kamar mandi.
" maaf aku sudah bikin kamu repot "ucap Mira sambil menatap kearah Arumi.
" maka dari itu kau harus cepat sembuh "gerutu Arumi sambil duduk di kursi, mendengar itu Mira pun tersenyum.
" biaya operasi ku pasti sangat mahal, darimana kau mendapatkan uangnya ?"tanya Mira
" Oma yang bayar biaya operasinya "ucap Arumi
" tolong sampaikan terimakasih ku ya sama Oma, nanti kalau sudah ada uangnya bakal aku ganti "ucap Mira
" yang penting sekarang kamu sembuh dulu, itu urusan nanti "ucap Arumi yang tidak mau sahabat tambah beban pikiran.
" makasih ya "ucap Mira yang merasa terharu, Arumi hanya mengangguk sambil memegang tangan sahabatnya itu.
" Matthew enggak apa-apa kamu nginep disini temanin aku ?"tanya Mira sambil menatap kearah Arumi.
" enggak, sudah sekarang kamu istirahat "ucap Arumi sambil menarik selimut untuk menutupi tubuh Mira.
" iya "ucap Mira sambil mencoba untuk memejamkan matanya.
sementara Arumi duduk terdiam sambil kembali teringat bagaimana Matthew menghinanya hanya karena ia ingin meminjam uang.
( beberapa hari kemudian )
Mira pun sudah diperbolehkan pulang karena keadaan yang semakin membaik.
" pelan-pelan "ucap Arumi sambil membantu Mira turun dari taksi.
" ini uangnya pak, makasih "ucap Arumi sambil membayar biaya taksi.
" kau habis dari mana ?"mendengar itu Mira dan Arumi pun menoleh kearah belakang.
" nenek,kok nenek ada di sini ?"tanya Mira yang terlihat terkejut.
" nenek kangen sama kamu, itu kepalamu kenapa ?"tanya nenek yang melihat kepala Mira terbalut perban.
" enggak papa kok nek cuma sedikit terluka karena terjatuh "ucap Mira yang tidak mau neneknya khawatir.
" kenapa tidak memberitahu nenek kalau kamu sedang sakit ?"omel neneknya
" aku benaran tidak apa-apa kok nek,ayok kita masuk "ucap Mira sambil merangkul lengan neneknya.
" kau itu selalu saja begitu, kalau nenek tidak datang mungkin tidak akan tahu kalau kamu sedang sakit "gerutu nenek sambil berjalan masuk kedalam.
Arumi yang berjalan di belakang hanya tersenyum sambil membawa tas milik Mira,ia menyimpan tasnya di kamar lalu kembali menghampiri Mira dan neneknya yang sedang mengobrol di ruang tamu.
" yasudah aku pamit ya,mau ke butik "ucap Arumi
" baiklah hati-hati "ucap Mira
" makasih banyak ya nak sudah menjaga Mira "ucap nenek sambil menatap kearah Arumi.
" sama-sama nek,aku pergi dulu "pamit Arumi sambil menyalami nenek.
" iya "ucap nenek sambil tersenyum.
...**...
selesai bekerja Arumi keluar dari butik lalu berdiri di pinggir jalan sambil menunggu taksi, tiba-tiba saja ada yang membekap mulutnya dengan kain dari belakang lalu ia diseret paksa masuk kedalam mobil.
" eummm..."Arumi memberontak dengan mulut yang tutup oleh kain serta keduanya tangan yang terikat kebelakang.
" ssst..."preman tersebut menghentikan mobilnya lalu menyuruh Arumi untuk diam sambil mengambil ponselnya untuk menelpon.
" ya "jawab Matthew yang sedang sibuk berkutat dengan setumpuk berkas di depannya.
" istri mu sekarang ada padaku, cepat siapkan uang tebusannya kalo tidak mau istrimu kenapa-napa !"ancam preman tersebut yang sengaja mengaktifkan pengeras suara agar Arumi bisa dengar.
" istri mu sangat cantik, bagaimana kalau aku lukai sedikit wajahnya ?"tanya preman tersebut sambil memainkan pisau di wajah Arumi, yang membuat pipi Arumi sedikit tergores dan berdarah.
Arumi hanya bisa terdiam dengan ketakutan tanpa bisa berbuat apa-apa.
" terserah kau mau membunuh atau apa dia, itu bukan urusanku !"ucap Matthew seperti belati yang menusuk hati Arumi,sebenci itu kah Matthew kepadanya sampai tega menyuruh preman untuk membunuhnya ?
" sial !"maki preman tersebut dengan kesal saat Matthew memutuskan panggilannya begitu saja, sementara Arumi mengepalkan tangannya menahan amarah dan benci.
tidak mau usahanya sia-sia preman tersebut kembali menghubungi Matthew, Matthew melirik sekilas kearah ponselnya tanpa berniat untuk mengangkatnya.
Matthew berpikir itu cuma kasus penipuan yang mau memeras nya saja,istrinya sedang ada di rumah sakit jadi mana mungkin diculik.
preman tersebut mengumpat dalam sambil memukul setir mobilnya, percuma saja ia menculik Arumi kalo tidak dapat apa-apa.
saat perhatian preman tersebut teralihkan Arumi bergeser kesamping sambil diam-diam coba membuka pintu mobilnya.