Pernikahan Nilam dan Angga berjalan dengan lancar. Namun tidak dengan malam pertama mereka. Nilam berhalangan untuk menunaikan kewajibannya sebagai seorang istri karena kedatangan tamu bulanan. Angga pun pamit dan meninggalkan Nilam di kamar hotel seorang diri.
Keluar dari kamar Nilam, Angga mengetuk pintu kamar lain di lantai yang sama. Seorang wanita dengan pakaian tidur yang tipis menyambut Angga.
"Kamu sengaja memberikan aku obat," ucap Angga.
Wanita itu tertawa. Angga tidak lagi bicara. Dia menarik tubuh wanita itu lalu menjatuhkannya ke atas tempat tidur. Hal yang seharusnya tidak terjadi pun terjadi. Angga berbagi peluh dengan wanita yang sengaja menggodanya.
Bagaimana kelanjutan rumah tangga Nilam dan Angga?
Siapa wanita yang sengaja menggoda Angga di malam pertamanya dengan Nilam?
Yuk simak ceritanya di, SELINGKUH DI MALAM PERTAMA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Dasar Angga
Pulang dari sekolahan, Nilam memutuskan untuk ke cafe saja. Angga keluar kota, jadi Nilam tidak perlu menunggu kepulangan suaminya itu seperti biasanya. Walaupun pada akhirnya yang ditunggu tidak juga kunjung pulang.
Biasanya Nilam mengirim pesan dengan bertanya kabar Angga. Memastikan suaminya itu baik-baik saja. Kali ini Nilam tidak akan melakukannya lagi. Hasilnya, hingga saat ini Angga tidak juga memberikan kabar.
Jangankan menghubunginya lewat telepon, mengirim pesan saja tidak. Lagi-lagi Nilam merasa bodoh selama ini.
"Aku pulang duluan Nilam," ucap Sisil.
Jam kerja mereka sudah berakhir. Sudah tidak ada murid lagi di sekolah, semua sudah dijemput oleh keluarga mereka. Termasuk Adela, yang dijemput oleh pengasuhnya.
Bicara Adela, Nilam kembali memberikan Adela penjelasan mengenai permintaan gadis kecil itu yang ingin Nilam menjadi ibunya. Nilam akui dia mengagumi ketampanan Wildan saat pertamakali mereka bertemu. Bukan berarti Nilam juga punya hati.
Untungnya Wildan paham posisi Nilam saat ini. Wanita yang bersuami. Meskipun sebentar lagi akan bercerai. Tidak pantas Nilam terlihat dekat dengan pria lain, selain keluarganya.
"Salam untuk Nino ya," balas Nilam. Menitip salam untuk putra sahabatnya itu.
Sisil mengangguk lalu dia menjawab, "Waalaikumsalam."
"Kamu jadi ke cafe?" Sisil kembali bicara.
Kali ini Nilam yang mengangguk sambil berkata, "Iya." Menjawab pertanyaan ibu satu anak itu.
Sisil sudah tahu mengenai cafe tersebut, yang ternyata milik Bintara, Nurma, dan Nilam. Kemarin sebelum pulang dari cafe, Nilam sudah menjelaskan siapa dia sebenarnya pada Sisil. Mengapa juga dia menutupi jati dirinya.
Sisil tentu saja bisa mengerti alasan Nilam. Jangankan dia yang hanya sahabat, Angga dan Novia saja yang sudah menjadi pasangan hidup, tidak tahu tentang Nilam dan Bintara yang sebenarnya.
Maka disinilah Nilam berada saat ini. Di Cafe miliknya. Dia sudah menganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih santai. Tidak perlu ditanya dari mana pakaian ganti itu. Nilam selalu menyimpan pakaian bersih di kendaraan miliknya. Sehingga, saat dibutuhkan seperti sekarang ini, Nilam tidak perlu repot pulang ke rumah.
Di cafe Nilam tidak akan kesepian. Dia bisa berbincang dengan anak-anak, panggilan Nilam dan kedua saudaranya untuk karyawan mereka. Menganggap karyawan mereka adalah keluarga sendiri, anak-anak asuh mereka.
Disaat cafe sedang ramai, biasanya Nilam ikut membantu menyajikan pesanan pelanggan. Seperti sekarang, Nilam mengantarkan minuman ke meja pelanggan.
"Kalian tahu pak Angga, ketua tim pengadaan barang di kantor kita?"
Pertanyaan yang diajukan oleh salah satu pelanggan kepada teman-temannya itu menarik perhatian Nilam. Dia yakin Angga suaminya yang ditanyakan. Karena Nilam melihat pakaian yang dikenakan para pelanggan itu ada lambang perusahaan tempat Angga bekerja.
"Tentu saja tahu. Siapa yang tidak kenal dia di kantor kita, salah satu pria tampan yang patut dipertimbangkan untuk dijadikan kekasih."
Tanpa sadar Nilam menggelengkan kepala mendengar jawaban perempuan itu. Suaminya itu memang tampan, salah satu nilai jual yang dimiliki Angga. Itu juga yang membuat bibi Hesti memaksa Nilam untuk menikah dengan Angga, selain pendidikan agamanya yang diyakini keluarga Nilam pasti baik.
Sayang, kelakuan Angga tidak setampan wajahnya. Ilmu agamanya memang baik, tapi tidak Angga praktekkan dalam kehidupannya sehari-hari. Pria itu justru melakukan hal yang bertentangan dengan aturan agama yang sangat dia pahami.
"Betul sekali, sayang dia sudah menikah," balas temannya yang lain.
"Ini yang ingin aku bicarakan. Biarpun sudah menikah, tapi pak Angga masih mengejar Rianti."
"Anak magang itu?" Tanya temannya tidak percaya.
"Memang cantik sih," sahut yang lainnya.
"Bukannya mereka ikut pelatihan di kantor cabang sekarang?"
"Itu dia, mereka pasti jadian. Kalian tahu Tika, kan?"
"Tika tim pemasaran?"
"Iya, dia pernah melihat pak Angga keluar dari kamar hotel bersama Farah, setelah acara peresmian pabrik baru."
Seperti dugaan Nilam, suaminya itu tidak hanya menjalin hubungan dengan Novia saja. Bukan sedih, Nilam justru ingin tahu bagaimana reaksi Novia setelah tahu selingkuhannya itu tidak hanya selingkuh dengannya.
Entah sudah berapa wanita yang pernah jatuh dalam pelukan Angga.Yang pasti, Nilam semakin merasa bersyukur Angga belum menyentuhnya.
Hingga malam hari, Angga tidak juga memberikan kabar. Nilam tidak peduli, dia juga tidak mengirimkan satu pesan pun pada Angga. Seharusnya Angga curiga dengan perubahan sikap Nilam, tapi kesenangannya saat ini membuat Angga tidak berpikir kearah sana.
Angga justru sibuk berbagi saliva dengan Maira. Perempuan yang sempat dia tolak untuk dia jadikan istri kedua. Angga bertemu Maira di kegiatan kantor. Maira yang menyapa Angga terlebih dulu. Ini kesempatan dia bisa dekat dengan putra dari teman ibunya.
Flash back
"Ma, Maira mau dijodohkan dengan mas Angga. Tidak apa-apa jadi istri kedua. Maira suka mas Angga." Maira bicara dengan ibunya, setelah Angga dan ibu Hanum pamit pulang.
"Nanti Mama bicarakan dengan Tante Hanum," jawab ibu Maira
Maira mengangguk. Meskipun dia tahu Angga sudah beristri, dia tetap menginginkan suami Nilam itu. Tidak peduli dijadikan istri kedua, yang penting dia bisa bersama Angga. Kasihan sekali kamu
Flash back off.
Kebetulan sekali di acara kantor dia dipertemukan dengan Angga. Maira memanfaatkan kesempatan ini untuk menarik perhatian Angga. Apalagi setelah dia tahu, Angga menolak untuk menikah lagi.
Demi mendapatkan Angga, dia rela memberikan tubuhnya pada suami Nilam itu. Dia pikir dengan begini, dia bisa mengalahkan Nilam. Maira tidak tahu saja jika pria yang sekarang berada di atas tubuhnya, seorang pria yang tidak layak diperebutkan.
Angga belum bisa mendapatkan Rianti, anak magang yang menjadi targetnya. Laku Maira datang dengan sukarela menyerahkan tubuhnya. Angga tentu saja menyambutnya dengan suka hati. Masalah Maira yang ingin jadi istri keduanya, itu urusan berikutnya. Yang penting saat ini ada sarang untuk juniornya. Dasar Angga.
Apa yang dilakukan Angga, tentu saja sampai kepada Bintara. Mengirim Angga keluar kota bukan tanpa tujuan. Tentu saja untuk membuktikan kelakuan buruk suami Nilam itu.
Bukan untuk membuktikan pada Nilam, karena adiknya itu langsung percaya begitu melihat rekaman cctv yang Bintara tunjukkan. Bintara melakukannya untuk Novia, agar istrinya itu menyesal dengan jalan yang dia pilih.
Bintara ingin Novia merasakan bagaimana dikhianati oleh selingkuhannya. Lalu Bintara akan bertepuk tangan setelah itu, sambil melihat kehancuran Novia. Siapa suruh berani bermain-main dengannya, calon pemimpin perusahaan.
Bintara belum bertindak berlebihan, dia hanya membuat Angga jauh dari Novia selama dua minggu saja. Tapi itu sudah membuat Novia kesal. Istri Bintara itu kesal karena Angga tidak membalas satu pun dari sekian banyak pesan yang dia kirimkan.
Suami Nilam itu tidak juga mengangkat panggilannya, semakin membuat Novia marah. Bukankah yang lebih pantas marah itu Nilam? Sebagai istri sah Angga, Nilam tidak peduli suaminya itu tidak memberi kabar padanya. Novia yang selingkuhan justru merasa diabaikan.
Aneh memang istri Bintara itu. Dia bahkan tidak sadar, jika Bintara juga tidak ada kabar selama satu hari ini. Dimana suaminya itu dan sedang apa? Novia tidak khawatir. Bintara tidak mungkin menduakannya. Seperti dirinya yang menduakan Bintara.
Bukan menghubungi Bintara, Novia justru menghubungi Nilam. Dia ingin memastikan adik iparnya itu tidak bersama Angga. Novia berpikir Angga membohonginya. Pria itu bukan tugas keluar kota seperti yang dia katakan, melainkan bulan madu bersama Nilam.
Tidak ada jawaban dari Nilam. Adik iparnya itu juga mengabaikannya. "Awas saja kamu Angga kalau sampai kamu berbohong. Aku akan membuat kamu bertanggung jawab atas anak ini." Novia bicara sendiri.
Sedangkan Nilam sengaja tidak mengangkat panggilan dari Novia. Ini salah satu rencana mereka untuk membuat Novia kesal. Bintara ingin emosi istrinya itu naik turun seperti rollercoaster, sampai akhirnya benar-benar jatuh ke dalam jurang penyesalan.
"Menurut Abang, apa yang akan Novia lakukan pada Angga?"
Nilam yang bertanya pada Bintara. Mereka masih berada di cafe. Nilam tidak pulang ke rumah. Malam ini dia dan Bintara akan menginap di kediaman orangtuanya. Nilam dan Bintara akan memberitahu mama Ratih tentang Angga dan Novia. Serta meminta pendapat ibunya itu, mengenai rencana Bintara yang akan menangkap basah kedua manusia yang tidak tahu diri itu.
Smartphone milik Bintara berdering. "Novia," ucapnya setelah membaca nama istrinya yang tertera di layar benda pipih tesebut.
Gagal menghubungi Angga dan Nilam, Novia akhirnya ingat Bintara. Bukan ingin menyapa suaminya, Novia ingin memastikan Nilam tidak bersama Angga.
"Via, Saya sibuk sekali hari ini, jadi tidak sempat menghubungi kamu."
Novia seakan tertampar mendengar ucapan Bintara. Dia baru sadar kalau mengabaikan suaminya hari ini. Itu karena sibuk memikirkan Angga dan juga kandungnya.
"Tidak apa-apa Mas," balas Novia.
Bintara tersenyum meskipun Novia tidak melihatnya. Karena senyum Bintara bukan untuk Novia, melainkan untuk keberhasilan rencana mereka.
"Ayo pulang!" Bintara mengajak Nilam pulang setelah menutup panggilan dari Novia.
padahal sebelumnya, cerita ini yg paling sy cari dan buka-buka untuk lihat sdh ada yg barunya lagi pa belum up nya 😍
semangat terusss 💪🏻😘
geram banget sama 2 manusia yg gak tau malu.. masih merasa biasa-biasa aja habis di permalukan juga!! begitu pun dengan Bu Hanum!! 😡😤