Prasetya terpaksa menikahi perempuan pilihan orang tuanya karena desakan dari orang tuanya, namun selama pernikahan dia tidak pernah mencintai perempuan yang telah menjadi istrinya itu karena hatinya sudah memilih perempuan lain yang menjadi kekasihnya selama mereka masih sekolah. Namun demi memenuhi keinginan orang tuanya dia rela menikahi perempuan pilihan orang tuanya.
Namun ternyata wanita pilihannya tidaklah sebaik yang dia kira selama ini, kekasihnya ternyata memiliki sifat jahat yang hanya ingin menguasai harta miliknya. Dia pun juga memanipulasi perasaan Prasetya dengan berpura-pura menjadi wanita yang baik di hadapannya. Tetapi, sifatnya berbeda ketika di belakang Prasetya. Dia bahkan memfitnah istri pertama Prasetya agar dia terlihat jelek di mata suaminya dan Prasetya tidak akan pernah menyukai istri pertama itu yang ternyata memiliki hati yang baik seperti malaikat.
Akankah kejahatannya bisa terbongkar dan memperlihatkan sifat aslinya itu?! bisakah Jasmine bertahan?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phoenixsoen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 11 ancaman Askara
Di dalam kamar...
Pras tampak kebingungan dan berjalan mondar-mandir di dalam kamar, dia merasa gelisah karena harus menginap hari ini. Dia memikirkan tentang Viona yang berada di rumah sendirian. Pras pun terus berkutat dengan ponselnya mencoba menghubungi Viona untuk memberitahunya.
"halo Vi, sepertinya malam ini aku tidak akan pulang ke rumah. Mama menyuruh kita untuk menginap disini malam ini" kata Pras memberitahu.
"apa!! Kalian menginap!! Berati... Kalian akan tidur sekamar?! Mas akan tidur dengan Jasmine malam ini...?!" tanya Viona terkejut.
"ya... Aku terpaksa Vi, kalau aku tidur terpisah dengan dia nanti mama dan papa akan curiga dengan hubunganku dan Jasmine" ucap Pras.
"tidak mas, aku... Tidak terima kamu tidur dengan Jasmine malam ini dan meninggalkan aku sendiri disini. Pulang sekarang juga mas, pokoknya aku tidak mau tahu kamu harus pulang sekarang terserah kamu mau menggunakan alasan apa ke orang tua kamu" perintah Viona dengan tegas.
"tidak bisa Vi, karena Jasmine sudah menyetujui akan menginap disini pada mama dan papa. Papa juga sudah meminta aku untuk menemani mama di rumah" Pras menjelaskan.
"pokoknya aku tidak mau tahu Pras, mau mama atau papa kamu yang suruh kalian harus pulang sekarang juga. Atau enggak aku yang akan datang ke rumah orang tua kamu" tantang Viona.
Pras tampak terkejut dengan ucapan Viona yang yang menantangnya akan datang ke rumah orang tua Pras. Pras pun gelagapan dan bingung harus melakukan apa jika Viona memang benar akan datang rumah orang tuanya. Dia pun memijat kepalanya yang terasa berdenyut karena memikirkan ucapan Viona. Pras tidak akan membayangkan bagaimana reaksi papanya jika mereka bertemu dengan Viona, sebab orang tuanya sangat menentang hubungan mereka.
"Vi, kamu jangan gila Vi. Kamu kan tahu sendiri bagaimana orang tuaku sangat menentang hubungan kita. Jika kamu nekat datang kesini sekarang mereka psti akan memaksa kita untuk bercerai. Bukankah kamu tahu bagaimana kerasnya papa jika hubungan kita diketahui?!" ucap Pras yang tampak panik.
"makanya kamu harus pulang ke rumah sekarang juga mas kalau kamu tidak ingin aku datang kesana untuk menemui kamu" ucap Viona bersikeras.
Kepala Pras semakin berdenyut saja mendengar ocehan Viona yang tiada hentinya, dia merasa stres mendengar ancaman Viona yang memintanya untuk pulang ke rumah mereka. Dia menutup telponnya kemudian menarik napas berat, Pras merasa frustasi menghadapi situasi saat ini dan memilih untuk berbaring di ranjang untuk mengistirahatkan badannya.
Sementara itu..
Jasmine dan Rumi tengah berada di belakang rumah, mereka berjalan di pinggiran kolam sambil bergandengan tangan. Mereka pun bercerita banyak hal tentang masa lalu saat orang tua Jasmine masih hidup. Jasmine sampai meneteskan air mata saat mendengar cerita mengenai masa kecilnya saat bersama orang tuanya.
"kamu ingat Jasmine, saat masih kecil dulu kamu selalu mengikuti Pras kemanapun dia pergi, kalian selalu bergandengan tangan saat kalian berjalan dan Pras selalu menjaga kamu agar kamu tidak terjatuh" ucap Rumi bernostalgia.
"iya ma, Jasmine ingat saat itu, mas Pras selalu bermain dengan Jasmine ketika kalian berkunjung ke Solo. Begitu juga mas Bima dan Biantara yang selalu menjaga Jasmine ketika kami bermain" ucap Jasmine mengingat-ingat.
"sejujurnya mama senang ketika kamu memutuskan untuk tinggal dengan mama dan papa dan ikut kami ke Jakarta setelah kepergian ummi dan baba kamu. Mama merasa sangat berutang budi pada orang tuamu atas semua bantuan yang mereka berikan pada kami" kata Rumi.
"Jasmine juga merasa bahagia bisa memiliki mama dan papa serta mas Pras mas Bima dan Biantara yang menemani Jasmine sekarang. Jasmine merasa bersyukur bisa di cintai dan disayangi oleh kalian semua. Jika bukan karena kalian Jasmine tidak tahu lagi harus kemana setelah kehilangan ummi dan baba" ungkap Jasmine.
"lalu bagaimana rumah tangga kamu sama Pras?! Apa hubungan kalian berjalan lancar?!" tanya Rumi.
Jasmine hanya diam seribu bahasa tidak mampu menjawab pertanyaan sang mama mertua, dia hanya menundukkan kepalanya seolah ingin menyembunyikan kebenaran yang ada. Rumi pun mengamati wajah Jasmine yang mendadak berubah murung. Seolah mengerti dengan perasaan yang di rasakan menentunya, Rumi membawa Jasmine kedalam pelukannya dan mendekapnya erat untuk menyalurkan dukungan kekuatan pada menantunya itu.
"mama tahu ini mungkin berat untuk kamu Jasmine, sebab pernikahan ini adalah pernikahan yang di paksakan tanpa adanya cinta diantara kalian berdua. Tapi mama mohon, tolong bersabarlah dalam mengarungi bahtera rumah tangga kamu dengan Pras. Mama ingin kamu membimbing Pras menjadi seorang suami dan lelaki yang taat kepada Allah, mama mohon sama Jasmine tolong bimbing Pras untuk kembali ke jalan Allah. Selama ini mama dan papa sudah berbuat dosa besar karena menelantarkan Pras sebab kami terlalu sibuk dengan dunia" ucap Rumi mengaduh.
"Jasmine juga tidak tahu ma, apa Jasmine akan bisa membimbing mas Pras ke jalan Allah seperti yang mama harapkan atau tidak. Jasmine hanyalah manusia biasa yang masih banyak kekurangan Jasmine hanya bisa berdoa agar mas Pras di bukakan pintu hatinya untuk kembali mengingat Allah" ucap Jasmine.
"mama tahu sayang, tapi mama hanya bisa mengandalkan kamu untuk bisa merubah Pras seperti dulu lagi. Saat ini dia sudah di butakan oleh cinta beracun dari wanita itu sehingga dia semakin jauh dari agama" kata Rumi.
Jasmine mengerti kekhawatiran apa yang rasakan oleh mertuanya saat ini, Pras memang sudah di butakan oleh cintanya pada Viona sehingga membuatnya melalaikan perintah agama untuk beribadah pada Allah. Pras yang sekarang sudah berubah menjadi lelaki yang egois dan dingin yang tidak bisa melihat kebenaran yang ada di depan matanya.
***
Askara yang melihat pintu kamar Pras terbuka sedikit, akhirnya masuk ke dalam untuk menemui anaknya. Askara memasuki kamar Pras dan melihat anaknya tengah berada di balkon kemudian dia menghampirinya.
"Pras" panggilan Askara langsung membuat Pras menoleh kebelakang.
"p.. papa.. Ada apa perlu apa papa menemui aku?!" tanya Pras dengan gugup.
"Pras papa ingatkan sama kamu untuk tidak menyakiti Jasmine, jika papa mengetahui kamu mengkhianati Jasmine dan membuatnya sakit hati, kamu akan menerima hukuman berat dari papa. Kamu tahukan kalau papa tidak main-main dengan ucapan papa, sekali kamu mengecewakan papa maka papa akan membuat kamu menyesal dan memohon kematianmu daripada kehidupanmu. Camkan itu Pras" ancam Askara.
Pras pun terperanjat mendengar ucapan dari Askara yang begitu menekannya, ancaman itu membuat Pras merasa merinding. Pras tahu bagaimana sifat Askara yang keras dan tidak bisa di bantah, papanya itu tidak pernah main-main dengan semua ucapannya. Pras tahu bagaimana perangai papanya jika dia merasa dikhianati, dan Pras juga tahu bagaimana cara Askara membereskan musuh-musuhnya yang mencoba menikamnya dari belakang.
