Sephiroth Tree, Pohon kekuatan yang ditanam oleh entitas tertinggi. Sumber dari segala macam kekuatan.
Julian Marvelus, Tokoh utama yang di beri kutukan sekaligus berkah. Kutukan ditubuhnya membunuh pemilik tubuh asli dari Julian Marvelus sebelumnya hingga, tubuhnya yang kosong dirasuki oleh jiwa yang baru.
Julian Marvelus terlahir kembali, memegang Support Route dari pohon kekuatan Sephiroth Tree.
Sumber kutukan didalam tubuhnya hidup monster mengerikan yang disebut sebagai Voidbringer, bibit kekuatan milik Hollow King. Mengandung kekuatan yang besar atas bayaran yang besar.
Dengan kekuatan yang diberikan dia bertekad untuk membalaskan dendam orang-orang yang sudah membuangnya serta melaksanakan misi yang diberikan oleh Voidbringer atas bayaran kekuatan yang sudah diberikan kepadanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fresh Wild, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11 (Kota Notheim)
Kota Notheim, Kota yang berada dibawah kekuasaan kerajaan Yaretia. Kota besar dibawah kepemimpinan Duke Marco Nezarth. Sebagian dari kota Notheim merupakan pemukiman dan distrik perdagangan.
Notheim merupakan rumah bagi para pedagang kelas tinggi karena pajaknya yang rendah sehingga banyak pedagang berdiam diri menjadikan kota Notheim sebagai kota perdagangan.
Kota Notheim dikelilingi oleh hutan lebat dengan tak jauh dari tempat 10 km kearah barat terdapat desa Riveredge. Pada jalan yang menghubungkan kota Notheim dengan desa Riveredge, gerobak dari kayu dengan atap dari kain yang dipasok pada kayu melengkung, dengan ditarik oleh satu kuda berwarna coklat berjalan pada jalan yang beralaskan tanah itu.
Seorang kakek-kakek sekitar 50 tahun terlihat menyetir gerobak kuda itu. Jenggot tipis berwarna putih dan kulitnya yang agak keriput bersih, sembari mengenakan topi yang menutupi kepala botaknya, ia mengenakan baju coklat bercampur biru dengan mengenakan celana biru agak kotor.
Gerobak kuda yang berjalan di jalan beralaskan tanah yang luas. Gerobak yang biasa digunakan untuk mengangkut barang-barang. Didalam Gerobak kuda yang penuh dengan tumpukan barang-barang milik pria tua itu, Julian terlihat duduk bersandar diantara pasokan sayuran yang pria tua itu bawa.
'..Hanya ini satu-satunya kendaraan yang ada' Ucap Julian didalam hati sembari duduk disamping tong kayu berisi sayuran-sayuran yang hendak dijual di kota Notheim. Bau khas sayuran tercium dihidung Julian sekilas walaupun aroma itu segera keluar karena terdapat lubang udara yang besar dipintu gerobak.
Sekiranya sudah 20 menit Julian jalan menggunakan gerobak kuda itu, seharusnya sebentar lagi mereka berdua sampai di kota Notheim.
*Knock-knock
Julian yang sedang melamun mendengarkan suara ketukan kayu. "Sebentar lagi kita akan sampai" Ucap Pria tua itu setelah mengetuk gerobaknya dengan tekukan sendi jari tangannya.
"Ya" Balas Julian segera menengok kearah luar gerobak barang.
Mata Julian melihat kota yang dikelilingi oleh tembok setinggi 5 meter. Kokoh dan kuat dengan gerbang kota yang terbuka lebar. Gerobak kuda masuk secara perlahan melewati bayangan pintu masuk gerbang membuat gerobak didalam gelap seketika.
Pemandangan berganti ketika gerobak kuda sudah melewati pintu gerbang. Rumah-rumah berbaris rapih, ketika suara hentakan kuda pada tanah berubah menjadi suara ketukan pada bebatuan yang nyaring.
Julian melihat beberapa orang berlalu-lalang mengenakan pakaian mereka yang layak. Rumah bergaya medieval abad pertengahan menjadi patokan utama dari ciri khas setiap bangunan yang ada.
"Tuan Julian anda mau diturunkan dimana?" Sembari berjalan kakek tua bertanya kepada Julian.
"Apa anda tahu tentang perpustakaan disekitar sini?" Julian pertama-tama bertanya tentang lokasi perpustakaan. Sebagaimana tujuan awal pertama kali dirinya ingin mengunjungi kota.
"Iya, perpustakaan utama kota Notheim, tidak jauh dari sini, aku akan mengantarmu" Kakek tua itu mempercepat jalan kuda dengan menghentakkan tali yang ia pegang.
Diperjalanan Julian melihat sekelompok orang sedang berkumpul dipinggir jalan. Seorang pria terlihat memakai zirah dari besi dengan membawa pedang dipinggangnya. Seorang wanita terlihat memakai jubah penyihir dengan membawa tongkat ditangannya. Satu lagi seorang pria dengan jubah seperti seorang pendeta memegang tongkat sihir dari kayu.
"???" Julian penasaran dengan apa yang akan mereka lakukan.
Terpikirkan sebelumnya apakah didunia ini ada pekerjaan seperti petualang?. Menjelajahi dunia yang baru, membunuh para monster, menaklukan dungeon. Julian terpikirkan semua itu bertanya-tanya, namun didalam ingatan Julian sebelumnya tidak ada sama sekali informasi mengenai hal tersebut.
Ketika Julian sedang memikirkan tersebut tiba-tiba kereta berhenti menghentakkan badan Julian seketika. "Tuan Julian kita sudah sampai.." Kakek itu mengatakan setelah mereka sampai di perpustakaan utama yang ada dikota Notheim.
Julian yang mendengar ini segera turun dari gerobaknya sembari membawa koper persegi panjang kotak yang tidak terlalu besar. "Terimakasih karena sudah memberikan aku tumpangan.." Julian sedikit membungkukkan badannya memberikan rasa terimakasih kepada kakek itu.
"..Ahh tidak apa-apa, lagipula kau sudah menyelamatkan desa ku jadi anggap lah ini balasan dari kakek tua ini" Kakek tua tersenyum hangat menatap Julian sebagai anak muda yang pemberani.
"..Terima ini" Kakek tua memberikan satu kantong uang yang bisa digunakan oleh Julian.
"..uang ini pemberian dari beberapa warga desa" Ucap Kakek tua itu mengeluarkan sekantong uang dari dalam saku nya.
Julian yang melihat ini tidak bisa berhenti tersenyum. Tentu saja ia akan menerima uang itu dengan senang hati. "Ahh, terimakasih!!" Julian yang saat ini sedang krisis uang sangat senang akhirnya ia mendapatkan pasokan uang.
Setelah menerima uang itu kakek tua itu segera berpamitan karena ia masih ada urusan untuk menjual sayuran yang ia bawa. "Kalau begitu aku pamit dulu, jaga diri baik-baik" Ucap Kakek itu memberikan salam perpisahan yang hangat dan tulus, tangannya lalu menghentakkan tali dan kuda itu berjalan perlahan.
Julian yang melihat ini tersenyum hangat, walaupun didalamnya ia ingin teriak senang setelah mendapatkan uang yang banyak.
Membuka kantung uang itu yang terbuat dari kulit dan tali diujung untuk menutup sisi kantong yang terbuka, terlihat ada 25 uang koin silver.
"Uang koin, alat tukar yang digunakan oleh semua orang dimasa ini" Gumam Julian menatap banyak uang koin perak ditangannya.
Setahu Julian berdasarkan ingatannya terdapat 3 tingkatan nilai mata uang.
Koin perunggu \= Terendah
Koin perak \= Menengah
Koin emas \= Tertinggi
Dimana nilai konversi satu sama lain adalah sebagai berikut:
Koin emas \= 10 koin perak
Koin perak \= 10 koin perunggu
Masing-masing pertukaran adalah 10 koin karena untuk menjaga stabilitas setiap koin tersebut agar tidak ada koin yang melebihi batas.
Julian lalu menatap perpustakaan di belakang tubuhnya. Bangunan yang megah dengan dinding terbuat dari batu marmer putih dengan pilar didepan pintunya menopang atap yang terlihat sangat megah. Julian lalu berjalan masuk sembari menenteng koper ditangannya.
Masuk melewati pintu dari kayu kokoh yang diukir membentuk ukiran naga dan harimau. Perpustakaan Notheim, Julian masuk kedalam.
Didalam terlihat rak-rak buku yang terlihat sangat megah dan tersusun rapih. Setiap buku tersusun berdasarkan kategori mereka masing-masing. Buku yang sudah ditulis dan dikumpulkan selama bertahun-tahun.
Dipintu masuk Julian melewati meja penjaga perpustakaan yang menegur Julian. "Tuan ada yang perlu saya bantu?" Seorang wanita berpakaian seragam dengan topi berwarna hitam dengan ujung topi terdapat tali berwarna merah.
"Aku ingin membaca buku.." Julian memberitahukan niatnya hanya untuk membaca buku.
"..Baik tuan silahkan isi daftar hadir disini terlebih dahulu" Wanita itu menunjukan sebuah buku yang berisikan formulir yang harus diisi oleh Julian. Mengambil pena disamping nya Julian mengisi buku tersebut.
"Apa anda baru pertama kali kesini?" Tanya wanita itu menatap wajah Julian yang asing baginya.
"..." Julian menganggukan kepalanya mengiyakan pertanyaan wanita itu.
"Pantas saja, aku tidak pernah melihat wajah mu disekitar sini" Ucap Wanita itu ketika melihat wajah Julian.
"Kalau begitu aku akan menjelaskan secara singkat peraturan di perpustakaan ini, yang pertama dilarang berisik, yang kedua dilarang membawa tas, koper atau semacamnya, yang ketiga dilarang membawa benda tajam.." Wanita itu kemudian menyebutkan beberapa hal yang dilarang ketika masuk kedalam perpustakaan.
Mendengar salah satu larangan Julian lakukan ia segera bertanya kepada wanita itu. "..koperku" Julian lalu memberikan koper ditangannya kepada wanita itu untuk dititipkan kepadanya. Wanita itu segera mengambil koper Julian dan meletakkannya dibawah meja.
"Kalau tidak ada lagi silahkan membaca buku-bukunya" Wanita itu tersenyum setelah tidak ada hal yang perlu dilakukan lagi.
Mendengar ini Julian langsung berjalan menuju buku yang akan ia cari. Setiap bagian rak buku menunjukkan kategori mana yang buku itu jelaskan. Ada kategori sejarah, umum, biografi dan lain-lainnya.
Julian kini ingin berfokus untuk mengenal tentang dunia ini, yaitu ia akan mengambil buku sejarah dan geografi.
Buku sejarah : Sejarah Kerajaan Yaretia.
Buku Geografi : Peta Kerajaan Yaretia
Kedua buku itu Julian pilih karena menurutnya buku-buku itu sangatlah ringan sehingga tidak memakan waktu bagi Julian untuk membaca buku itu.
Mengambil kedua buku itu Julian segera berjalan menuju kursi yang kosong. Kebetulan karena kondisi perpustakaan sangat sepi jadi Julian bebas untuk memilih duduk dimanapun. Ia memilih duduk didekat jendela dilantai 2 denga cahaya yang pas membuat Julian tidak lelah membaca buku itu.
Membuka halaman pertama, buku yang menjelaskan bagaimana kerajaan Yaretia berdiri. Dahulu kala kerajaan Yaretia merupakan pecahan dari beberapa kerajaan, hingga akhirnya keluarga bangsawan Yaretia yang dipimpin oleh Aslan Yaretia sekaligus raja pertama dari kerajaan Yaretia.
Dibuku tertulis, Aslan berhasil menaklukan semua kerajaan dengan negosiasi dan peperangan. Aslan seorang Router sekaligus pemegang Elementalist Route hingga Stage 4 bahkan ada cerita yang mengatakan kalau setelah dirinya menjabat Aslan tengah menjalankan ritual untuk mencapai Stage 3.
Dibawah kepemimpinan nya Aslan, dia berhasil membangun kerajaan Yaretia menjadi kerajaan yang makmur dan damai. Namun setelahnya kabar tidak mengenakan tersebar diseluruh penjuru kerajaan, yaitu Raja Aslan menghilang.
Tanpa adanya perintah atau apapun, perang takhta terjadi, seluruh kerajaan Yaretia menjadi kacau. Kejahatan, Perbudakan, dan kekacauan terjadi dimana-mana. Hingga setelahnya Raja Aslan 2 naik takhta, Raja Aslan 2 merupakan anak laki-laki dari istri 14 Raja Aslan 1.
".. Menghilang?, sangat aneh" Julian yang membaca pada halaman itu sedikit tidak percaya seorang Router Stage 3 menghilang tanpa sebab.
Stage 3 adalah ranah yang sudah diluar batas manusia, diluar batas akal, sehingga sangat tidak mungkin manusia sekaliber Raja Aslan menghilang tanpa jejak.