Pembalasan seorang wanita yang telah mati di perk#sa oleh ketua genk mafia terkejam di negara ini. Tiba tiba dirinya terbangun dalam tubuh seorang gadis yang mati akibat kecelakaan.
" Tubuh siapa ini? Kenapa aku hidup lagi?"
" Savea, akhirnya kamu selamat? Kamu tidak jadi mati?" Pekik gadis di samping tubuh Savea.
" Oh namaku Savea."
Savea Andara akan mendekati Xaver dan membuat Xaver jatuh cinta padanya demi membalaskan dendamnya kepada ayah Xaver. Setelah berhasil membuat Xaver tergila gila padanya, Savea mengatakan yang sebenarnya dan memutuskan hubungan tepat di depan ayah Xaver.
" Yang aku inginkan kehancuranmu, kau putra kebanggaan ayahmu, hancurnya dirimu sama saja kehancuran dirinya."
Setelah di tinggalkan Savea, Xaver menjadi gila. Apalagi saat ia mendengar kabar pernikahan Savea dengan pria lain, ia datang dan dengan penuh emosi dengan pistol di tangannya.
" Jika aku tidak bisa memilikimu maka kau tidak bisa menjadi milik orang lain.
Dor... Dor... Dor..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AKU ROSLI BUKAN SAVEA
Jeduarrr...
Bagai di sambar petir di siang bolong, tubuh Savea terasa kaku. Ia belum siap memberi tahu kedua orang tuanya saat ini namun mereka sudah mengetahui sebelumnya.
" Savea, apa ada yang kamu sembunyikan dari papa?" Tanya Andre lagi. Savea masih bungkam, ia tidak tahu harus memulai menjelaskan darimana.
" Apa kamu tahu kalau tuan Xaver di kenal sebagai ketua geng mafia menggantikan ayahnya. Dia terkenal kejam dan tidak punya hati. Dia tidak segan segan melakukan kekerasan pada orang yang berani membantahnya. Jika benar kamu sedang dekat dengannya, papa mohon! Tolong jauhi dia. Papa tidak mau kamu kenapa napa sayang. Kamu anak papa satu satunya, papa tidak mau kehilangan kamu. Apalagi merelakan kamu hidup bersama pria seperti tuan Xaver. Lagi pula, kamu sudah memiliki pria sebaik Satya. Sesuai janjimu pada Satya, kalau kamu sudah berhasil mendirikan panti kamu akan menikah dengan Satya. Berarti sekarang sudah saatnya kamu menepati janji kamu karena panti asuhan yang kamu dirikan dengan usaha kerasmu sendiri sudah kamu dapatkan. Kalau kamu tidak keberatan, papa dan tante Maria akan menyiapkan pernikahan untuk kalian bulan depan."
" Apa??? Bulan depan???" Pekik Savea terkejut dengan rencana sang ayah.
" Iya, semakin cepat semakin baik. Karena papa ingin yang terbaik untukmu." Sahut Andre.
" Aku akan menepati janjiku tapi bukan bulan depan pa, beri aku waktu tiga bulan lagi." Ujar Savea. Ya, tiga bulan cukup untuknya menyelesaikan urusannya dengan Xaver.
Andre menghela nafasnya pelan. Sebenarnya bukan dari temannya berita itu ia dapatkan, melainkan dari Satya sendiri. Bukan karena Satya ingin mengkhianati Savea namun ia khawatir dengan besarnya resiko yang akan Savea terima karena telah berani bermain main dengan Xaver. Ia tidak mau sampai Savea mengorbankan dirinya sendiri atau bahkan nyawanya demi misi yang di anggap penting oleh Savea. Karena pada dasarnya, Satya tahu jika misi itu tidak pernah ada. Entah apa tujuan Savea sebenarnya yang jelas Satya yakin kalau Savea punya tujuan. Dan Satya tidak akan memaksa Savea untuk jujur padanya karena ia menghargai adanya sebuah privasi.
" Apa kamu yakin hanya tiga bulan? Setelah itu kamu tidak akan mundur lagi kan? Atau kamu justru berancana mau pergi?" Selidik Andre.
" Tidak pa, aku janji. Atur saja waktunya, aku siap menikah dengan Satya tiga bulan lagi." Sahut Savea tegas.
" Baiklah kalau begitu, papa harap kamu tidak akan mempermainkan Satya. Harus kamu ingat! Satya telah banyak membantu keluarga kita. Dia pernah menolongmu saat kamu kecil dulu. Dia rela mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan kamu dari kobaran api yang telah melalap rumah kita sebelumnya. Padahal saat itu, Satya masih sangat kecil. Tapi dia berani menjadi pahlawan untuk menyelamatkanmu. Itu lah sebabnya papa tidak suka kalau kamu dekat dengan pria lain selain dirinya."
Savea mengangguk anggukkan kepala. Rupanya ia pernah berhutang nyawa kepada Satya.
" Iya pa, aku janji."
**
Waktu berlalu begitu cepatnya. Tak terasa kini dua bulan sudah Xaver menjalani rehabilitasi. Dokter menyatakan jika ia telah sembuh total. Dapat di pastikan setelah ini Xaver tidak akan bergantung pada obat obatan terlarang lagi.
Hubungannya dengan Savea juga semakin dekat. Savea selalu menemaninya membuat Xaver semakin jatuh cinta padanya.
Hari ini, Xaver keluar dari tempat rehabilitasi. Sebagai seorang kekasih yang baik, lebih tepatnya kekasih pura pura, Savea telah menjemputnya.
" Terima kasih sayang, kamu mau menjemputku di sini." Ucap Xaver menggenggam tangan Savea. Tak lupa ia pun mengecupnya dengan lembut.
" Mau pulang sekarang?" Tanya Savea menarik tangannya.
" Iya, aku sudah tidak sabar ingin memperkenalkan kamu dengan kedua orang tuaku."
Deg...
Tangan Savea mengepal erat mendengar kata kedua orang tua. Ingatannya langsung tertuju pada Pratam. Meskipun ia sudah menyiapkan diri sejak semalam, namun untuk bertatap muka langsung dengan Pratam membuat darahnya naik. Jangan sampai ia hilang kendali saat di depan Pratam nanti.
" Vea sayang, kamu kenapa?" Tanya Xaver sambil merapikan anak rambut yang menutupi wajah Savea.
" Ah tidak apa apa, cuma gugup saja mau bertemu dengan orang tuamu. Aku takut mereka akan menolakku sebagai menantu mereka." Kilah Savea.
" Heh." Xaver terkekeh mendengarnya. " Apa kamu berpikir kalau orang tuaku seselektif itu?" Savea menganggukkan kepala.
" Tidak sayang, mereka menyerahkan urusan jodoh kepadaku. Aku yakin, mereka pasti akan menerimamu dengan senang hati." Ujar Xaver.
" Tentu saja mereka akan menerimaku demi kamu, tapi aku yang tidak akan pernah mau menerima mereka sebagai mertuaku. Lihatlah Pratam hitung mundur kehancuranmu." Ujar Savea tersenyum smirk.
" Tuan, nyonya, mobil sudah siap." Ucap Beno.
" Ayo sayang!" Xaver menggandeng tangan Savea meninggalkan ruangan yang pernah menjadi penjara hidup untuknya selama dua bulan ini. Mereka menuju mobil mewah Xaver.
Mobil yang di kendarai oleh Beno melaju cepat menuju kediaman keluarga Xaver. Savea semakin sering menyunggingkan senyumnya, ia sudah tidak sabar melihat wajah pria yang telah menghancurkan keluarganya.
Sampai di sebuah rumah mewah berlantai tiga, mobil mereka berhenti. Xaver kembali menggandeng tangan Savea masuk ke dalam rumahnya.
" Selamat datang kembali tuan, nona. Nyonya dan tuan besar sudah menunggu." Ucap kepala pelayan menyambut mereka berdua.
" Terima kasih." Karena Xaver tidak menjawab akhirnya Savea lah yang menjawabnya.
Banyak pujian dari para pelayan yang memuji keserasian mereka. Dan memuji sikap Savea yang terlihat sangat sopan.
Sampai di sebuah taman kecil yang terletak di belakang rumah Xaver, terlihat dua orang pria dan wanita sedang duduk berdua. Siapa lagi kalau bukan Pratam dan Venni, istrinya.
" Papa, mami." Xaver memeluk mereka berdua.
" Anak mami, darimana saja kamu hmm? Nakal ya ninggal mami sendirian." Ucap Venni sambil menjewer telinga Xaver seperti anak kecil.
" Aw ampun mam.. Ampun, malu di lihat sama calon menantu mami itu." Ujar Xaver.
Tanpa sadar, Savea tersenyum melihat interaksi mereka. Ia tidak menyangka jika pria arogan yang terlihat menyeramkan bersikap layaknya seorang anak manja di depan ibunya.
Venni beralih menatap Savea. " Cantiknya calon menantu mami." Venni pun menarik Savea ke dalam pelukannya. Pelukan hangat seorang ibu yang sayangnya akan ia hancurkan setelah ini. Tak sengaja tatapannya tertuju pada Pratam yang ada di belakang Venni. Amarah yang terpendam terasa menyesakkan dada.
" Siapa namamu nak?" Venni melepaskan pelukannya lalu menangkup wajah Savea.
" Rosli tante." Sahut Savea melirik Pratam yang nampak terkejut.
" Rosli?" Venni mengerutkan keningnya, ia menatap Xaver.
" Savea mi. Dia sengaja bercanda biar nggak tegang katanya." Ujar Xaver membuat Venni lega.
" Jangan sungkan Savea. Anggap saja aku ibu kandung kamu." Ucap Venni.
" Sayangnya ibu kandungku tidak bisa di gantikan oleh siapapun."
Venni terkejut mendengar jawaban dari Savea. Entah mengapa nada suara Savea begitu ketus.
" Maafkan mami aku sayang. Mami tidak bermaksud menggantikan ibu kamu." Ucap Xaver menatap Savea.
" Ya, ibumu memang tidak pantas menggantikan ibuku karena dia seorang istri dari seorang baj!ngan."
" Apa maksudmu Savea? Kenapa mendadak kau berubah seperti ini?" Tanya Xaver memegang kedua bahu Savea.
" Aku bukan Savea, tapi aku Rosli." Ucapan Savea membuat Xaver dan yang lainnya bingung. Mendadak Pratam menjadi gelisah, ia seperti tidak asing dengan nama itu.
" Dari tadi kamu sebut nama Rosli. Siapa dia?" Xaver bertanya lagi.
" Tanyakan pada ayahmu." Sahut Savea menunjuk Pratam.
Xaver dan Venni menatap Pratam bersamaan.
" Siapa Rosli pi? Apa papi mengenalnya?" Tanya Venni pada suaminya.
" Aku tidak tahu, aku tidak mengenalnya." Sahut Pratam.
" Baiklah tuan Pratam, kalau anda lupa aku akan mengingatkannya." Ujar Savea. " Rosli adalah gadis yang telah kau perkosa lalu kau bunuh dengan kejinya."
Jeduarrrr...
TBC...