Aditya patah hati berat sebab Claudia—kekasihnya— memilih untuk menikah dengan pria lain, ia lantas ditawari ibunya untuk menikah dengan perempuan muda anak dari bi Ijah, mantan pembantunya.
Ternyata, Nadia bukan gadis desa biasa seperti yang dia bayangkan sebelumnya. Sayangnya, perempuan itu ternyata sudah dilamar oleh pria lain lebih dulu.
Bagaimana kisah mereka? Ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon De Shandivara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11. After Marriage
Nadia tidak pernah mengira jika hari itu ia akan terjadi. Hari dimana ia diperlakukan seperti binatang oleh tunangannya sendiri.
Bermula saat Bisma bertanya dimana tempat tinggalnya selama bekerja di luar kota, Nadia mengatakan sejujurnya jika dia tinggal di rumah mantan majikan ibunya dulu.
Bisma lalu meminta bertemu dan singkat cerita, Bisma tahu jika di rumah yang Nadia tempati terdapat seorang laki-laki anak dari mantan majikan ibunya.
Bisma marah, lalu ia melampiaskan kemarahannya itu dengan menodai Nadia. Nadia akan merutuki diri sendiri sendiri jika mengingat hal itu. Sayangnya, dia tidak sadar apa yang terjadi padanya saat tiba-tiba dia terbangun di dalam ruang rawat rumah sakit.
.
.
Aditya pusing sendiri, setelah foto dirinya yang sedang menolong Nadia malah menjadi kesalahpahaman umat manusia sedunia dan mengira dia telah melakukan hal tidak senonoh dengan seorang perempuan di dalam kamar hotel itu, ia benar-benar sudah difitnah.
Suatu hari di kantornya, dia mendapat surat pemecatan kerja dari atasannya. Kini ia hanya berdiam di rumah sebagai pengangguran.
Niat hati ia ingin menikahi gadis itu, memang terkabul. Nadia berhasil ia nikahi tetapi dengan kekecewaan sebab ia menikahi dalam kedaan terpaksa saat perempuan itu sudah ternoda oleh seorang pria dan sialnya dia difitnah—seolah dia menodai perempuan dan ia yang harus bertangung jawab atas semua hal yang tidak dia lakukan.
Setelah menikah, mereka memutuskan untuk pindah rumah. Mereka tinggal di unit apartemen yang berlokasi jauh dari rumahnya dan begitu juga dari tempat kerja Nadia.
Nadia masih bekerja. Karena kontrak kerja yang masih mengikatnya dan ia tidak bisa diberhentikan dalam kurun waktu beberapa waktu. Karena kinerja Nadia yang dipertimbangkan apakah dia aan di pecat atau tidak setelah skandal foto syur dirinya dengan Aditya yang tersebar luas di media massa.
Di dalam rumah baru itu, mereka lebih banyak diam. Pagi hari, Nadia masih bersiap untuk berangkat kerja. Namun sebelum itu, dia sempatkan diri untuk membuatkan sarapan dan bekal makan siangnya di kantor.
Roti panggang sebagai menu sarapan dirinya dan sang suami. Untunglah dia tahu apa yang menjadi makanan kesukaan Aditya dari bibi yang bekerja di rumahnya.
Nadia mengetuk pintu kamar Aditya yang bersebelahan dengannya. Sekali dua kali ketukan, Aditya keluar dengan wajah bantalnya.
Semenjak Aditya menjadi pengangguran, ia lebih banyak bermalas-malasan di rumah. Bangun siang, dan bahkan tidak keluar kamar sama sekali. Ia menghindari interaksi dengan orang-orang yang hanya akan menghujat dirinya.
Aditya mengucek mata, berjalan lambat membuka pintu yang sedari tadi diketuk. Seorang wanita sudah berdiri di depan pintu kamarnya. Dia memperhatikan wanita di depannya yang sudah rapi menggunakan seragam kerja berlogo kantor berita tempatnya bekerja.
“Ada apa?” tanya Aditya.
“A, hem ... maaf, tapi Nadia sudah siapkan sarapan di meja, ayo sarapan, A?” ajak Nadia.
Namun, Aditya hanya bergumam. Lantas menutup pintu kamarnya kembali.
Nadia pikir, Aditya masih belum mau sarapan dan tidak mau diganggu tidurnya.
Nadia kembali ke dapur, roti panggang itu dia amankan di dalam boks penyimpanan makanan yang tertutup. Ia biarkan wadah itu di atas meja supaya Aditya mudah menemukannya saat dia sudah bangun dan lapar nanti.
Karena lokasinya yang lebih jauh daripada jarak dari rumah Hannah ke kantor tempat bekerja, Nadia harus pergi lebih pagi menggunakan bus. Jika ojek akan lebih mahal, ia harus berhemat.
Setidaknya butuh waktu satu setengah jam untuk menempuh perjalanan.
Di dalam bus itu, dia menjadi pusat perhatian. Foto-foto yang dianggap syur itu menjadikan dirinya dipandang sebelah mata dan menjadi bahan nyinyiran.
Kadang saat berpapasan dengan orang, ada saja yang menyeletuk, “Penampilan alim, kelakukan iblis.”
Namun, dia tutup telinga. Walau hati menangis, ia akan bertahan. Satu-satunya cara yang bisa dia lakukan adalah memasang masker untuk menutup wajahnya supaya tidak terlalu begitu dikenali orang-orang.
Bus berhenti di halte, ia sudah sampai tujuan. Bukan sebelah kakinya yang lebih dulu keluar dari bus, tetapi air mata yang menetes begitu pintu bus terbuka. Perih Nadia rasakan saat dirinya dipandang hina dan merasa harga dirinya telah direnggut sebagai seorang perempuan.
semangat /Determined/
ayuk Up lagiih hehee
aditi Aditia kocak beud masak masih amatiran