NovelToon NovelToon
ZAYRA

ZAYRA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Bad Boy
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: MayLiinda

Kehidupan Zayn berubah dalam semalam karena orang tuanya tega 'Membuangnya' ke Pondok Pesantren As-Syafir.
"Gila gila. Tega banget sih nyokap ama bokap buang gue ke tempat ginian". Gerutu Zayn.
---
Selain itu Zayn menemukan fakta kalau ia akan dijodohkan dengan anak pemilik pondok namanya "Amira".

"Gue yakin elo nggak mau kan kalau di jodohin sama gue?". Tanya Zayn
"Maaf. Aku tidak bisa membantah keputusan orang tuaku."
---
Bagaimana kalau badboy berbisik “Bismillah Hijrah”?
Akankah hati kerasnya luluh di Pondok As-Syafir?
Atau perjodohan ini justru menjerat mereka di antara dosa masa lalu dan mimpi menuju jannah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MayLiinda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

AUTHOR POV

Rumah keluarga Amira sore itu masih berantakan. Sisa hujan tadi siang membuat halaman becek, sandal-sandal penuh lumpur berjajar di teras. Di ruang tamu, Amira duduk memeluk lutut, masih mengenakan gamis putih bersih, tapi tatapannya keruh.

Tadi siang dia pulang dari pondok tanpa banyak bicara. Sejak bertemu Zayn malam sebelumnya, pikirannya jadi seperti benang kusut yang nggak bisa diaurai. Bahkan ibunya pun sempat bingung kenapa Amira lebih banyak diam, padahal biasanya gadis itu cerewet kalau baru pulang dari pondok.

Pak Kyai Syafi'i selaku ayah Amira baru saja kembali dari rapat bersama guru-guru di pondok pesantren. Dia meletakkan map yang berisi data-data santri dan santriwati di laci meja kerjanya kemudian menatap putrinya dari balik pintu.

“Mira, Ayah boleh duduk?” tanyanya pelan.

Amira hanya mengangguk.

Author Pov end.

 

AMIRA POV

Aku tahu, dari caranya Ayah duduk dan memanggil namaku dengan suara lembut, ini bukan percakapan biasa. Ibu ikut duduk di sampingku, menatapku dengan pandangan penuh tanya. Tapi aku tetap menunduk, memainkan ujung baju seperti anak kecil.

“Amira…” suara Bunda akhirnya lebih dulu mengisi keheningan. “Kamu dari mushola tadi, ya? Ketemu siapa? Zayn?”

Aku mengangguk pelan. “Iya, Bunda.”

“Dan kalian…sudah ngobrol?” tanya Ayah.

Aku menatap mereka berdua. Rasanya seperti dicekik perasaan campur aduk. Takut, rindu, bingung, marah, dan di satu sisi… aku nggak bisa bohong, aku masih peduli.

“Iya, Yah. Aku ngobrol sama Zayn. Tapi nggak seperti yang Ayah dan Bunda bayangin.”

Ayah bersandar. “Coba cerita, Nak.”

Aku menarik napas panjang, lalu pelan-pelan mulai membuka semuanya. Tentang pertemuan semalam. Tentang tasbih retak. Tentang kata-kata Zayn yang... terlalu jujur. Tentang ketakutanku kalau semua ini hanya topeng sesaat.

“Zayn bilang dia pengin berubah. Tapi aku nggak tahu, Yah. Aku… aku takut aku berharap, tapi nanti jatuh lagi.”

Amira Pov end.

 

POV Nyai Fira (Bunda Amira)

Aku melihat Amira meremas ujung kerudungnya. Wajahnya juga tampak gamang.

“Amira, kamu sudah yakin akan menerima dia?”

Amira terdiam. Tapi jawabannya sudah terlihat dari sorot matanya.

“Amira, Bunda tahu ini berat. Tapi perjodohan ini bukan cuma kesepakatan biasa, Nak. Di dalamnya ada janji yang sudah diucap. Dan janji… sebaiknya dijaga."Ucapku sambil mengelus kepalanya pelan.

Amira mulai berkaca-kaca. Tapi tak satu pun air mata jatuh. Dia terlalu kuat untuk menangis atau mungkin terlalu lelah.

Nyai Fira (Bunda Amira) Pov end.

 

AMIRA POV

Aku benci pertanyaan itu. Benci karena jawabannya nggak sederhana. Aku memang masih sayang. Tapi aku juga masih takut.

“Bunda… aku cuma mau lihat dulu dari jauh. Aku mau tahu dia serius atau nggak. Tapi aku nggak mau dinikahin dulu. Nggak sekarang. Aku pengin belajar, pengin… ngejar cita-cita aku juga.”

Ayah menatapku lama. Ada napas berat sebelum beliau menjawab.

“Amira, Ayah sama Bunda cuma ingin kamu bahagia. Tapi kamu juga harus mengerti, perjodohan ini dulu disepakati karena kondisi keluarga. Dan Ayah tahu kamu belum siap. Kalau kamu benar-benar mau menolak… kita harus hadapi semuanya pelan-pelan.”

Amira Pov end.

 

AUTHOR POV

Percakapan itu menggantung lama di ruang tamu. Tak ada yang langsung mengambil keputusan besar. Hanya pemahaman-pemahaman kecil yang tumbuh di tengah mereka. Bahwa Amira bukan anak kecil lagi. Bahwa luka masa lalu tidak bisa dijahit hanya dengan niat baik. Dan bahwa mungkin, perubahan itu butuh lebih dari sekadar niat, ia butuh waktu.

Sore berubah menjadi malam. Amira kembali ke kamarnya, menulis sesuatu di dalam jurnal kecil yang selalu dia kunci.

'Kalau memang dia mau berubah, biar waktu yang menjawab. Aku nggak akan buru-buru percaya. Tapi aku juga nggak akan buru-buru membenci.'

Author Pov end.

 

AMIRA POV

Di kamar, aku buka pesan yang sempat Zayn kasih waktu kami berpisah. Satu lembar kecil, tulisannya tangannya sendiri. Agak miring, dan salah satu huruf ‘m’ mirip ‘w’.

“Kalau lo nggak bisa percaya gue sekarang, itu gak papa gue ngerti. Tapi kasih gue waktu. Gue nggak akan kabur lagi.”

Aku mengelus tulisan itu.

“Nggak ada yang minta kamu sempurna, Zayn. Tapi jangan setengah-setengah.”

Amira Pov end.

 

AUTHOR POV

Dan malam itu, keluarga kecil itu diam dalam rumahnya. Tak ada teriakan. Tak ada keputusan terburu-buru. Hanya keheningan yang berisi doa-doa pelan: agar hati mereka masing-masing dikuatkan.

Karena kadang, yang paling mereka butuhkan bukanlah akhir bahagia — tapi kesempatan untuk memilih sendiri jalan menuju ke sana.

Author Pov end.

--

To Be Continued...✨️🫶

1
Tarwiyah Tarwiyah
critanya jngan bertele" kak jdi bosen .maaf ya bukan mksd apa" cuma saran
MayLiinda: Siap. Terima kasih kak atas masukkannya .., 🫶
total 1 replies
Rukawasfound
Baca cerita ini jadi penghilang suntukku setiap hari
MayLiinda: Terima kasih 🙏😊
total 1 replies
Donny Chandra
Bagus banget thor! Bisa jadi film nih!
MayLiinda: Terima kasih .., 🙏😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!